Kategori
Artikel/Opini BERITA Topik Penting WRITING. SHARING.

𝐄𝐦𝐚𝐤-𝐞𝐦𝐚𝐤, 𝐐𝐚𝐭𝐚𝐫 & 𝐅𝐈𝐅𝐀 𝐖𝐨𝐫𝐥𝐝 𝐂𝐮𝐩 𝟐𝟎𝟐𝟐

Gary Lineker. Shakira. Muhammad Salah.
Pengetahuanku tentang persepakbolaan tak banyak-banyak amat.

Gary Lineker favorit ibuku, kebetulan dia juga penyuka serial Lima Sekawan Enyd Blyton. Shakira terkenal karena lagunya 𝘞𝘢𝘬𝘢 𝘞𝘢𝘬𝘢 -𝘛𝘩𝘪𝘴 𝘛𝘪𝘮𝘦 𝘧𝘰𝘳 𝘈𝘧𝘳𝘪𝘤𝘢, 𝘰𝘧𝘧𝘪𝘤𝘪𝘢𝘭 𝘴𝘰𝘯𝘨 FIFA 2010. Muhammad Salah, favorit suamiku. Begitu istimewanya dia sampai publik sampai buat lagu tentang Mo Salah.

Tetiba Qatar dan FIFA World Cup 2022 hadir. Jungkook BTS manggung di sana bareng Fahad Al Kubaisi membawakan 𝘛𝘩𝘦 𝘋𝘳𝘦𝘢𝘮𝘦𝘳𝘴, lagu yang asik banget. Membuktikan bahwa Qatar juga tahu apa yang lagi nge-trend di kalangan anak muda. KPop salah satunya.

Sebagai istri dan ibu yang punya suami dan anak cowo penyuka bola, aku ingin melihat piala dunia ini dalam versi kegembiraan dan sportivitas.

Qatar, bagiku sejauh ini alhamdulillah berhasil menampilkan sisi Islam sebagai rahmatan lil alamin. Walau jilbab wajib, gak ada pemaksaan perempuan harus pakai hijab di sana. Perempuan boleh tak berkerudung, asal sopan. Negara Islam yang selama ini digambarkan porak poranda oleh media, membuktikan diri bahwa kemajuan zaman dan berpegang pada hal prinsip bukan sebuah hal yang harus dipertentangkan.

Kamu bisa tetap berteknologi 5.0, 𝘰𝘱𝘦𝘯 𝘮𝘪𝘯𝘥𝘦𝘥, sholat dan tilawah quran. Kamu bisa tetap sorak sorai mendukung tim kesayangan, selfie sana sini, melakukan selebrasi dan tetap menghargai kultur setempat. Melihat bagaimana orang-orang di luar Arab mencoba berpakaian ala lelaki Arab : berjubah, mengenakan 𝘬𝘦𝘧𝘪𝘺𝘺𝘦𝘩/ 𝘨𝘩𝘶𝘵𝘳𝘢𝘩 dengan lilitan 𝘢𝘨𝘢𝘭 hitam di kepala. Bagaimana kita mencoba menghayati budaya Arab tanpa beranggapan mereka bangsa barbar yang hanya tahu berperang.

Sepanjang perhelatan Qatar FIFA World Cup 2022, berbagai diskusi mengalir antaraku dan suami, juga dengan anak-anak. Bagaimana setelah 2 tahun masa pandemic yang luarbiasa menghantam dunia, piala dunia ini hadir dengan segala gemerlap dan tentu saja pro kontranya.

𝟏. 𝐃𝐢𝐬𝐤𝐫𝐢𝐦𝐢𝐧𝐚𝐬𝐢
Pertanyaan sederhana muncul : Indonesia kok gak ikut piala dunia?
Aku baru tahu, bahwa sepanjang penyelenggaraan piala dunia, setiap benua mengirimkan wakilnya. Tebak saja, benua mana yang mengirimkan wakil paling banyak. 2022 ini benua Asia diwakili : Arab Saudi, Iran, Jepan dan Korsel. Qatar boleh ikut karena tuan rumah. Benua Afrika diwakili : Senegal, Ghana, Tunisia, Maroko, Kamerun. Benua Amerika : AS, Canada, Meksiko, Argentina, Uruguay, Ekuador, Costa Rica. Benua Eropa : Inggris, Jerman, Perancis, Belgia, Belanda, Polandia, Kroasia Wales, Serbia, Spanyol, Swiss, Denmark.
Padahal kalau kontestan dari Asia dan Afrika ditambah, boleh jadi beberapa negara Eropa tersingkir.
Lihat bagaimana Jepang mengalahkan Jerman dan Spanyol, bukan?
Permainan Tunisia dan Kamerun juga gak bisa dianggap remeh.

Yah, dari event-event besar dunia kita jadi tahu bahwa bangsa Asia dan Afrika masih dipandang sebelah mata. Walau dilarang bicara tentang rasialisme, kenyataan rasis seringkali masih terjadi di sekitar kita. Itulah sebabnya, aku senang sekali ketika Jepang dan Korsel lolos 𝘳𝘰𝘶𝘯𝘥 𝘰𝘧 16. Semakin membuktikan bahwa Asia semakin punya posisi dalam berbagai kancah dunia, dan suatu saat Indonesia membuktikan insyaallah.

𝟐. 𝐒𝐩𝐨𝐫𝐭 𝐢𝐬 𝐬𝐩𝐨𝐫𝐭
Biasanya kalau nonton perhelatan olimpiade atau piala dunia, bagi orang awam sepertiku, bagian-bagian ini menjadi titik tekan :
• Mascot
• Warna warni kostum budaya lokal
• Gaya selebrasi
• Upacara pembukaan dan upacara penutupan
• Siapa artis, atau pemain artis yang muncul

Demikian juga dengan Qatar WC 2022. Mascot Laeeb yang lucu, bagaimana upacaya pembukaan yang meriah, tangisan supporter pemenang dan mereka yang kalah. Bagaimana kehadiran Neymar, Messi, Cristiano Ronaldo, dan yang sering menjadi 𝘵𝘳𝘦𝘯𝘥𝘪𝘯𝘨 𝘵𝘰𝘱𝘪𝘤 di twitter : Haji Muhammad Son alias HM Son.

Lalu dalam kemeriahan tersebut, pembelaan terhadap aksi sebuah gerakan muncul.
Sejatinya, aku ingin dalam WC Qatar kita merasakan kemeriahan dan sportivitas, tanpa kampanye apapun yang mencederai keinginan kita untuk menonton sepakbola.

Lho, emang gak boleh ya?
Aku ingat, bahwa sebuah perhelatan olahraga, sebetulnya merupakan gelaran akbar yang akan digunakan untuk menunjukkan jatidiri manusia sesungguhnya.
Konon, negara yang menang sepakbola adalah negara yang memang bisa bekerja sama dalam tim dengan baik. Olahraga juga menunjukkan bagaimana kualitas negara tersebut. Kita melihat pada akhirnya, negara Afrika yang sering dipandang sebelah mata, ternyata membuktikan keunggulan : Senegal, Maroko, Ghana, Kamerun. Apa sih yang terbayang kalau dengar kata Afrika? Kelaparan, perang saudara, pelanggaran HAM. Dengan olahraga, mereka membuktikan bahwa Afrika bukan hanya melulu tentang keterbelakangan.

Jepang dan Korsel membuktikan 𝘴𝘱𝘰𝘳𝘵 𝘪𝘴 𝘴𝘱𝘰𝘳𝘵. Mereka totalitas banget dan berhasil membuktikan diri sebagai negara yang mampu bersaing dengan negara-negara Eropa yang selama ini dianggap maju dalam segala aspeknya.

𝟑. 𝐈𝐦𝐩𝐞𝐫𝐢𝐚𝐥𝐢𝐬𝐦𝐞 𝐨𝐟 𝐕𝐢𝐫𝐭𝐮𝐞𝐬
Selama sekian abad, bangsa Asia dan Afrika dijajah oleh bangsa Eropa. Nilai-nilai kebajikan Eropa dianggap lebih tinggi. Eropa lebih manusiawi, Eropa lebih menjunjung tinggi martabat manusia, Eropa lebih menjunjung tinggi harkat martabat perempuan. Lihatlah Asia dan Afrika. Perempuan yang mengurus keluarga, punya anak banyak, mengurus orangtua yang lansia, berkorban bagi keluarga besar; adalah perempuan-perempuan yang tertindas haknya.

Lihatlah Asia dan Afrika. Kalau ada anak yang harus mengurus orangtua dan menjadi generasi 𝘴𝘢𝘯𝘥𝘸𝘪𝘤𝘩, itu bukan cerminan generasi maju yang harusnya bebas merdeka.

Jadi, konsep kebajikan ala Eropa adalah bebas, merdeka, bahagia. Walaupun itu harus mengorbankan orang lain, termasuk keluarga dan lingkungan. Di Asia dan Afrika, seseorang diajarkan bahwa kebahagiaan itu harus tetap mempertimbangkan kebahagiaan orangtua yang telah merawat anak-anak. Kebahagiaan adalah juga bagian dari keluarga besar, sehingga kita diajarkan untuk tolong menolong. Bukan ‘lo,lo, gue,gue’.

Memang, ada masanya menjadi orang Asia itu tertekan karena sulit mengemukakan pendapat melawan orantua dan keluarga besar. Namun tak selamanya orang Asia merasa tertekan dan terbelakang! Di belakang keberhasilanku berdiri pengorbanan suami, anak-anak, orangtuaku, saudara-saudaraku, tetangga-tetanggaku.

Gelaran Qatar World Cup 2022 ini terlihat sekali gelombang imperialism baru.

Pokoknya, kalian harus tunduk pada bangsa kulit putih!
Kalau mereka bilang 𝘤𝘩𝘪𝘭𝘥𝘧𝘳𝘦𝘦, kalian harus ikut. Kalau mereka bilang, mejikuhibiniu, kalian harus oke. Kalau mereka bilang satu cinta, kalian harus ikut. Kalau kalian nggak ikut, maka itu adalah pelanggaran HAM.

Di dunia timur, keluarga adalah bagian paling utama. Pasangan (suami/istri), orangtua, anak, tetangga, keluarga besar adalah bagian dari denyut nadi kehidupan. Jadi, kalau kami disuruh menyingkirkan itu semua demi gaung satu cinta, demi gaung kebebasan tanpa anak; maafkan, kami tak bisa.
Penjajahan itu sudah berakhir.
Asia sudah merdeka. Afrika demikian juga. Tentu, masih ada negara-negara terjajah yang sedang berjuang menuju kemerdekaan. Dan Qatar, ingin mempersembahkan sebuah simbol kemajuan, nilai-nilai prinsip, kesetaraan dan bagaimana membangun hubungan manusiawi tanpa harus menjajah bangsa lain dengan penindasan gaya lama atau gaya baru.

𝟒. 𝐓𝐞𝐠𝐚𝐤 𝐝𝐢 𝐀𝐭𝐚𝐬 𝐏𝐫𝐢𝐧𝐬𝐢𝐩

Sebagai seorang ibu, aku mengkhawatirkan gelombang imperialisme gaya baru yang melanda dunia, termasuk anak-anak kita. Qatar menjadi contoh unik dan luarbiasa bagi anak-anakku.
Kadang aku bertanya, bisakah kami tetap mempertahankan konsep keluarga, di saat gelombang mejikuhibiniu demikian derasnya?
Kadang aku bertanya, apakah generasi saat ini hanya terpukau dengan hallyu dan wibu-otaku?
Qatar WC 2022 menjawab sebagian besar kekhawatiranku.
Kita bisa tetap tegak pada prinsip walau arus luar demikian deras dan biarkan waktu membuktikan, siapa yang fokus pada prestasi dan kerja keras, tak perlu repot-repot menggaungkan propaganda.
Selain gandrung pada KPop dan Jejepangan, anak-anakku pun menyaksikan bahwa wilayah Asia Afrika, memiliki kemajuan menakjubkan. Termasuk Qatar yang selama ini mungkin hanya dikenal sebagai negara para Emir dan tempat bermukimnya ulama dunia– allahumma yarham syaikh Yusuf Qardhawi.

Qatar membuktikan sisi modern, kekuatan prinsip, keramahan, kekayaan budaya; dapat terus berjalan bersama.
Semoga kita semua bisa suatu saat berkunjung ke Qatar, ya.

Kategori
BUKU & NOVEL Buku Sinta Yudisia Fiksi Sinta Yudisia Jepang Karyaku Kepenulisan Novel Perjalanan Menulis TEKNIK MENULIS

Catatan Kasar /Outline Novel Nona Jepun (2)

Sebelum menuliskan novel atau buku non fiksi, aku terbiasa membuat kerangka kasar. Sulit bagiku untuk langsung berimajinasi dan menumpahkannya ke dalam kata-kata. Walaupun bisa seperti itu, pastinya butuh waktu lebih untuk merangkai secara imajiner di otak.

Daripada terlalu lama  berpikir, berimajinasi, berkhayal yang justru tidak menimbulkan karya jadi; aku memilih membuat semacam mind map. Karena aku termasuk jenis orang yang visual; coretan-coretan kasar ini harus warna warni agar menarik dan nggak membosankan.

Catatan kasar ini juga sering disebut outline.

Apa kelebihan membuat catatan kasar, atau kerangka kasar, atau outline, atau garis besar ini?


1️⃣

Cerita dapat lebih terstruktur sejak awal atau akhir. Kalau ada pengembangan, tidak terlalu jauh melenceng.💡

Melenceng kayak apa sih?

Misal, kita akan membuat cerita adventure sepasang sahabat yang menabung lama untuk bisa jalan-jalan  ke Seoul, Korea Selatan. Tanpa outline, cerita itu akan ngelantur menjadi thriller, horror, romance; bahkan banyak bumbu-bumbu yang kemungkinan gak relevan dengan tema utama cerita.

Pikiran seorang penulis sangat kreatif, imajinatif, dan bahkan sesekali ….liar. wajar saja, karena otak kita sedang teraktivasi untuk melakukan lompatan-lompatan ; yang seringkali merupakan gabungan dari perangkat logika dan situasi emosional.

Kalau lagi stabil, eh…ceritanya oke tuh alurnya. Kalau perasaan lagi bad mood, cerita juga ngelantur sesuai kondisi batin si penulis. Nah, kalau yang ditulis diary sih gak masalah ya. Tapi ini naskah yang akan dibaca banyak orang. Isi kepala orang, pengalaman masing-masing, bahkan bisa jadi beliefs or keyakinan sangat berbeda. cerita  yang terstruktur bisa bikin pembaca dan penulisnya sendiri…bingung!


2️⃣

Outline membuat pikiran terus ter-refresh dengan tema utama cerita. Termasuk karakter tokoh, konflik, dan berbagai macam rencana yang sudah terpatri di benak.💡

Misal, kita ingin membuat cerita tentang tokoh cewek yang tangguh. Kadang, karena terdistraksi oleh film atau berbagai gangguan luar; karakter itu tiba-tiba melenceng jadi cewek yang annoying, manja atau julid. Karakter tangguhnya hilang seketika gegara pikiran juga lagi ngelantur ke mana-mana. Outline membuat pikiran yang liar tertarik kembali ke pusat cerita rencana semula.

Apakah gak boleh ada perubahan karakter?

Tentu aja boleh. Perubahan karekter karena sebuah situasi yang sudah dipersiapkan, bahkan bisa menjadi kekuatan cerita. Tetapi perubahan karakter yang tiba-tiba gegara gegabah dan gak konsisten menulis, bukanlah bangunan cerita yang baik.

Sering gak liat fenomena kayak gini?

Cewek yang tadinya nyebelin, kasar, seenaknya sendiri, selalu punya kemauan untuk dituruti; tetiba jatuh cinta pada seorang pemuda sholih dan langsung berubah total dari penampilan hingga karakter. Dia yang biasa mengumpat-umpat lalu suka mengutip ayat. 

Wah, karakter seseorang harusnya gak berubah sedrastis itu walau lagi mabuk kepayang!

Dia bisa jadi cinta setengah mati sama cowok sholih, tapi  sifat seenaknya sendiri gak mudah hilang. Apalagi, cewek macam gini yang biasanya sangat mandiri; tetiba menjadi penurut dan pasrah banget.

Outline akan menyelamatkan dari ketidak-konsistenan cerita.

Boleh aja fall in love in the first sight , tapi logika cerita tetap harus berjalan. Boleh aja ada kejutan-kejutan dalam cerita, tapi logika cerita tetap harus diperhatikan.


3️⃣

Kebosanan.💡

25%? 50%? 75%? Atau 90%?

Banyak penulis yang bosan sama tulisannya sendiri pas ½ jadi. Atau ½ belum jadi hehehe (tergantung kita ini masuk golongan optimis atau pesimis). Ada yang justru ketika hampir jadi, malah dilanda kebosanan yang banget, banget, banget. Sampai-sampai tulisan tertunda lama.

“Tulisanmu udah jadi?”

“Dikit lagi nih!”

Kalau teman-teman, mentor, editor nanyain ; kita juga jadi geram sama diri sendiri. Kok gak jadi-jadi, sih??? Padahal tinggal seujung kuku lagi jadi (maksudnya seujung kuku kaki Godzilla, kwkwkwk)

Outline membantu agar kebosanan itu bisa diminimalisir. Karena mind map-nya, intisari cerita, juga warna warni spidol yang membuat mata jadi terhibur. Apalagi kalau ada tempelan-tempelan stiker seperti scrapbook.

🟠OUTLINE NONA JEPUN

Aku membuat outline Nona Jepun beberapa pekan, bahkan bulan. Bagiku, menulis bisa selesai 3-4 bulan tapi buat outline bisa memakan waktu lebih lama. Wah, kok bisa?

  • Butuh referensi
  • Karakter tokoh dipersiapkan matang
  • Nyari nama tokohnya aja bisa berhari-hari
  • Setting tempat bisa berubah-ubah. Untuk memutuskan 2 tempat sebagai setting utama cerita yaitu Balamoa dan Banjarmasin, perlu mencari referensi yang cukup dulu
  • Tadinya, mau langsung fokus di daerah Purwekerto yang memiliki sejarah Rumah Papak yang sangat erat dengan jugun ianfu. Tetapi karena kuanggap korelasinya dengan ladang tebu tidak kuat, setting ini diubah
  • Ladang tebu merupakan salah satu wilayah yang sudah lama kuidamkan untuk tampil di cerita, karena merupakan salah satu sejarah yang erat dengan Tegal, kampung halaman suamiku

🟠APAKAH OUTLINE NONA JEPUN  100% DIPAKAI?

Tidak.

Ada yang dihilangkan karena mempertimbangkan jumlah halaman, dan kekhawatiran bahwa cerita akan terlalu bertele-tele. Bahkan menjadi membosankan.

Tapi sesungguhnya, outline yang kusiapkan sudah terbayang seperti apa jika dibuat beberapa seri bukunya. Semisal, kehidupan Mirah dan Ndaru sebagai gadis di masa penjajahan Belanda. Dan kehidupan keduanya pasca Jepang angkat kaki

Namun , outline sungguh-sungguh membantuku untuk menyusun cerita dari awal hingga akhir. Tentu, ketika cerita sudah jadi dan dibaca ulang; ada hal-hal yang terasa “kurang” dan perlu ditambahkan.

Alhamdulillah, Nona Jepun menjadi salah satu pemenang pilihan juri dalam ajang sayembara novel DKJ 2021.⭐⭐

Doakan agar dapat terbit dengan sebaik-baiknya, ya…

🌟 Yang mau baca catatan pertama tentang Nona Jepun (1) , silakan ke mari ya 👉🏻 https://sintayudisia.wordpress.com/2022/02/10/nona-jepun-perjalanan-mencari-ide-1/

Kategori
ANIME Jepang KOREA Mancanegara Manga Quran kami Remaja. Teenager

OTAKU MENGAJI & HALLYU MENGAJI

Masih awal Ramadan, kamu udah punya agenda apa aja?

Kalau belum, ada beberapa agenda yang diselenggarakan Ruang Pelita. Kamu bisa ikut salah satunya atau ikut semua! Cuma acara pelatihannya yang berbayar, sisanya gratizzz. Bahkan ada banyyyaak doorprize buat kamu yang rajin ikut agenda-agenda SPORA (Seek Your Passion on Ramadan).

Agendanya apa aja nih?

  1. 𝐇𝐚𝐥𝐥𝐲𝐮 𝐌𝐞𝐧𝐠𝐚𝐣𝐢 & 𝐎𝐭𝐚𝐤𝐮 𝐌𝐞𝐧𝐠𝐚𝐣𝐢 (gratis)
  2. 𝐘𝐨𝐮𝐭𝐡 𝐓𝐚𝐥𝐤 : 𝐓𝐞𝐦𝐮𝐤𝐚𝐧 𝐁𝐚𝐤𝐚𝐭 𝐌𝐢𝐧𝐚𝐭𝐦𝐮 (gratis)
  3. 𝐑𝐚𝐦𝐚𝐝𝐚𝐧 𝐎𝐧𝐥𝐢𝐧𝐞 𝐖𝐫𝐢𝐭𝐢𝐧𝐠 𝐂𝐥𝐚𝐬𝐬 (berbayar)

Nah, ini comment-comment lucu dari anggota grup OTAKU

Berikutnya comment-comment dari grup HALLYU

Nah, selain saling komen meng komen, ada quote-quote menarik yang dibagikan insyaallah tiap hari. Kayak gini nih!

Yang mau gabung silakan aja yaaa

⛩️OTAKU MENGAJI tinggal klik bit.ly/OTAKUMENGAJI

🥘HALLYU MENGAJI tinggal klik bit.ly/HALLYUMENGAJI

🔎🔎🔎

Nah, kalau ada yang mau intip-intip acara Ruang Pelita yang lain, dengan agenda ⓈⓅⓄⓇⒶ di Ramadan ini alias 𝑺𝒆𝒆𝒌 𝒀𝒐𝒖𝒓 𝑷𝒂𝒔𝒔𝒊𝒐𝒏 𝒐𝒏 𝑹𝒂𝒎𝒂𝒅𝒂𝒏 bisa follow akun @ruang.pelita dan @sintayudisia

Yang ini , ada investasinya, Guys!

Kategori
BUKU & NOVEL Karyaku Kepenulisan Novel TEKNIK MENULIS WRITING. SHARING.

Nona Jepun : Perjalanan Mencari Ide (1)

Mau nulis apa?

Nyari referensi di mana?

Apa kalimat pembuka?

Karakternya siapa aja?

Ketika merencanakan untuk ikut lomba DKJ 2021, aku berniat untuk membuat 2 novel. Pertama, bertema sejarah Indonesia. Kedua, bertema pandemic. Karena aku suka membaca buku dan menonton film bertema sejarah, kupikir akan menyenangkan bila menulis novel bertema sejarah. Lalu, situasi pandemic harus menjadi salah satu sumber inspirasi dan menjadi jejak sejarah bagi perjalanan ummat manusia. Ternyata, aku hanya mampu menyelesaikan 1 novel tepat waktu.

Kenapa Menuliskan Nona Jepun?

  1. Pertengkaran kecil di rumah kami menyisakan jejak di benak. Anak-anakku suka banget nonton anime, baca manga, menikmati musik Jepang. Mulai musik rock macam One OK Rock, Sound Horizon. Girl group macam AKB 48 dan Keyakizaka. Solois macam Kenshi Yonezu, Gen Hoshino dan Kokia.

Ibuku yang telah berusia 80 tahun lebih, suatu saat memergoki kesukaan anak-anak pada jejepangan.

“Kenapa kalian suka musik Jepang?” tegur ibuku sengit kepada anak-anak.

Aku melihat dua generasi yang terpisah jarak waktu, memandang sebuah sejarah negara dengan perasaan bertolak belakang. Ibuku, mengingat Jepang dengan pedih. Aku, hanya mengenal sejarah Jepang lewat buku-buku. Anak-anakku, mengagumi Jepang dengan segala keunggulannya. Remaja sekarang yang gandrung dengan segala hal yang berbau japanese arts akan akrab dengan manga dan anime masyhur macam Attack on Titan, Death Note. Mungkinkah anak sekarang dijauhkan dari kultur Jepang?

Lalu, bagaimana menyikapi dua generai yang berseteru dalam memandang sejarah?

2. Kisah Jugun Ianfu di Natgeo dan berbagai referensi sejarah, rasanya begitu mengiris-iris hati. Korea Selatan terus mengingatkan Jepang atas apa yang pernah diperbuat negara tsb di masa lalu. Generasi terkini tentu tidak terkena dosa leluhur. Namun generasi terkini dari kedua belah negara harus sama-sama belajar apa saja dampak perang.

Aku ingin menuliskan kisah penjajahan Belanda dan Jepang yang dialami bangsa Indonesia, di era 45 yang membuat bangsa ini dilibas kesengsaraan bertubi-tubi. Lepas dari Belanda, jatuh ke tangan Jepang. Bisakah dibayangkan seperti apa babak belurnya bangsa Indonesia?

Jugun Ianfu atau juga disebut sebagai comfort women bukan hanya menimpa Indonesia, tetapi merata di negara-negara yang pernah menjadi jajahan Jepang.

3. Tempat-tempat yang pernah kukunjungi, kutinggali, yang kuhirup udaranya dan kupijak tanahnya; pasti menyimpan jejak nadi kehidupan. Apalagi bila itu menjadi bagian dari Indonesia, ada denyut sejarah hidupku yang berdetak di sana. Suami orang Tegal, pasti ada sejarah yang berkaitan dengan Belanda dan Jepang. Suamiku sekarang bekerja di Banjarmasin, pasti ada jejak Belanda dan Jepang di sana.

Nona Jepun mengambil setting Balamoa, wilayah kabupaten Tegal yang dulu terkenal dengan pabrik gula di zaman Belanda. Banjarmasin, menjadi salah satu titik penting Jepang sebelum menyerbu Jawa. Jepang pertama kali mendarat di Tarakan (Kaltim) lalu bergerak menancapkan kuku di Kalsel, tepatnya Banjarmasin.

Bagaimana Menuliskannya?

Punya ide bagus. Oke, great! Excellent!

Tapi gimana mengeksekusinya? Apa yang harus mulai dituliskan? Sesuai alur waktukah? Dari masa Belanda lalu masa penjajahan Jepang? Membayangkan betapa banyaknya sumber yang harus dibaca sudah membuat pusing. Di mana tempat aku menulis (kamar, ruang tamu) bisa dipastikan berantakan. Buku-buku, kliping, majalah dll bertebaran.

Kusiapkan sketchbook, buku putih tanpa garis. Kucoret-coret rencana cerita. Alur cerita sudah tergambar di kepala. Tapi seringkali, yang ada di kepala berbeda dengan tulisan yang digoreskan tangan. Beda lagi ketika nanti dibaca berulang. Pikiran-pikiran buruk berkelebat.

Gimana kalau sumber referensinya salah, atau kurang?

Gimana kalau ceritanya nggak menarik?

Gimana kalau malah kayak buku sejarah?

Gimana kalau gak selesai tepat waktu?

Bahkan belum nulis, semangat udah maju mundur!

Kulantunkan doa-doa berulang-ulang agar diberikan kesabaran, kekuatan, ketelitian, kemampuan menyelesaikan cerita. Ini bukan bicara tentang kemampuan menulis semata. Ini menyangkut masalah motivasi dan juga ilham. Allah Swt menjadi sumber energi bila di titik-titik tertentu semangat merosot ke angka minus. Apalagi kalau ide cerita lagi buntu. Blank. Black hole!

            Baiklah.

Daripada overthinking, negative thinking.

Daripada berpikir buruk,”ah, nanti kalau gak menang gimana?”

Kenapa gak mulai nulsi aja? Udah, nulis beberapa kalimat yang bisa. Seperti biasa, segera kumulai halaman-halaman di word laptop. Berlagak sudah dapat cerita beberapa halaman. Padahal isinya……(titik-titik). Titik-titik yang banyak. Yang benar-benar diketik adalah dialog. 2 tokoh perempuan bernama Ndaru dan Mirah memang sudah kuputuskan akan menjadi tokoh utama dalam ceritaku. 2 gadis belia dari kasta berbeda yang bersahabat.

Dialog.

Dialog.

Dialog.

Salah nggak papa. Gaya bicara mereka kayak gadis-gadis millennial, gakpapa (harusnya dialog tahun 40-an bukan bergaya lo-gue) . Yang penting cerita mulai mengalir. Setidaknya, benakku yang beku mulai dihangatkan dengan perjalanan berkisah. Nanti percakapan Ndaru dan Mirah bisa diedit, disesuaikan dengan era masa itu. Begitu melihat perjalanan Nona Jepun udah 5 halaman (walaupun isinya berantakan dan kebanyakan titik atau huruf gak jelas) mulailah terpicau semangat untuk mulai menuliskan halaman demi halaman.

Dan…tulisanpun mulai berjalan.

Tidak secepat yang kuharapkan.

Tidak sebagus yang kuimpikan.

Haduh, bagaimana ini?

Katanya mau buat novel sejarah yang cantik, yang mengalir, yang memukau? Kok hasilnya gak beres begini?

(bersambung)

Kategori
Bunda Cantik. Beautiful Mother Hikmah Jepang mother's corner Parenting Pernikahan PSIKOLOGI. PSYCHOLOGY Suami Istri WRITING. SHARING.

Lulusan Jepang, Dapat Beasiswa, Pintar, Tapi kok…

Sejak gadis berprestasi, punya cita-cita tinggi.

Berkali-kali pula mendapatkan beasiswa ke luar negeri.

Lulusan Fukuoka dari universitas bergengsi.

Apakah ia sekarang kehilangan motivasi?

—–

Kak H , sebut aja demikian. Cantik dan lemah lembut, pintar dan penuh sopan santun. Perjalanan menjadi relawan LMI kali ini mempertemukanku dengan seorang perempuan yang unik. Mahir berbahasa Jepang karena bertahun tinggal di sana (ya iyalah! 2010-2017). Ikut AFS tahun 2003-2004 di Tokyo dan diterima di Universitas Kyushu yang bergengsi di Fukuoka. We-o-we!

Mengambil S2 jurusan Bisnis dan Teknologi dengan penelitian tentang Karakteristik Halal Market di Jepang. Sempat menjadi dosen di sebuah universitas di Bandung tapi kemudian memutuskan : tinggalkan semua dan jadilah ibu rumah tangga.

Whaaat?

Trus, mengandalkan pemasukan 100% dari suami?

Membuang sia-sia bertahun ilmu di Jepang dan berkubang dengan permasalahan rumah?

Apakah kak H ini sebetulnya sedang kelelahan dengan tuntutan beasiswa, kuliah, penelitian, akademis, pekerjaan, plus urusan RT sehingga ujung-ujungnya ingin istirahat dari semua tuntutan itu dan beristirahat dengan dogma “menjadi ibu rumah tangga itu mulia?”

Baiklah.

Jepang dan Ibu

Apa yang anda kenal tentang Jepang? Bunga Sakura, mata uang yen, anime, manga, cosplay? Sebutan otaku atau wibu yang tenar di Indonesia; bagi anak muda. Rata-rata, yang ingin ke Jepang memang membayangkan keserbateraturan kota megapolitan, dan membayangkan mencicipi makanan khas yang restorannya  bertebaran di Indonesia.

Menghormati budaya leluhur adalah ciri khas bangsa ini.

Membayangkan perempuan Jepang akan terbayang AKB 48 , penyanyai YUI atau Utada Hikaru. Tetapi, bukan itu sosok yang ditemui kak H dalam kehidupan sehari-harinya di Jepang. Ia melihat, bahwa di Jepang perempuan sangat bangga menyebutkan dirinya sebagai seorang ibu rumah tangga. Salah satu yang dikenal banyak orang adalah, bagaimana IRT di Jepang menyiapkan bento yang cantik bagi anak-anaknya. Rata-rata tidak ada yang memiliki ART sehingga pekerjaan rumah dikerjakan sendiri. Gak ngebayangin deh; belanja masak nyuci sendiri. Belum ngurus anak-anak dan lain-lain. Walau orang bilang, “ah, di Jepang mah enak! Segalanya serba teratur, serba mudah.”

Emang bener juga sih. Tapi tetap aja, jadi IRT itu di belahan dunia manapun selalu melelahkan. Bagi Kak H, ia terkesan sekali selama tinggal di Jepang. Menjadi istri dan ibu itu dengan label di KTP – Ibu Rumah Tangga bukanlah sesuatu yang pantas membuat hati kecil tak bangga.

Transisi Wanita Karier ke Stay at Home Mom

Satu yang kutanyakan ke kak H saat ia memutuskan tinggal di rumah : bagaimana dengan cashflow keluarga? Apakah finansial cukup? Di satu sisi kita percaya rizki urusan Allah Swt, tapi di sisi lain tentu ada kecemasan terutama bagi seorang istri dan ibu : apakah gaji suamiku cukup? Setelah diposkan ke berbagai tempat ternyata secara nominal emang gak bakal cukup!

Apakah masih bisa pasrah : ah, itu urusan Allah?

Bukankah kita harus berupaya maksimal dengan bekal taqwa dan bertawakal di akhir usaha?

Ternyata, ilmu yang didapat kak H sepanjang ia berkelana ke negeri Jepun tak sia-sia. Apalagi bisnis dan teknologi menjadi keahliannya. Ia tahu, meninggalkan dunia kerja pasti punya resiko keuangan. Ia tahu, walau berupaya pasrah, pasti ada resah. Apalagi, ada anak-anak yang butuh dukungan materi immateri.

Jurus kak H ini bisa banget dipelajari adik-adik Muslimah yang kelak ingin berprestasi di dalam dan di luar rumah. Apakah akan menjalani karir di luar atau di dalam rumah, semua kembali pada pribadi masing-masing. Tapi jika seorang perempuan memutuskan full time Mom, kak H ini bisa dicontoh

  1. Sejak kuliah sudah merintis bisnis. Kak H ini emang kayaknya suka bahasa. Ia merintis lembaga bahasa asing bernama Hikari Language Center. Tampaknya ini menjadi tonggak yang bagus bagi siapapun (khususnya perempuan) bahwa merintis usaha apapun sejak dini, terutama masa sekolah/kuliah akan membuat masa depan lebih cerah. Kelak mau punya pilihan ngantor, part time job, full time mom gak masalah. Karena sejak single udah punya tabungan skill, syukur-syukur tabungan finansial.
  2. Ketika sudah menikah, punya anak, lulus S2; kak H ini melanjutkan secara online kursusnya dengan nama baru Hikari Bridge. Bahasa yang ditawarkan adalah Inggris dan Jepang. Siswanya 400 orang dari berbagai belahan Indonesia (mau ikutan daftar juga ah!)
  3. Ketika ada hambatan finansial, berusaha sedekah meski kondisi sempit. Alhamdulillah…ada aja bantuan dari Allah Swt (setuju, kak H!)
  4. Memantapkan hati bahwa kembali ke rumah bukanlah sebuah bentuk dendam, sekedar ingin istirahat, melemparkan tanggung jawab bahwa : “ah, yg wajib nyari duit kan suami!” Bukan seperti itu. Pendidikan al Quran, golden age yang berharga, ingin menjaga tumbuh kembang anak-anak dengan baik adalah cita-cita kak H untuk kembali ke rumah
  5. Ada salah satu quote menarik dari kak H : skill dan ilmu yang bertahun-tahun dipelajari selama ini hanya untuk mempersiapkan diri bekerja dan menjadi karyawan. (Hm, bener juga. Padahal setelah menikah kita bukan karyawan siapapun tapi justru majikan bagi diri sendiri. Gimana punya mindset jadi pemimpin perusahaan yang memajukan semua stakeholder dan mengatur semua sumber daya baik human resources dan financial resources. Kita kan gak selamanya bisa jadi buruh atau karyawan buat pihak lain, kan? )

Makasih banget atas ilmunya ya, Kak H yang Cantik!

Jadi belajar banyak nih, apalagi kita punya kesukaan yang sama : bahasa 😊

————–

#kisahunik #kisahajaib #relawanLMI #silaturrahim #3

Sedekah mudah, sedekah berkah, semoga harta berlimpah.

Infaq dan wakaf bisa dimulai dari 10K saja, lho!

👉 E-wallet atau transfer bank, klik ini aja https://pay.imoneyq.com/laz/lmi/XW1VX

Kategori
ANIME Hikmah Hobby Jepang KOREA mother's corner My family Parenting Psikologi Islam PSIKOLOGI. PSYCHOLOGY Remaja. Teenager WRITING. SHARING.

Strategi Berkomunikasi dengan Remaja

Remaja : diperlakukan seperti anak kecil, diharapkan bisa bersikap dewasa.

Begitu bunyi salah satu quote tentang remaja, manusia  yang berada di rentang usia antara 12-18 tahun. Virginia Satir, pakar family therapy berkata, berbicara dan mencoba memahami remaja tak akan pernah cepat dan mudah. Mereka memiliki ciri khas menentang, lebih suka percaya teman, suka menyembunyikan sesuatu dari orangtua, mood swing dan sulit berkomunikasi dengan orang dewasa.

Aku suka menyelami dunia remaja.

Bagiku, remaja adalah makhluk rentan yang rapuh dengan potensi luarbiasa. Anak-anak pintar yang pemberontakannya sering dianggap sebagai kedurhakaan dan pembangkangan, padahal mereka sedang belajar menapaki jalan hidup kedewasaan. Mendekati dunia mereka, salah satu cara yang kutempuh. Musik, film, drama, komik, animasi, novel dan sejenisnya. Termasuk mencoba menulis di platform menulis online.

Kadang capeeee.

Ya, iyalah.

Dunia remaja sangat dinamis.

Rasanya jantung ini ikut berdegup-degup mengikuti alur dunia remaja. Misal, menelusuri jejak KPop. Ikut “ngenes” lihat para boyband atau girlband yang diperlakukan mistreatment oleh manager mereka. Duh, kasihan banget GOT7, Pristine, Stellar, 2PM dan sejenisnya. Duh, kasihan banget mereka yang masih muda-muda sudah harus diet superketat sebagai idol; belum lagi menjadi sasaran haters  lantaran kiprah di dunia entertainment.

Terhenyak jika menyaksikan akhir-akhir ini mendengar beberapa anggota boyband girlband mengalami gangguan psikologis cukup parah karena kejamnya industri hiburan. Pingin rasanya bisa memberi layanan konseling ke mereka, para idol yang rata-rata usianya belasan tahun! Anggota boyband girlband yang masih remaja, termasuk remaja kita, rawan mengalami gangguan psikologis karena berbagai factor : perseteruan dengan orangtua (keluarga), tekanan akademis, lingkungan, sosial media dan factor internal diri remaja yang memang sedang gelisah dengan lifecrisis.

Dunia remaja sangat dinamis.

Memfollow akun-akun IG dan twitter mereka, kadang geli dan tegang juga dengan berbagai macam kalimat-kalimat berseliweran. Abaikan EYD/PUEBI! Sudah tidak ada panduan huruf kapital, titik koma, batasan akronim. Kadang-kadang berseliweran kata-kata tak pantas dan menyaksikan para akun itu saling perang sendiri.

Dunia remaja sangat dinamis.

Yang lucu-lucu nyeleneh macam Istaka, atau lucu informatif macam Bintang Emon dan Hirotada Radifan. Kalau aku sedang mengamati anime, maka kubuka akun youtube Senior Anime atau Abdi Kos. Di IG sendiri, banyak akun informatif yang bagus-bagus kalau kita ingin mendalami jejepangan atau hallyu.

Apa bagusnya mengikuti dunia remaja yang dinamis?

Pertama, suasana riang dan lucu.

Terus terang, dunia orang dewasa kadang begitu berat, jenuh dan penuh pertikaian. Mengamati berita politik, ekonomi, pandemic; belum lagi saat mengurusi klien-klien sangat menguras tenaga. Mengikuti dunia remaja yang riang dan ringan, bisa membawa suasana hati ikutan happy. Akhirnya, jiwa kita kembali gembira dan bisa menghadapi persoalan-persoalan berat lagi.

Kedua, kreatifitas.

“Ngasih nasehat jangan overdosis dong, Mi,” celetuk anakku.

Rasanya  mangkel dengarnya. Tapi apa benar orangtua overdosis?

Setelah mengamati akun-akun anak muda, mereka sering buat postingan infografis yang ringan tapi bermakna. Tentang makna kebebasan dikaitkan dengan anime, tentang kehidupan sekolah dikaitkan dengan anime. Aku jadi belajar : oh, kenapa gak begitu cara kita menyampaikan kebaikan? Simple, singkat, santai. Tapi maknanya dalam.

Berarti, gayaku memberi nasehat kadang-kadang overdosis ya?

Maka, kalau anak-anakku bersitegang sering kusampaikan.

“Inget nasehat Levi buat Eren Jeager!” kataku.

Simple, singkat, santai. Selesai. Nggak perlu nasehat panjang-panjang yang overdosis.

“Diih, Ummi! Apa-apa dikaitkan AoT! Emang kenapa segitunya?”

“Kalau berkesempatan ke Jepang dan bisa ketemu; Ummi pingin tahu deh berapa IQ nya Hajime Isayama, Hiroyuki Sawano sama Linked Horizon. Pingin tau proses kreatif mereka juga.”

Karena lumayan intens mengamati Korea Jepang, beberapa orang menganggapku pengamat budaya pop culture. Kadang aku diundang untuk mengisi kajian parenting, atau kepenulisan, atau psikologi, atau motivasi; dalam kaitannya dengan budaya pop culture. Cukup banyak orangtua yang pada akhirnya tersadar, kami sama-sama overdosis ketika melakukan pendekatan ke anak-anak. Nasehat ini, perintah itu, ancaman  begitu, petunjuk begini.

Syukurlah, beberapa orangtua mulai mencoba gaya pendekatan berbeda untuk anak mereka. Anakku cerita.

“Ummi, temanku cerita. Mamanya keranjingan anime kayak Ummi!”

Hahahaha.

Aku mencontohkan pada anakku bagaimana mengatur waktu untuk menonton anime dan baca manga. Semua harus diatur. Kalau gak, habis waktu kita buat hiburan.

“Nak, Ummi jatah dari jam sekian sampai jam sekian buat baca komik online. Kalau gak dibatasi, maunya berjam-jam buka situs manga!”

Setelah pendekatan demi pendekatan, komunikasi yang terbangun, kedisiplinan masyarakat Jepang dan Korea yang bisa dijadikan contoh; anak-anakku mencoba untuk menjadwal pola sekeharian hidup  mereka. Buat apa gandrung Jepang Korea kalau gak mengambil manfaatnya? Kutekankan : “Lihat tuh anggota KPop, berapa jam sehari latihan? Bangchan (leader – Stray Kids) hanya 3 jam sehari tidur.”

Kedispilinan dan kerja keras Jepang dan Korea ini harus menjadi salah satu nilai yang perlu dicontoh oleh remaja kita. Semoga, dengan semakin harmonisnya hubungan orangtua-remaja; anak-anak merasakan kehangatan rumah dan mereka berkenan untuk curhat apapun kepada orangtua.

“Kita butuh 4 pelukan sehari untuk bertahan hidup. Kita butuh 8 pelukan sehari untuk menjalani hidup. Kita butuh 12 pelukan sehari untuk tumbuh berkembang.” ~ Virginia Satir

Strategi berkomunikasi dengan remaja :

  1. Banyak menghabiskan waktu bersama mereka
  2. Ubah gaya pendekatan
  3. Humor
  4. Beri nasehat, tapi jangan overdosis

*Catatan singkat berbagai perjumpaan mengisi acara parenting terkait komunikasi remaja & pop culture

Belajar dari Attack on Titan (2) : Apa Penyebab Kreativitas Hajime Isayama?

Hajime Isayama atau Isayama-sensei mungkin belum termasuk most prolific manga artists sepanjang sejarah manga sejak Astro Boy karya Osamu Tezuka diluncurkan. Tetapi, para penggemarnya di seantero dunia sampai bertanya-tanya ,”Apakah mungkin ada lagi manga series se-epic ini di kemudian hari? Apakah ada anime yang ditunggu-tunggu kehadirannya, sampai para fans berlomba membuat berbagai macam prediksi di akun-akun mereka terkait bagaimana akhir hidup Eren Jeager si tokoh utama?”

Seperti biasa, kalau saya kagum pada seseorang, jadi pingin cari tahu seperti apa sih latar belakangnya? Orangtuanya? Sekolahnya? Kepribadiannya dll? Sama seperti ketika ngefans berat pada Khabib Nurmagomedov yang mengantarkan pada pemahaman bahwa dengan tangan dingin sang ayah, Abdulmanap Nurmagomedov, sosok Khabib bisa muncul.

Berikut adalah beberapa fakta terkait bagaimana kreativitas & imajinasi Isayama-sensei muncul.

  1. Ayahnya melarang ia menjadi mangaka.
  2. Mengalami bullying
  3. Inferior-complex
  4. Desanya mirip Wall of Maria
  5. Kesukaan pada Jurrasic Park
  6. Tetaplah jadi anak-anak!

Poin 1. Well, ternyata ayah Isayama melarang anaknya jadi komikus. Hahaha. Di dunia di mana anima manga menjadi salah satu pemasukan besar bagi negara Jepang, masih ada lho orangtua yang melarang anaknya jadi komikus. Apalagi Indonesia! Tapi ternyata, larangan orangtua bisa jadi sebuah api dalam sekam yang akan meledakkan potensi anak suatu ketika. Jadi, apakah orangtua sebaiknya menyalurkan atau memendam bakat anaknya? Itu ada bahasannya tersendiri nanti.

Poin 2. Isayama mengalami bullying di waktu sekolah. Maka, tokoh antagonis musuh Eren Jeager digambarkan sebagai Titan dengan ukuran 2 m, 10 m, sampai 50 m. Ia mengatakan bahwa seseorang yang di-bully selalu menghadapi tekanan dari pihak  luar yang memiliki fisik besar atau memiliki pengaruh besar. Pengalaman masa kecil sangat berpengaruh pada kreativitas dan imajinasi seseorang.

Poin 3. Inferior complex. Introvert, tak mudah bergaul, asosial, buruk di akademis dan olahraga. Ya, apa yang bisa dibanggakan Isayama di masa sekolah? Cewek tak mendekat, temanpun jarang. Tapi, banyak orang dengan tipe kepribadian ini yang cocok jadi artis. Kesendirian mereka menciptakan satu ruang luas untuk berkreativitas dan berimajinasi. Ruang sunyi yang diramaikan oleh pikiran-pikiran dan gagasan sendiri tentang bagaimana membangun dunia baru – building new world. Banyak mangaka Jepang yang sukses membangun dunia baru dalam kisah-kisahnya. Hikikomori memang salah satu ancaman bagi Jepang. Paradoksnya, bila orang kreatif + introvert bisa menemukan jati dirinya dalam dunia ini, mereka justru bisa berkarya. Tentu, tak semua hikikomori baik, ya! Karena kalau bertahun-tahun mengurung diri juga tak sehat.

Poin 4. Desa kecil Isayama di Oita, dipagari oleh gunung-gunung. Ia sering berpikir, kapan ya bisa keluar dari kampung halaman?  Ia sering merasa terkekang di sana dan ingin sekali melihat dunia luar. Hayo, mirip pemikiran siapakah itu? Yup. Pemikiran Armin Alert dan Eren Jeager untuk keluar dari 3 lapis tembok : Wall of Sina, Wall of Rose, Wall of Maria. Ketika saya menuliskan kisah Hantu Kubah Hijau, setting itu banyak saya ambil dari kota Tegal, tempat asal suami saya. Novel Rose, setting Yogyakarta kota kecil saya. Bulan Nararya, setting Surabaya tempat tinggal saya.

Poin 5. Kenapa tokohnya Titan makan orang? Karena ia terinspirasi dari film Jurrasic Park, tentang bagaimana hewan besar memakan manusia. Banyak seniman terinspriasi dari film-film atau buku masa kecil. Steven Spielberg misalnya.

Poin 6. Tetaplah jadi anak-anak! Waaah, saya terpukau sekali sama quote ini sampai-sampai masuk ke novel online saya di kwikku.com Half of Lemon (https://www.kwikku.com/novel/read/half-of-lemon)

Ketika Isayama diwawancarai, kenapa bisa punya imajinasi begitu dengan cerita yang begitu menakjubkan berikut tokoh-tokoh yang membuat pembaca & penonton sampai termehek-mehek?

“Banyak temanku ketika kecil ingin jadi mangaka. Ketika mereka besar, mereka berhadapan dengan dunia realita. Benturan harapan dan realita membuat mereka harus memilih, seketika itu juga impian mereka pudar. Aku? Sepertinya aku tak pernah tumbuh dewasa dan tetap menjadi anak-anak.”

Kata-kata itu betul-betul inspiring, terutama saya yang seringkali merenung mengapa banyak lelaki/perempuan tidak dewasa ketika usianya sudah mataang. Saya jadi teringat film Big– debut Tom Hanks pertama kali. Film itu berkisah dan mengkritik, mengapa perusahaan mainan justru menyewa tenaga professional orang-orang dewasa yang tidak mengerti untuk apa sebuah mainan diciptakan? Permainan membosankan! Mahal, pula.

Ketika Tom Hanks kecil -dengan bantuan sebuah mesin impian- berubah menjadi dewasa, kelucuan muncul. Tom Hanks dewasa, dengan “children inside” di dalam dirinya, bisa membawa perusahaan mainan tersebut lebih dinamis. Dengan mainan-mainan edukatif yang menyenangkan, bukan hanya mainan mahal yang hanya bertujuan gengsi semata.

Ya.

Bagi sebagian profesi, tetap menjadi anak-anak adalah kunci.

Anak-anak adalah sumber kreativitas dan imajinasi tak terbatas. Mereka tidak takut dicela, tidak takut gagal, tidak takut berbeda. Orang dewasalah yang mengharuskan mereka mengambil patron tertentu.

Tetaplah menjadi anak-anak. Quote itu saya masukkan ke dalam Half of Lemon. Ada banyak anak muda yang resah dengan dirinya :  mengapa aku berbeda dengan yang lain? Mengapa aku masih suka nonton Upin Ipin, suka boneka, suka mainan robot, suka gambar-gambar? Mengapa aku tidak bisa menyukai apa yang disukai orang dewasa? Tidak ingin jadi ASN, tidak ingin masuk fakultas mainstream, tidak sesuai dengan keinginan orangtua?

Sesungguhnya, kedewasaan bukan ditetapkan oleh sekedar kesukaan. Tanggung jawab dan kemandirian, itu lebih menjadi karakter utama. Jadi, kalau ada anak kita yang menekuni dunia anak-anak : guru PAUD, buku cerita anak, komik, animasi, penulis dan dunia kreatif lain; kemungkinan dalam keseharian mereka masih tampak kekanakan dengan ide dan perilaku. Tapi bukan berarti mereka tidak menjadi dewasa dalam pengertian yang sesungguhnya!

Ada kemiripan antara saya dan Isayama-sensei. Mungkin juga kesamaan dengan para penulis dan pekerja kreatif lainnya. Kami, masih punya sisi anak-anak sampai sekarang 😊

Kategori
ANIME Hikmah Jepang KOREA Manga Musik My family Parenting PSIKOLOGI. PSYCHOLOGY Remaja. Teenager Topik Penting WRITING. SHARING.

Beda budaya Jepang dan Korea apa sih?

Ketika saya bolak balik ngisi acara tentang Korean Wave, beberapa remaja yang nyenggol, “Bun, sekali-sekali bahas Jepang, dong!”

Dua negara ini bertetangga, seperti Indonesia dan Malaysia. Dua negara ini pernah berseteru dan sekarang berkompetisi dengan keunggulan masing-masing. Bagi para orangtua, budaya Korea dan Jepang sekilas terlihat sama. Ada musiknya, ada dramanya, filmya, juga boyband girlband. Tapi bila ditelusuri lebih jauh, banyak sekali perbedaan yang mengacu pada keunikan masing-masing.

Karena bahasannya pasti panjang, saya coba persingkat aja ya.

  1. Musik

Musik Korea dan Jepang sangat berbeda walau ada yang sama.

Korea :

Kita mengenal KPop yang mendunia. Yang tenar tentu boyband dan girlband. Selain berbentuk grup, ada juga yang solo dan grup band. Boyband sebut saja BTS, Exo, Stray Kids, NCT, Seventeen dsb. Girlband Blackpink, Red Velvet, Twice, dll. Ciri khasnya mereka bisa menyanyi, menari dan ada visual yang menarik.

BTS, EXO

Penyanyi solo yang bagus dari Korea juga banyak : BoA, IU, Taeyon, Gaho, Shawn.

Grup band yang mulai dikenal adalah Lucy dll. Grup band ini lebih mengandalkan kemampuan main musik seperti gitar, bass, biola, dsb

Jepang :

Musik Jepang sangat beragam mulai yang berbentuk girlband – boyband, solo sampai yang grup band. Penyuka musik Jepang mungkin akan sulit berpindah ke musik Korea karena musik Jepang sangat unik : vocaloid, moe-moe, ballad, rock metal, pop, dsb. Rock nya sendiri ada yang  modelnya theatrical seperti Linked Horizon. Mengupas satu aja, misal, vocaloid bisa panjang banget. Orangtua yang belum kenal apa itu vocaloid, coba cari Hatsune Miku. Lagunya amat sangat dikenal, terutama anak-anak TK dengan senam Pinguin. Tahu kan?

Linked Horizon

Menariknya, musik Jepang sangat dikenal dunia bersamaan dengan anime. Penyanyi dan grup band yang mengisi soundtrack anime bukanlah artis sembarangan. Inuyasha, Bleach, Naruto, Sailormoon , Attack on Titan…adalah sedikit film yang bisa saya sebut di mana musik-musiknya menjadi karya seni yang luarbiasa.

Cobalah simak Jiyuu no Tsubasa, Guren no Yumiya dan Shinzou wo Sasageyo.

Sangat cocok didengar agar kita punya nasionalisme terhadap negeri kita tercinta, utamanya kalau kita sudah merasa negeri ini kayak distrik Shiganshina yang diserang Titan kwkwkwk.

2. Film

Korea :

Film-film Korea justru lebih menyentuh realita. Kalaupun ada yang fantasi kayak Along with The God, tidak terlalu absurd. Begitu bagusnya Korea buat film berdasar realita sampai-sampai banyak banget film bertema patriotism yang laris manis di pasaran. Coba, mana ada film tentang perang kemerdekaan yang bisa box office kayak punya Korea? Mau yang setting tradisional seperti The Admiral, War of the Arrow dll. Atau mau agak modern seperti Age of Shadow, The Spy Gone North, My Way, Tae Gu Ki, dll. Sudah nonton Parasite kan? Nah begitulah bagusnya Korea buat film berdasarkan dunia realita.

Tae Guk Ki, Parasite

Jepang :

Jepang suka buat film absurd walaupun film tentang realitas seperti Shoplifter menang Cannes 2013.

Horror Jepang alamaaak, ngeri. Ring, Juon, dsb. Jangan nonton kalau emang nggak kuat jantungnya. Film Jepang banyak yang aneh-aneh, baik bertema humor kayak Ninja Kids atau Gintama. Ataupun yang thriller macam Coldfish atau Noriko’s Dinner Table. Kalau mau lihat film Jepang, simak benar-benar reviewnya.

Film-film Jepang yang dikenal di Indonesia dan cukup aman disimak seperti Kenshin, 13 Assasin, The Grave of Fireflies.

3. Anime

Korea :

Animasi Korea belum dikenal luas seperti punya Jepang. Beberapa animasi Korea mulai dikenal dunia seperti Larva, Tower of God, God of High School, dsb. Walaupun sebagian pengerjaannya masih digarap Jepang.

Animasi Korea, mirip seperti film-filmya dan dramanya, sangat menyentuh dunia realita. Korea ketika menggarap produk seni berdasar kisah realitas sehari-hari patut diacungi jempol.

Larva, Tower of God

Jepang :

Bicara anime Jepang, tak bisa cukup satu dua halaman. Jepang menjadikan animasi sebagai salah satu produk unggulan negrinya dan pemasukan devisa yang besar. Pantas saja anime Jepang benar-benar digarap serius. Studio animasi Jepang tak terhitung banyaknya : Wit Studio, MAPPA, Pony Canyon, Ghibli, dll.

Anime Jepang digarap sangat apik dan seringkali merupakan adaptasi dari manga atau komiknya. Attack on Titan, Death Note, Bloody Monday, Fullmetal Alchemist dan masih banyak lagi. Seringkali terjadi produk seni parallel : manga – anime – movie/ live action – teater. Black Butler misalnya. Konsep teatrikalnya juga sangat mengesankan, sebagaimana manga – anime – movienya.

AOT arah jarum jam ( 1, 2, 3 )

Untuk anime, bisa dikatakan belum ada yang mengalahkan Jepang. Walau negara-negara lain seperti Korea dan China sudah mulai menembus pasar dunia dengan animasi dan komiknya.

4. Manga (Jepang) atau Manhwa  (Korea)

Korea :

Komik Korea baik yang versi cetak atau online (webtoon) tak diragukan lagi dikenal luas di kalangan masyarakat dunia. Yang laris manis di pasar, biasanya dibuatkan drama serial atau movienya. Cheese in the Trap, Lookism, Itaewon Class, Stranger from Hell adalah beberapa webtoon terkenal Korea yang sudah diadaptasi ke dalam bentuk film serial.

Penggambaran komik Korea dan Jepang terasa sekali penggambaran tokoh-tokohnya. Sama seperti film, drama dan sejenisnya; Korea Jepang seperti dunia realita vs dunia imajinasi. Produk visualnya pun begitu.

Jepang :

Komik Jepang sangat terkenal di negerinya. Umumnya, para mangaka  atau komikus, berjuang untuk menembus majalah komik seperti Shonen Jump Weekly. Di Indonesia, anak-anak sangat mengenal komik Jepang seperti Conan, Naruto, Black Butler, Attack on Titan, Death Note dst.

Black Butler, Death Note

Perlu diketahui orangtua, komik tidak selalu diperuntukkan bagi anak-anak. Banyak komik-komik Korea dan Jepang yang peruntukkannya bagi orang dewasa sehingga adegan cintanya pun boleh jadi tidak lazim ditemui di Indonesia.

Produk visual Jepang sangat detil bahkan untuk unsur ornament, renda, dsb. Lihatlah Black Butler, bagaimana Yana Toboso menggambar detil pakaian bangsawan Eropa padahal itu cuma komik lho…

Anima & manga Jepang juga sangat dikenal karena building a new world : dunia yang sama sekali belum pernah ada! Dunia Naruto, dunia Attack on Titan, adalah dunia baru yang membuat kita terinpirasi oleh sistem persenjataannya, sistem militer, politik, teknik berterung dll.

5. Idol dan artis

Korea :

Artis Korea terutama idolnya, justru dibuat sedekat mungkin dengan fans. Sampai-sampai ada istilah fanservice. Kita bisa tahu sedetil mungkin kehidupan anggota EXO atau Red Velvet. Kebiasaan di dorm, trainingnya, bapak ibunya siapa, makanan kesukaannya apa, sampai hari ini dia lagi ngapain. Hal sedetil-detilnya bisa diketahui lengkap dengan googling dan buka youtube.

Begitu dekatnya fans dengan idol, sampai-sampai fans seringkali turut campur terlalu dalam ke kehidupan si artis. Masih ingat Chen Exo yang dihujat habis-habisan gegara ia menikah, kan? Nah, kalau Korea , idol sudah menjadi milik masyarakat sehingga sampai kehidupan kamar dan masa lalunya jadi konsumsi publik.

Jepang :

Artis Jepang sangat menjaga privasi. Boro-boro tahu kehidupan pribadinya. Kadang, seumur-umur yang muncul adalah nama samaran. Bahkan, gak mudah mendapatkan info pribadi di internet. Saya pingin tahu siapa Yana Toboso, mangaka Black Butler aja, susah setengah mati. Googling gak dapat-dapat. Saya suka lagu-lagunya KOKIA, karena dia sering menyanyi dengan tema binatang : beruang, paus, singa, zebra dsb (sweet songs!) tapi gak begitu banyak yang didapat.

Artis Jepang sangat tertutup.

Maka ketika Haruma Miura, pemeran utama Attack on Titan meninggal, kita bertanya-tanya : kok bisa? Tak seorang pun tahu informasi kehidupannya. Beda dengan kematian Sully anggota f(x) yang mati bunuh diri, kita bisa tahu penyebabnya yang berasal dari komentar-komentar jahat.

Haruma Miura , Sully

Nah, itulah sekilas beda budaya Korea Jepang yang akan saya simak insyaallah Sabtu, 10 Oktober 2020 bersama Sinar Cendekia Boarding School, Telaga Sindur

Kategori
ANIME Jepang Manga Parenting WRITING. SHARING.

Attack on Titan : Belajar Rantai Komando & Makna Pahlawan (1)

Shinzou wo sasageyo!

Dedicate your heart!

Berjuang sepenuh hatimu!

Itu yang diserukan komandan Erwin Smith saat merekrut Recon Corp yang hanya tersisa beberapa orang. Ya, siapa juga yang mau bergabung dengan kesatuan yang tiap kali survey ke luar benteng, hanya beberapa gelintir pulang selamat.

Jujur, inilah serial anime yang usai menonton season 1-3 benar-benar menancap ke benak dan menunggu-nunggu final season 4.

Perkenalan dengan Attack on Titan atau dalam bahasa Jepangnya Shingeki no Kyojin sebetulnya nggak sengaja. Sebagai psikolog, awalnya yang membuat curiuos mind adalah kematian Haruma Miura, tokoh utama live action AOT. Banyak pemberitaan dan youtube tentang Haruma Miura kusimak. Menelusuri perjalanan hidupnya, sampailah pada film AOT yang menuai kritik pedas dari berbagai kalangan. Masalahnya live action AOT jauuuuh banget dari animenya.

Sampai sini tertarik? Belum.

Bahkan kucoba berkali-kali lihat trailer live action AOT, sama sekali gak ada keinginan buat nonton. Ketertarikan itu muncul setelah lihat video live perhelatan Shingeki no Kiseki. Salah satu opening AOT Shinzou wo Sasageyo benar-benar kolosal luarbiasa. Sampai kutelusuri berbagai reaction terhadap pentas ini. Lambang keberanian dan dedikasi prajurit : genggaman tangan kanan mengepal diletakkan di dada kiri, sembari berseru shinzou wo sasageyo!

Sebagus apa film anime Attack on Titan sampai-sampai OST nya dibuat dalam berbagai macam bahasa : Jepang, Inggris, Jerman?

3 tembok raksasa : Wall of Sina, Wall of  Maria, Wall of Rose

Akhirnya, mau tak mau karena penasaran banget aku coba nonton AOT season satu.

“Paling-paling ceritanya pahlawan yang terpinggir. Lalu mengalami penderitaan hebat, lalu bertekad bangkit,” begitu pikirku. “Atau ada adegan cinta antara para pahlawan. Atau antara pahlawan dan musuhnya , jadi muncul konflik batin,” begitu pikirku lagi.

Tapi ternyata lebih dari itu!

Benar-benar di luar ekspektasi.

Di situlah, kukatakan pada anak-anak, “Tahukah, Nak? Masih ada orang-orang seperti klan Eldia terkurung  dalam tembok. Memimpikan melihat luasnya dunia…Palestina.”

Inti dari cerita itu adalah 3 sekawan inti : Eren Jeager, Mikasa Ackerman, Armin Alert yang melihat kekejaman Titan pemakan manusia. Ibu Eren bahkan tewas di depan mata putranya ketika masih kecil. Penderitaan itu mengantarkan mereka ke pengungsian dan akhirnya keinginan bergabung sebagai pasukan.

Lika liku latihan, terjun pertama kali keluar tembok Wall of Sina untuk bertemu langsung dengan Titan , pulang dengan perjuangan, ejekan rakyat yang mengatakan mereka pasukan tak berguna hingga intrik politik benar-benar mencengangkan.

Tokoh-tokoh AOT memiliki perkembangan karakter yang benar-benar menawan.

Eren Jeager, tokoh utama cerita, dikisahkan emosional. Temperamental. Ingin maju sendirian. Di bawah asuhan Kapten Levi Ackerman dan Komandan Erwin Smith perlahan ia menjadi dewasa dan bijak.

Ada beberapa potongan kisah yang terus terngiang di telinga.

  1. Pertama kali Eren bergabung dengan kesatuan Levi dan harus keluar tembok. Ia berkelompok dikejar oleh Human Titan. Saat itu, dengan kekuatannya, Eren bisa mengalahkan musuh. Tapi ia ragu, apakah itu akan membuat teman-temannya mati? Levi berkata, “Aku tak akan pernah bisa membantumu memutuskan. Maju sendiri atau bergabung bersama kesatuan, tak ada jawaban pasti. Satu yang kusarankan : ambillah keputusan yang tak akan kau sesali.”

Sepanjang film memang kita akan belajar tentang konflik jiwa manusia. Bergabung dengan Recon Corp dan siap mati sewaktu-waktu di luar benteng, atau di Police Military yang berlimpah uang, atau berkedudukan terhormat sebagai pelindung raja?

Apakah kita lebih baik memutuskan sendiri dan maju seorang diri dengan kemampuan diri yang dahsyat, atau kita memutuskan bersama teman-teman di bawah kesatuan komando?

Sepanjang season 1-3, terjadi diskusi antara kami.

“Lihatlah, Nak. Begitulah dalam Islam. Dulu ketika terjadi perang Badar, Uhud, Khandaq;  sangat penting kesatuan komando.”

Film ini bagus sekali megnajarkan anak-anak tentang rantai komando.

Dalam kondisi terdesak sekalipun saat bertarung dengan titan, para petinggi Recon Corp selalu mengingatkan tentang rantai komando.

Ketika Erwim terluka, ia serahkan komando pada Levi. Ketika Levi harus maju perang, ia serahkan kelompok kecil pada Armin. Ketika kelompok Armin terdesak terjadi perdebatan bagus.

“Armin! Kita tunggu komandomu! Apakah maju atau mundur!” seru pasukan tersisa.

Armin, yang cerdas tapi tidak jago perang, ragu-ragu. Melihat contoh dari Erwin dan Levi, ia kemudian berkata, “Levi sudah menjadikanku pemimpin. Tapi aku tak bisa memutuskan. Maka aku meminta Jean saat ini menggantikanku di posisi perang. Jean, apa pendapatmu?”

Masyaallah.

Rantai komando dan ketaatan pada pemimpin, membuat kesatuan Recon Corp yang semula tampaknya bakal jadi santapan empuk titan-titan ganas termasuk Armored Titan dan Colossal Titan, berbalik menjadi pasukan kecil yang menakutkan.

2. Historia Reiss adalah gadis cantik paling malang sedunia yang bergabung di Recon Corps. Ia anak haram dari bangsawan Rod Reiss, ibunya sama sekali tak pernah mempedulikannya, dan ayahnya hanya memanfaatkan keberadaan dirinya untuk kepentingan pribadi. Ketika pada akhirnya jati dirinya terkuak dan ialah yang seharusnya menjadi Ratu Eldia, para sahabat menyuruhnya mundur.

“Kedudukanmu sebagai ratu lebih penting, Historia! Kamu harus selamat! Jangan maju berperang melawan Titan!”

Dengan gagah berani Historia berkata, “apakah menurutmu, rakyat akan taat pada seorang ratu hanya dengan mendengar namanya disebut?”

Ia membuktikan memiliki kemampuan menghancurkan Titan bersama teman-teman pasukannya di depan rakyatnya, sehingga rakyat memiliki kepercayaan penuh pada ratu dan Recon Corp.

3. Eren Jeager tidak pernah merasa istimewa. Berkali-kali ia gagal mengubah dirinya menjadi Human Titan. Ia putus asa karena seringkali kehadiran Eren membuat banyak temannya tewas. Di saat nyaris kehilangan harapan, ia teringat masa kecil dulu saat digendong ibunya melihat iring-iringan Recon Corps pulang. Seorang prajurit yang mengenal Carla (ibu Eren) menyapanya. Dan Carla berkata ,” anakku Eren adalah anak istimewa. Kehadiran dan kelahirannya saja, sudah menjadikannya istimewa.”

Itulah yang diteriakkan Eren pada teman-temannya ketika mereka dalam kondisi terdesak.

“Kalian lahir ke dunia! Kalian adalah orang-orang yang istimewa!!”

Teriakan Eren mampu membangkitkan semangat pasukan yang terpojok dan goyah.

NB : sekalipun film animasi, tidak cocok untuk anak kecil ya 😊

(Bersambung)

header :

https://www.moviemania.io/wallpaper/dt13p61b2-attack-on-titan

Kategori
Artikel/Opini Cerita Lucu Hikmah Jepang mother's corner My family PSIKOLOGI. PSYCHOLOGY RESENSI Sirius Seoul WRITING. SHARING.

Orang Tua Tumbuh Lebih Baik : Anime Mirai no Mirai

Ngakak. Ketawa seru. Tapi juga ada haru.
Satu lagi film anime yang mencuri hatiku. Sudah lama pingin nonton film ini tapi gak sempat-sempat, barulah sekitar sepekan lalu sempat nonton dan baru sekarang sempat pula buat reviewnya.

👶👧👩‍🦳👨‍🦳

Film ini buat anak-anak atau orangtua, sih?
Jawabku : segala umur.
Kenapa?
Bisa ditonton anak TK karena animasinya imajinatif dan ala-ala anak-anak banget. Adegan Kun bertemu si “pangeran” , Mirai dari masa depan dan naik kereta menuju Pulau Penyendiri; ini tema yang imajinatif banget karena cuma anak-anak yang punya imajinasi tak terbendung macam itu.
Bisa ditonton orangtua, sebab diskusi yang terbangun antara suami istri benar-benar menarik. Bagaimana sepasang suami istri , orangtua Kun, belajar menjadi ayah dan ibu dari 2 orang anak. Belajar bagaimana berkomunikasi sebagai suami istri.

🎥📹Review singkatnya :
Kun, seorang bocah 2-3 tahun sangat suka mengkoleksi kereta-keretaan. Di suatu hari yang indah, ia dan neneknya sedang beberes mainan. Nenek berkata bahwa hari itu mereka akan punya tamu/ teman baru. Kun sangat menanti-nantinya.
Papa mama pergi sekitar seminggu.
Dan pulang dengan membawa hadiah baru : seorang bayi cantik, imut , berpipi ranum.
Kun senang banget dengan kehadiran si imut.
“Kamu mau kasih nama siapa?” tanya si papa.
“Nozomi,” kata Kun, mengingatkanku pada salah satu tokoh penting dalam novel Polaris Fukuoka & Sirius Seoul hahahah.
“Nama lain?”
“Tsubame,” Kun menyebutkan nama kereta.

😤🤣😡😂

Di sinilah.
Adegan-adegan lucu yang buat perut ngakak. Kita sebagai pemirsa dibawa kelucuan, kegemparan, kehebohan dan ledakan-ledakan perasaan Kun terhadap Mirai. Di sisi lain kita mengerti perasaan yang dialami si papa, terutama si mama (gue banget!) ketika mendapati Kun berulah terhadap Mirai.
“Kuuuun! Bisa nggak kamu bersikap baik sama adikmuuu???!” teriak mama kesal, jengkel setengah mati karena Mirai menangis meraung-raung.
“Dekinaaaai!” teriak Kun. “Nggak bisaaaa!”
“Bisa nggak kamu baik sama adik kamu???”
“De-ki-naiiiii!!!” teriak Kun sambal menangis dan meraung.
Tapi kita tahu, Kun bukan anak nakal.
Mama yang nggak ngerti jalan pikiran Kun!
Kun suka kereta api. Ia mengkoleksi bermacam jenis kereta api.
Karena sayang dan ingin menghibur Mirai baby imut (yang baru berusia beberapa hari), Kun bercerita tentang kereta api-kereta apinya. Mama sedang beraktivitas membereskan rumah. Hhhh, tahu sendiri kan, gimana kalau lagi punya baby? Saat baby tidur, seorang ibu harus marathon : masak, nyuci, jemur, nyeterika. Kadang belum selesai masak, si baby udah nangis. Bahkan seringkali buat sesuap makanan, ibu harus curi-curi waktu.
Lha ini. Mirai lagi bobo cantik.
Kun mendekati Mirai, menyayanginya, berada di sampingnya dan bercerita tentang kereta. Begitu ekspresifnya si Kun, dia mengelilingi Mirai yang tidur di box dengan…semua mainan keretanya! Alhasil Mirai kesempitan dan terganggu dengan tumpukan kereta yang ada di sekeliling tubuhnya yang mungil.
Nangislah Mirai.
Dan adegan itu,

😤😡😠

“Bisa nggak kamu baik sama adikmuuu???”
Kita akan ngerti kenapa Kun bilang, “nggak bisaaaaa! Dekinaaaai!!”
Mama menyangka Kun nakal.
Kun ingin bilang sebetulnya : “aku nggak bisa baik kepada Mirai seperti yang Mama harapkan karena Mirai itu lucu, nggemasin bangettt!”
Tapi mana bisa anak 2-3 tahun bilang itu? Ia belum bisa berkomunikasi menggunakan bahasa lengkap seperti orang dewasa.
Dan , kita akan diajak pada sebuah dunia lain.
Dunia lewat kacamata Kun : bahwa seorang kakak yang dipaksa dewasa, besar dan harus mengerti semua ; bisa menjadi sangat kesepian dan marah karena orang-orang tidak ada yang mengerti dirinya. Kakek, nenek, papa, mama, teman-teman papa mama; semua memuji Mirai. Kun pun sayang sekali dengan Mirai, tapi tiap kali ia ingin menyayangi Mirai, hasilnya adalah teriakan Mama.
“Bisa nggak kamu baik sama adik kamuuu???!”

😂🤣

Huhuhu.
Aku ikut sedih dengan gelombang perasaan Kun.
Rasa cintanya diabaikan. Rasa cemburunya diabaikan. Kehadirannya diabaikan. Keinginannya untuk bertanggung jawab diabaikan. Akhirnya, ia jadi marah dan benci pada Mirai. Kun nggak suka Mirai .
Inikan yang namanya “sibling rivalry”?
Kakak adik memiliki perseteruan hebat, kecemburuan dahsyat satu sama lain lantaran orangtuanya yang nggak bisa mendamaikan dan justru memperuncing masalah! Tapi film ini mengajarkan anak-anak (khususnya anak pertama) untuk mencintai adik-adik mereka. Sekaligus mengajari orangtua gimana cara menjadi orangtua yang lebih bijak ketika satu demi satu anak lahir dari rahim si ibu.

▶️Si mama harus kembali bekerja di bulan Maret. Papa kebetulan seorang arsitek yang bekerja di rumah, jadi papa bisa menjaga Kun dan Mirai.
Mama mengeluh kepada nenek ,”aku ingin tetap bekerja. Tapi aku ingin bisa mengasuh anak-anakku dengan baik, menjadi ibu yang baik bagi mereka. Apakah mungkin?”
Diskusi antara mama dan nenek benar-benar mencerahkan.
Hal lucu lainnya, saat si papa mencoba mengurusi Kun dan Mirai, ketika mama sudah kembali bekerja.
Hahahaha. Konyol bangetttt. Dan emang bapak-bapak seperti itu!
Hiks, adegan penutupnya membuatnya terharu. Ketika pada akhirnya Kun kecil dan Mirai baby yang mulai merangkak, akhirnya bisa bersahabat. Keluarga itu akan berangkat piknik. Luarbiasa heboh saat packaging. Dan adegan papa mama yang bercakap-cakap saat packaging itu sangat menyentuh. Kurang lebih demikian percakapan mereka.

👱‍♂️👱‍♀️“Kamu dulu pencemas, suka khawatir, penakut!” kata si papa.
“Kamu juga gak bisa ngurusin rumah. Tapi kalau di hadapan emak-emak suka tampil seolah kamu papa yang hebat,” kata mama.
“Apa aku sudah lebih baik sekarang?” tanya papa.
“Apa aku sudah jadi ibu yang lebih baik?” tanya mama.
“Ya lumayan,” kata papa.
Mereka tertawa.
“Ternyata,” kata mama, “kita sekarang jadi orang yang lebih baik karena anak-anak kita.”
Aku terharu.
Betul-betul terharu dengan kalimat si mama.
Sampai kupeluk anak sulungku yang saat itu menemaniku nonton. Dialah yang ngejar-ngejar aku buat nonton film ini: ayo, Mi! Kapan, Mi! Ummi harus nonton! Film ini keren banget , Mi!

💓Dan aku meresapi betul kata-kata di mama di akhir cerita.
Kita menjadi lebih baik saat ini karena hadirnya anak-anak kita.
Terimakasih Kun-chan. Terimakasih pada para anak pertama atau anak sulung yang seringkali ekspresi cinta dan tanggung jawabnya disalah artikan oleh orangtua.
Terimakasih Mirai-chan. Terimakasih kepada para adik-adik yang berusaha untuk menjembatani konflik yang terjadi antara anak sulung dengan orangtua.

✍️✍️Mirai no Mirai adalah film yang recommended banget. Banget. Bangeeed.
Cocok buat yang lagi cemas karena film ini bikin ketawa, ngakak, heboh , mengocok perut. Tapi tetap menyentuh dengan adegan-adegan romansa keluarga yang akan membuat kita lebih menghargai perjuangan anak-anak dan pasangan.
Maaf kalau spoiler yaaa.
Tapi gak rugi nonton ini.
Aku malah mau nonton lagi nih!

🌿🌱💞🐣

#filmanak #filmkeluarga #filmlucu #reviewfilm #filmbagus #anime #filmjepang #review #film #goodmovie #lucu #funnymovie

Kategori
ACARA SINTA YUDISIA Bedah Buku Sinta Yudisia Karyaku Kyushu Mancanegara Remaja. Teenager

Mental Health Issues (1) dalam Polaris Fukuoka

Depresi. Suicidal thoughts atau pemikiran bunuh diri.

Aku berharap, novel Polaris Fukuoka dapat menjadi jembatan budaya remaja Indonesia- Jepang sekaligus membuat pembaca memahami seluk beluk depresi.

Dulu, sangat jarang menemui orang depresi atau orang yang ingin bunuh diri.  Sekarang, banyak sekali orang tua, bahkan remaja dan anak-anak yang merasa tertekan hidupnya karena tuntutan akademis atau tuntutan tak realistis dari lingkungan sekitar. Anehnya lagi, depresi yang berujung pada pemikiran bunuh diri tidak lagi didominasi oleh orang-orang dengan pendidikan rendah atau ekonomi kelas bawah. Mereka yang pintar, dari kalangan berada juga terancam gangguan mental yang mengerikan ini!

Selain paparan media sosial dan kehidupan kompetitif yang tak sehat, memang ada kultur-kultur tertentu yang turut memicu tekanan dalam diri seseorang.  Di novel Polaris Fukuoka yang bersetting budaya Jepang, beberapa point itu kuangkat.

  1. Budaya timur, termasuk Indonesia dan Jepang, sangat menghormati orangtua terutama ayah ibu. Hal ini tentu baik, mengingat dalam agama Islam pun, kewajiban berbakti pada orangtua menempati urutan teratas sesudah taat kepada Tuhan. Namun, bila komunikasi nggak berjalan lancar, anak bisa tertekan. Sebagaimana Yamagata Isao dan adiknya Yamagata Nozomi. Isao berakhir bunuh diri setelah berkali-kali membuat puisi jisei, puisi bertema kematian. Orangtua yang sukses tidak selalu mewariskan ketenangan hidup bagi anak-anaknya. Kadang, orangtua justru ingin anak-anaknya melanjutkan kesuksesan finansial yang telah dibangun puluhan tahun. Pilihan bakat minat, pilihan sekolah, pilihan akademis pada akhirnya ditentukan orangtua demi keberlangsungan kemapanan finansial. Keluarga Yamagata memaksa Isao dan Nozomi menekuni bidang ilmu tertentu – sesuatu yang sangat jauh dari minat bakat Isao dan Nozomi. Jadi, meskipun kewajiban patuh pada orangtua harus tetap berlaku, orangtua harus mencoba memahami keinginan anak-anaknya. Begitupun, anak-anak harus mencoba untuk menyampaikan apa harapan mereka, meskipun pada akhirnya entah orangtua atau anak harus mengalah salah satu.

2. Diam itu anggun dan kuat. Budaya timur meyakini ini, bahwa masalah harus dipendam rapat-rapat. Jangan sampai orang tahu! Padahal , ada orang-orang yang memang memiliki tipe kepribadian pencemas, disagreeableness, introver yang lebih senang memendam masalah sendiri. Memendam masalah lo ya – bukan memendam solusi. Sehingga, suatu saat ketika nggak kuat akan meledak. Entah itu bentuknya melukai orang lain atau melukai diri sendiri. Mencoba berteman dan bercerita pada orang lain merupakan salah satu solusi seperti persahabatan Sofia dan Nozomi, juga Sofia dan Tatsuo.

3. Komunikasi itu nggak gampang. Kadang harus ada ledakan dan api. Tapi nggak papa, sebab nanti ledakan itu perlahan akan mereda menjadi abu dan debu. Jangan takut ledakan, sebab sedang membangun jembatan pemahaman. Sofia yang tinggal bersama om Hanif, pamannya; seringsekali berantem demi mencoba mencocokkan apa yang ada di isi kepala mereka berdua.

Kebetulan, akhir tahun 2019, tepatnya 31 Desember 2019, aku diminta UI- IBF untuk membedah novel Polaris Fukuoka dalam kaitannya dengan mental health issue. Beberapa novelku memang mengangkat tema kesehatan mental dan bagaimana cara menghadapinya.

Nah, di bawah ini adalah beberapa link review Polaris Fukuoka yang bisa disimak, ya.

http://ellcheese.blogspot.com/2019/03/review-novel-polaris-fukuoka-by-sinta.html

http://nurin-light.blogspot.com/2018/10/polaris-fukuoka.html

[(kind of) BOOK REVIEW] POLARIS FUKUOKA

Mencoba berteman dan bercerita pada orang lain merupakan salah satu solusi seperti persahabatan Sofia dan Nozomi, juga Sofia dan Tatsuo (Polaris Fukuoka)

Kategori
Hobby Jepang KOREA Oase WRITING. SHARING.

Kalau Kamu Penggemar Hallyu           

                                                  

Sejak lama, aku mengamati hallyu dengan segala produknya, utamanya drakor dan KPop. Untuk drakor kita bahas next time ya, sebab aku ingin ngebahas KPop.

Aku termasuk cukup lama mengamati KPop, menjadi penggemarnya juga meski mungkin gak fanatic pada satu idol dan bergabung sebagai fans. Sejak  masa TVXQ/ DBSK lanjut ke generasi Wonder Girl, Suju, SNSD hingga kini masa Red Velvet, Twice, G(i)-dle, Momoland dan tentunya, Black Pink. Di rumah, kami membahas seru seputar KPop. Ada yang ngefans MonstaX, EXO, BTS, Seventeen. Wah, kalau di rumah ada yang pro ini, ada yang pro itu. Ada KPop yang jadi kesukaan kami bersama, seperti Akmu atau Akdong Musician. Selain lagunya keren, mereka juga kakak adik. Waktu audisi Akmu; tiga juri dari JYP, YG dan SM yang diwakili Boa sampai terpesona banget.

Kadang si bungsu bilang ketika debat sengit dengan kakak-kakaknya,

“Mbak jangan jadi haters, dong!”

“Aku bukan haters! Aku cuma gak suka!”

Lalu aku tengahi mereka dan mengajak dialog.

“Eh, masing-masing punya bias, gakpapa kan? Ngapain juga kalian ribut.”

Aku suka baca biografi, maka kalau ada buku biografi apapun, insyaallah kubeli. Mulai dari Mahathma Gandi sampai Elon Musk. Mulai Suju sampai BTS.

Buku2 Korea (1).JPG
Koleksi beberapa bukuku tentang Korea

Kalau anak muda lebih gandrung ke idol, mungkin aku lebih ingin lihat kenapa sih mereka bisa setenar itu? Tentu gak lepas dari peran pemerintah dan orang-orang di belakang SM, JYP, YG. Sekarang muncul pula manajemen yang tidak setenar “Big Three” tapi mampu membawa idolnya maju menggebrak. Sebut Big Hit yang menaungi BTS, Dublekick yang menaungi Momoland, Starship menaungi MonstaX dan Cube menaungi G(i)-dle.

 

 

~Suka duka KPop

Membaca berita tentang KPop dan membuka channel youtube-nya, aku dapat rasakan perjuangan para idol. Dapat merasakan suka duka dunia ini, termasuk ketika mereka mendapatkan tekanan dari pelatih, dunia luar, bahkan dari fansnya sendiri atau fans bias yang lain.

Ingatkan waktu Momoland ngehits dengan Boom-Boom? Selain Nancy yang dipuji-puji, ada YooE yang dijelek-jelekkan karena wajahnya yang dianggap gak cantik blas. Padahal bagiku YooE murah senyum dan ceria banget.

Baca BTS, aku ikut merasakan kepedihan Jungkook sebagai maknae yang usia 13 tahun harus pergi dari rumahnya dan menjalani pelatihan. 13 tahun itu kalau anak-anakku masih manja-manjaan sama Abah Umminya. Jungkook sering nangis, untungnya ada RM dan Suga-grandpa yang selalu mendampinginya.

 

Black Pink?

Aku sempat kaget karena formasi ini diisi Lisa dari Thailand.

Baik Jennie, Jisoo, Rose dan Lisa punya kelebihan masing-masing. Tapi tetap saja yang paling berat bebannya adalah Lisa. Dia harus belajar bahasa Korea dari 0, belajar kultur Korea dan bersabar menerima segala kritikan pedas.

Ada yang bilang Lisa bukan cewek asli, ia hanya tersenyum.

Ada yang bilang, Lisa selalu kebagian kostum  paling jelek diantara 3 rekannya, ia hanya tertawa.

Bahkan ada fans non-Lisa yang bagiku sangat keterlaluan : mengatakannya terlalu kurus, gak bakal menjadikannya pacar seumur-umur, dll; tapi Lisa tetap santai.

 

 

~Kelebihan KPop

Tak dapat dipungkiri KPop memang benar-benar mencengangkan. Hallyu jadi mewabah, dan orang berlomba ingin tahu tentang Korea. Orang-orang yang dikategorikan Ahjussi dan Ahjumma macam aku mungkin gak terlalu ngeh dengan KPop. Tapi demam Korea tetap saja terjadi. Itu memang keberhasilan pemerintah Korea membaca misi budaya mereka.

SM.JPG
Kiyowo ya? 🙂

Euny Hong dalam Korean Cool mengatakan bahwa inti dari keberhasilan Korea termasuk hallyu adalah ajaran Konfusianisme . Setiap idol tetap harus mengutamakan keluarga, berbakti pada orangtua, hoobae menghormati sunbae dan yang senior melindungi maknae.

Irene, leader di Red Velvet contoh yang manis terkait leadership.

Ia mengurus paspor teman-temannya, membagikan snack kepada teman-temannya, membetulkan rambut dan pita temannya, bahkan mencari kain untuk menutupi kaki temannya yang “terbuka” saat duduk pada acara show.

Ayah Suga-BTS bilang, “aku nggak tau kenapa banyak yang ngefans anakku. Apanya sih yang bikin dia kelihatan cakep?”

Suga hanya tersenyum malu menanggapi komentar ayahnya dan memberikan hormat kepadanya. Coba kalau kita dibilang gitu sama ayah sendiri, pasti akan ngambek dan bilang, “Ayah malu-maluin sih!”

 

 

~Apakah semua kultur KPop bisa ditiru?

Setiap bangsa punya karakter masing-masing yang harus dipelihara.

Ini kutekankan sekali pada anak-anakku, pada saat aku ngisi acara remaja dan parenting, juga pada tulisan-tulisanku termasuk novelku.

Cover Sirius Seoul dll
Sirius Seoul, Polaris Fukuoka, Lafaz Cinta, Reem dengan setting beragam

Korea memelihara han, Jepang memelihara bitoku dan fugen jikkou; maka Indonesia pun harus memelihara karakter bangsanya sendiri.

Prinsip han sesuai dengan bangsa Indonesia, mirip-miriplah dengan berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian. Bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian. Kita harus kuat menanggung derita, kesulitan, kesusahan, adversity demi mencapai sebuah tujuan besar.

Bitoku dan fugen jikkou pun demikian. Bersenyap-senyap, lalu kumandangkan kemenangan yang spektakuler dan dramatis. Istilah kita, tong kosong nyaring bunyinya. Jangan jadi tong kosong, tapi jadinya orang seperti padi yang punya isi.

Beberapa kultur KPop mulai menuai kritik, bahkan dari fansnya sendiri dan dari masyarakat Korea. Misal, ketika suatu ketika Momoland tampil dengan rok sangat pendek sehingga beberapa personilnya terlihat canggung dan harus berkali-kali membetulkan rok.

Fans nya marah.

“Kami menyukai Momoland karena lagunya yang energik! Bukan karena tampilan sexynya.”

Budaya industri pun mulai menuai kritik keras.

Salah satunya Black Pink.

Apa yang kita sukai dari KPop?

Kesatuan, kekompakan, kerjasama.

Miss A, bubar karena salah satu personilnya, Suzy mendapatkan porsi lebih dalam karirnya dan itu difasilitasi oleh JYP. Suzy main dalan “Dream High” , lalu karienya makin bersinar sendirian. Akibatnya, 3 member yang lain tenggelam lalu menghilang. 4 Minutes pun demikian ketika HyunA bersinar sendirian, lalu member yang lain perlahan lenyap dari peredaran.

Jennie mengeluarkan lagu Solo.

Para netizen bersuara keras dan mulai mengkritik bahwa Black Pink bukan “Jennie and Friends”. Black Pink adalah kekompakan, kerjasama dan harmoni.

Banyak yang menyukai Black Pink, banyak pula yang mengkritiknya. Bukan hanya di Indonesia tapi di seantero dunia termasuk di Korea sendiri. Bagiku itu hal biasa, sebab memang demikian seharusnya selebritas. Ia pasti dipuja dan harus siap menerima kritik.

Sinta di SMTown
Aku di SM Town. Ada foto Suju, Exo dan Shinee

~Mencontoh Idol

Kalau aku menyukai seseorang, aku akan mencoba melihat sisi positif dan mencontohnya. Kalau suka Lisa, cobalah bersikap seperti dirinya yang cool dan tenang.

Ingatkan waktu netizen kompak mencela Jennie karena sikapnya yang kurang sopan kepada Lisa? Waktu ditanya, hadiah ultah apa yang akan diberikan pada Lisa, Jennie bilang, “aku akan menghadiahi tamparan di wajahnya.”

Guyon sih. Tapi tetap saja bagi sebagian orang keterlaluan, apalagi fans Lisa. Tapi Lisa begitu santai dan tidak terpancing.

Contohlah Lisa ketika menerima kritik dan dan serangan ; tetap tenang, tersenyum. Wajarlah bila ada yang tidak menyetujui penampilan Black Pink, sebab itu pun terjadi pada fans Momoland. Jangan mudah marah, berkata kasar, apalagi membabi buta.

Fans justru harus bersikap bijak.

Aku bukan fans fanatic BTS. Tapi ada salah satu idolnya, Namjoon/Rapmon yang sangat fenomenal di dunia psikologi. IQnya 148! Kemampuannya hanya dimiliki 1% orang di seantero dunia. Apa dia sombong? Nggak. Malah dia mencontohkan banyak hal baik : suka baca buku (Haruki Murakami, bo!), ngemong sama anak buahnya, dan selalu dapat diandalkan. Kapan-kapan kutuliskan tentang RM ya.

Pasti idolmu, idol kita, idol siapapun pernah menerima kritik.

Ayo, kita jadi fans yang bijak.

Jangan sampai idol kita justru dianggap sebagai sumber masalah. Kritik mengkritik itu biasa. Tanggapi dengan kepala dingin, bijak dan dewasa. Kalau para idol KPop itu begituserius  menjalankan ajaran Konfusianisme dengan baik, apakah kita nggak ingin menjalankan peri kehidupan bangsa Indonesia yang ramah, santun dan sopan?

 

 

Kategori
Jepang Karyaku Kepenulisan KOREA Mancanegara Oase

Sirius Seoul: Nol & Zero, bag. 3

 

Mari, lakukan pendekatan kepada Paman. Harus berbaik-baik dengan beliau untuk mendapatkan izin secara mulus pergi ke negeri tetangga.

Kadang, Sofia ingin menggoda Paman dan menanya­kan apakah tidak ada yang menyibukkan dirinya selain pekerjaan? Pada Sabtu dan Minggu pun, Paman masih bekerja.

“Om Hanif harus jaga kondisi,” Sofia berlagak manis suatu ketika. “Sekali-sekali istirahat, enggak akan rugi, kan? Om menghabiskan waktu dengan kerja, kerja, kerja. Enggak capek, apa?”

“Enggak. Biasa aja.”

“Tapi, yang lihat, capek, Om,” Sofia manyun.

“Kamu yang capek?”

“Begitulah.”

“Kamu capek emang ngapain aja? Cuma kuliah, jaga toko. Main akhir pekan.”

“Cumaaa …?”

“Om dulu seusia kamu merintis bisnis sambil kuliah. Sampai tidur di meja dapurnya orang, saking capeknya. Makan sering kali nunggu sisa restoran, biar irit. Kamu gitu juga?”

“Enggak, sih ….”

“Jadi, jangan cepat ngeluh capek. Pengorbananmu belum apa-apanya.”

Hadeh.

Jangan bicara masalah pengorbanan dan rasa le­lah dengan Paman. Omelannya bisa sampai satu mega giga terabyte. Paman sebetulnya bukan makhluk tanpa perasaan seperti para elf alias peri yang hidup di negeri dongeng.

“Om kerja keras pengin menyenangkan nenek kamu,” ujar Paman tanpa maksud menyombongkan.

Nah, ini yang membuat Sofia melting.

“Memang, Om mau ngasih apa ke Nenek?” Sofia ingin tahu.

“Pengin ngajak Nenek ke sini. Tinggal di sini.”

“Tante Nanda pasti enggak boleh.”

“Om tahu,” Paman mengaku, “pasti si Nanda enggak bakal mengizinkan. Yah, Om pengin ajak nenek kamu naik haji. Om kerja keras biar Nenek bisa segera haji. Yang terdekat, Om ingin ngajak nenekmu umrah sambil jalan-jalan ke Turki.”

Sugoi! Om keren. Nenek punya tabungan, kok, Om.”

“Maksudmu?”

“Ya, aku cuma mau bilang kalau Nenek punya tabungan.”

“Kok, kamu tahu?”

“Nenek sering ngajari aku sebagai anak gadis harus rajin nabung. Zaman old dulu, waktu bank belum seperti sekarang; anak gadis suka nabung dengan cara beli perhiasan. Beli cincin, anting, liontin. Gitu-gitulah. Kata Nenek itu buat tabungan.”

Ha, jadi enggak boros kayak kamu, ya?”

“Bukan begitu!” Sofia sewot. “Nenek itu rajin nabung. Uang yang dikirim Om sama yang dikasih Tante Nanda, biasanya disimpan. Hanya sebagian buat keperlu­an sehari-hari. Buat Nenek reuni sama teman-temannya, jalan ke mana. Selebihnya, ditabung.”

“Ya, sudah. Berarti bagus itu, Nenek banyak tabungannya.”

“Artinya, cukuplah kalau buat Nenek jalan ke Jepun sini atau buat ongkos umrah.”

“Jadi?”

“Ya, Om enggak usah memforsir diri.”

Ha, balik lagi ke situ?”

“… yyya, maksudku, Om harus jaga kondisi, gitu, lho!”

“Perhatian banget kamu.”

“Ya, iyalah,” Sofia menepuk dada. “Makanya, Om segera punya istri, biar ada yang tambah perhatian.”

Paman terkekeh.

Sampai di sini, Sofia sering tergelitik untuk menanyakan tentang Gyeong Hui dan Ninef, orang-orang pada masa lalu yang pernah memiliki tempat khusus dalam kehidupan Paman.

“Om enggak pengin nikah?”

“Nantilah kalau Nenek sudah haji.”

“Yah, sudah lumutan, Om. Sudah jadi prasasti. Fo­sil!” Sofia mengejek. “Habis umrah aja.”

“Lagian, siapa yang mau sama Om?” Paman meren­dah di hadapannya.

Sofia mengamati sang paman.

Paman memang tidak seperti anak belasan tahun yang masih segar bugar. Namun, bukan berarti kehilangan pesona sama sekali.

“Ngapain kamu lihat-lihat Om?” Paman menegur.

Sofia tergelak, “Om masih ganteng. Gabungan Satou Takeru dan Gong Yoo.”

Hahaha!” Paman tergelak.

“Ya, hanya perlu dihilangkan double chin sama sedikit buncit di perut. Selebihnya, masih oke. Paman masih pantas melamar anak orang.”

Kalau sudah di titik ini, Paman biasanya tidak berlama-lama.

“Sudahlah, Om lagi banyak urusan. Kerjaan. Kamu juga harus jadi seperti nenekmu. Apa nasihat Nenek tadi? Anak gadis harus banyak nabung emas, buat ke­pentingan masa depan. Jangan habis buat shopping dan nonton melulu.”

Belum jadi tua seperti Nenek, rasanya kulit menyusut mengerut seperti nenek-nenek.

 

#siriusseoul #polarisfukuoka #novel #romance #adventure #friendship #itaewon

#linestore #smtown #seoul #korea #kpop #idol

*****

Gong Yoo , Satou Takeru 

gong yoosatou takeru

Kategori
Fiksi Sinta Yudisia Jepang KOREA Kyushu Mancanegara Oase Sirius Seoul Travelling Tulisan Sinta Yudisia WRITING. SHARING.

Sirius Seoul : Nol & Zero bag. 2

 

Sofia mengunyah perlahan telur scrambled yang dicampur beragam sayuran. Dia harus bersegera menye­lesaikan makan siang bila tidak ingin kehilangan waktu shalat zuhur. Jie Eun masih setia dengan makan siang yang membuatnya tidak berlemak: dada ayam, irisan timun, rebusan sejenis ubi. Entah mengapa, dia yang terlihat paling lahap menghabiskan makan siang.

“Aku sebenarnya ingin mengambil beberapa program. Kita ada pelatihan untuk menjadi guru pada musim panas,” Sofia menjelaskan. “Juga, relawan untuk Festival Hua Fu di departemen anak.”

Natsuyasumi atau musim panas adalah masa liburan panjang. Banyak mahasiswa memanfaatkan masa ba­hagia ini justru dengan mengambil pelatihan-pelatihan yang diselenggarakan kampus, atau diadakan oleh kakak-kakak tingkat yang telah lulus untuk merekrut adik-adik tingkat menjadi karyawan di berbagai instansi kelak.

Masa ini juga masa paling tepat bagi para mahasiswa yang hidup di perantauan untuk bekerja arubaito atau paruh waktu. Karena liburan resmi, bahkan instansi pemerintah pun bersedia merekrut pegawai berstatus gakusei atau mahasiswa. Mahasiswa asing sekalipun.

Jeda perkuliahan juga menjadi waktu paling tepat untuk mendapatkan relawan bagi kegiatan-kegiatan yang akan diselenggarakan begitu musim panas usai. Rata-rata, perkuliahan dimulai pada musim semi April, terpotong musim panas, aktif kembali pada musim gugur yang sering kali ditandai dengan banyaknya matsuri atau festival. Festival-festival bukan hanya diselenggarakan di setiap prefektur yang memelihara cita rasa tradisional berusia ribuan tahun, tetapi juga di kampus-kampus demi mengusung nilai-nilai unik yang ditawarkan civitas academica.

Rancangan Hanaya Florist
Rancangan Hanaya Florist

“Kamu ingin mendaftar sebagai relawan?” Rei men­delik.

“Kupikir, bekerja di belahan bumi mana pun masih lebih menarik daripada berada di toko bunga pamanku,” Sofia terkekeh.

Hm, sepertinya aku mau arubaito di toko pamanmu,” Rei menggumam.

“Wah, itu bagus!” seru Sofia. “Percayalah, pamanku seperti malaikat bagi karyawannya. Dia hanya berbeda perlakuan terhadapku. Mungkin karena aku bandel.”

Rei dan Umeko tertawa.

“Tapi,” Sofia memandang makan siangnya yang mulai dingin, “memikirkan musim panas diisi dengan bekerja, training, menjadi relawan; rasanya aku lekas menua. Apakah tidak bisa kita liburan seutuhnya?”

Jie Eun yang sedari tadi hanya mengamati mulai angkat suara.

“Kalian tidak ingin ke Korea sesekali? Dekat, kan, dari sini?” Jie Eun bertanya ringan.

Ungkapan Jie Eun membuat ketiga temannya menghentikan aktivitas seketika. Ya. Mengapa tidak? Bukankah Korea hanya sedikit di atas Fukuoka? Pasti menyenangkan bisa melihat belahan lain dari dunia se­

lain Joshi Daigaku, apartemen, dan toko bunga. Ups, pasti menyenangkan sejenak menjauh dari tekanan Paman.

“Kalian bisa ke SM Town, pergi ke teater, atau ke Pulau Jeju.”

“Maksudmu, SM Entertaintment?” Sofia menahanna­pas. “Suju, TVXQ, Bigbang, EXO, BTS, SNSD, Blackpink, Red Velvet?”

“Bigbang bukan SM, Sofia.”

Whatever,” Sofia menepuk-nepuk mulut, tanda kelepasan bicara, “maksudmu, kita bisa ke sana dan berfoto, beli barang keren di flagship stores?”

“Kalau tujuanmu belanja barang, bisa kuantar ke toko Line di Itaewon,” Jie Eun tertawa. “Tapi, pastikan apa tujuanmu ke Korea.”

Rei dan Umeko berpandangan. Sofia memandang Jie Eun bergairah.

“Aku rasa, penawaranmu membuatku semangat menghabiskan makanan.”

cover Sirius Seoul
Masukkan keterangan

“Kalian bisa tinggal di rumahku,” Jie Eun menawar­kan. “Bukan rumah mewah, tapi kurasa cukup menyenangkan untuk menghabiskan musim panas. Kita bisa bersepeda di sepanjang Sungai Han, menikmati makanan khas yang terkenal seperti bulgogi dan bibimbap. Menon­ton konser. Kalau kalian suka, kita bisa melihat titik perbatasan Korea Selatan dan Korea Utara. Tempat itu mengasyikkan untuk penyuka sejarah seperti Sofia.”

Kotak makan Sofia segera tandas.

“Aku harus segera shalat. Jie Eun, kamsahamnida. Aku rasa, aku ingin sekali menghabiskan liburanku di negerimu.”

“Suatu kehormatan bagiku memperkenalkan Korea kepada kalian,” Jie Eun tersenyum manis.

Rei dan Umeko melempar pandang sembari tertawa riang.

Ajakan Jie Eun yang tampaknya hanya sekadar per­cakapan sekilas, membuat suasana siang hari itu terasa dipenuhi pelangi.

 

*****

Kategori
Buku Sinta Yudisia Fiksi Sinta Yudisia Karyaku Kepenulisan KOREA Kyushu Mancanegara Oase Sirius Seoul Tulisan Sinta Yudisia WRITING. SHARING.

Sirius Seoul : Nol & Zero, bag. 1

Ikuti kisahnya dan nantikan hadiahnya!

 

Rasanya sepertiぐでたま. Gudetama, si telur yang eng­gan melakukan hal dengan sepenuh hati. Si telur yang bosan diperintah-perintah dan lebih senang tengkurap, menungging sebagai bentuk pemberontakan dan peno­lakan. Si melankolis berbentuk kuning, yang malas dan kerap menggumam: meh, aaahhh.

Bila malam tiba, ingin bersorak melihat shoji ka­marnya. Bau sarung bantal dan selimut adalah aroma ternikmat yang pernah dihirup. Sering kali bila terlam­pau lelah, Sofia tertidur masih mengenakan kaus kaki dan jilbab yang membalut kepala. Barulah dini hari saat ingin ke belakang karena hawa demikian dingin, dia membersihkan diri berikut sikat gigi dan menyelesaikan agenda yang seharusnya ditunaikan sebelum tidur.

cover Sirius Seoul
Sirius Seoul yang insyaallah terbit September 2018

Dering alarm pagi merupakan hukuman bagi kesenangan!

Andai waktu dapat ditunda dan dia dapat menelusup ke bawah lantai tatami. Menimbun diri di balik tumpukan baju yang belum disetrika, menimbun diri di balik gulungan selimut, bermimpi bahwa natsuyasumi sedang terjadi hari ini.

Sebetulnya, Paman tidak lagi seperti matsu yang kaku. Jarang mengeluarkan kata-kata yang menyakitkan. Namun, perintahnya makin sering, makin kerap, makin beruntun.

Ambilkan barang. Ada yang mau antar dan nitip di An Nour.

Jemput tamu di Bandara Fukuoka.

Belikan bibit bunga.

Jangan lama-lama di kampus. Kerjakan tugas sambil jaga toko.

“Main ke Aso jangan keseringan. Mentang-mentang tiket pelajar dapat diskon. Ngapain jauh-jauh cari krim susu di kaki Gunung Aso?”

 

*******

 

Kantin Joshi Daigaku, dihiasi meja putih dan kursi kuning cerah, tidak mampu memberikan energi positif. Dinding merah bata yang menjadi ciri khas kampus perempuan, bagai batas-batas penuh bisikan membawa pesan rahasia bak cerita di film horor.

“Aku merasa semester ini sebagian besar diriku hancur,” keluh Rei.

“Sama,” Umeko mengiakan.

Sofia yang menyusul tampak sama kusutnya.

“Aku tidak mengerti apa yang salah,” Rei masih ke­hilangan semangat. “Kuliah nursing, pelatihan keguruan, dan children care harusnya berjalan mudah.”

“Apakah kita sudah kehilangan sifat keperempuanan sehingga pelajaran perempuan terlihat sangat sulit?” Sofia melempar pertanyaan retorik.

“Kamu betul,” ujar Rei dan Umeko nyaris serem­pak.

“Dulu, ibu-ibu kita sangat rajin dan tahan banting,” Umeko menambahkan. “Mereka langsung belajar dari alam. Sekarang, kita kehilangan keahlian. Ah, ternyata jadi perempuan terampil sangat sulit.”

“Kita butuh liburan,” usul Rei.

“Setuju!” Sofia yang pertama kali mengiakan, sebe­lum yang lain sempat menghela napas.

Mereka memandang makan siang masing-masing tanpa selera. Bahkan, olahan telur Sofia yang biasanya paling mengundang selera, tidak dilirik oleh Rei dan Umeko.

“Aku sepertinya akan mengambil semester pendek,” Umeko terlihat ragu. “Tapi, aku tidak menolak kalau kalian memaksa.”

Sofia dan Rei tertawa.

“Tak seorang pun menolak liburan, Umeko!” Rei menggoda. “Ada usulan kita akan ke mana?”

“Aso?” Umeko menawarkan.

Sofia sontak lunglai.

Bukan dia tidak suka pemandangan gunung eksotis, kabut, dan pemandian air panas. Apalagi, hamparan pe­ternakan sapi yang menyediakan susu terenak di dunia. Berikut es krim yang jelas-jelas lezat. Oishi! Meccha umai! Tapi, ucapan Paman membuat semangatnya segera ken­dur. Entah mengapa, Paman melarangnya sering-sering ke Aso. Mungkin, usai perjalanan wisata ke sana, Sofia persis seperti si Kuning Telur Gudetama. Menungging tidur, malas seharian.

Menolak ajakan Umeko, tidak sopan rasanya. Untung, Jie Eun segera bergabung menyesuaikan percakapan.

“Ke mana kalian natsuyasumi kali ini?” tanyanya.

Rei menggeleng.

Umeko mengangkat alis.

 

#siriusseoul #polarisfukuoka #novel #romance #adventure #friendship #itaewon

#linestore #smtown #seoul #korea #kpop #idol #boyband #girlband

Aso 27.jpg
Pegunungan Aso di Fukuoka. Cantik ya?