Kategori
Catatan Jumat Dunia Islam Fight for Palestina! Gaza Kami Oase Renungan Hidup dan Kematian Topik Penting

Palestina Negara Gagal & Kalah?

Blokade, pengusiran, hingga pemusnahan.

Benarkah pertanda kegagalan & kekalahan?

••••••

            Sebelum kita bahas lebih jauh tentang kalah menang, ada baiknya anda nonton film-film politik seperti Irishman dan Spy Gone North. Yang satu tentang negaranya Uncle Biden, yang satu tentang Korsel-Korut. Di situ akan dapat gambaran tentang “kalah-menang”. Bukan film yang endingnya klise dan hero-nya selalu menang ala-ala film Hollywood yang kita kenal dengan supremasi Amerika.

Palestina memang sering babak belur tiap kali konfrontasi dengan Israel. Korban jiwa luarbiasa, sarana publik hancur luluh, seenaknya Israel menetapkan jam malam di perbatasan dan serangan tanpa ampun sewaktu-waktu. Kita ‘hanya’ bisa mengirimkan donasi, bantuan pangan dan obat, juga kutukan-kutukan. Kirim tentara? Wah, bisa-bisa disangka memicu perang dunia ke-3. Tentara perdamaian seperti yang kita kirimkan ke Bosnia dan Libanon pun, nanti dululah.

Qunut nazilah di mana-mana.

Munasharah hampir tiap pekan ada.

Tapi kapan menangnya? Kapan Tuhan menurunkan bantuan? Apakah kaum muslimin begitu hina hingga semua doa hangus, bahkan sebelum melewati ubun-ubun?

Kategori menang, seringkali dianalogikan dengan sukses.

Orang sukses banyak duitnya, mentereng rumahnya, bejibun investasinya. Abaikan rumahtangganya berantakan, anaknya terlibat kenakalan dan ia depresi hingga selalu tergantung obat-obatan. Yang penting sukses, titik! Padahal bila dirunut lebih jauh, kesuksesannya semu.

Palestina kalah? Nanti dulu. Tontonlah Irishman.

Apakah negara uncle Biden menang, sejak JFK berkuasa? Di film Irishman justru kalah total. Negara itu dikuasai mafia yang mudah mempermainkan angka-angka hasil pemilu. Hingga kini, Amerika tak pernah benar-benar menang. Kasus George Floyd, coronavirus yang menggila, penembakan massal yang hampir selalu ada tiap bulan. Belum lagi kasus-kasus psikologis…subhanallah. Anda akan ngeri lihat negara ‘maju dan menang’ itu dengan segala kasus psikologisnya.

Palestina?

Well, orang-orang Palestina bukannya sakti mandraguna. Tak bisa menangis, kebal senjata, tak bisa trauma. Bukan! Ketika kami ke Gaza 2009, ada orang-orang yang bisu karena trauma dengan situasi perang. Ada anak-anak yang menangis karena kehilangan orangtua. Ada orang-orang yang resah dengan kondisi ekonomi. Anehnya, negara yang sering dianggap pecundang ini selalu punya solusi. Solusi konkrit yang membawa penyelesaian bagi banyak hal.

Miskin? Namanya juga negara yang diblokade.

“Ya Ummu Muhammad, kalau kamu lagi sempit, banyaklah baca al Waqiah,” pesan Abeer Barakah pada temannya. “Insyaallah datang pertolongan Allah. Beasiswa saya cair walaupun kita diblokade.”

Solusi, bukan? Memang duit gak datang dari langit. Tapi harapan dan upaya selalu dilakukan orang-orang Palestina : upaya bumi & harapan langit. Negara yang diblokade itu bisa menanam timun, jeruk, produksi ikan. Bahkan pertanian bunganya ekspor ke Belanda!

Banyak anak muda yang sekarang kehilangan jati diri. Kalau anda mengikuti channel Oli London yang mengaku mirip Jimin – BTS, anda akan bingung. Kok ada orang yang kehilangan jati diri seperti itu? Ajaklah anak Palestina pindah ke Indonesia, itu sudah pernah saya lakukan.

“Kalau jalan-jalan mau. Kalau pindah, nggak. Hadza darul ma’ad. Ini tempat kembali.”

Ya, ampun. Butuh berapa SKS dan kurikulum macam apa untuk menanamkan wawasan kebangsaan macam itu?

Tempo hari, ramai berita tentang demonstrasi di Myanmar. Ada bahasan bahwa ASEAN gak akan mampu menangani jika Myanmar jadi negara gagal akibat perseteruan sengit junta militer, oposisi dan rakyat. Bila jadi negara gagal; perdagangan senjata meningkat. Begitupun perdagangan obat bius dan human trafficking. Bila negara gagal akan menghasilkan perdagangan senjata, obat bius dan perdagangan manusia; silakan nilai sendiri Palestina. Senjata? Mungkin ada yang menyangka pihak militan jual beli senjata. Tapi obat bius dan human trafficking? Palestina, memelihara rakyatnya dari kerusakan, alih-alih menjalani bisnis haram. Padahal di negara miskin (negara kaya juga), human trafficking yang menistakan perempuan banyak terjadi. Pelacuran lazim dilakukan mereka yang sangat terhimpit ekonomi. Kok di Palestina tidak?

Karena ketika Palestina menerima bantuan dari negara manapun, yang dibangun pertama kali perpustakaan. Gak heran orang Palestina pintar-pintar. Dokter, professor, di mana-mana. Diblokade, loh! Yang dibangun rumah sakit. Yang diberdayakan perempuan. Perempuan-perempuan bisu tuli yang trauma pun, diberikan pelatihan. Jadi perempuan tidak harus merendahkan dirinya. Anak-anak? Ada supercamp yang salah satu kurikulumnya menghafal Quran. Tujuan camp ini menyiapkan anak-anak, kalau sewaktu-waktu orangtua mereka meninggal kena bom, mereka harus siap. Bukan itu aja. Di seantero Palestina, yang namanya Yayasan yatim piatu baik dibangun pemerintah, komunitas atau individu berceceran di mana-mana.

“Keluarga kami punya Yayasan yatim,” kata Abeer Barakah. “Kami yakin, bahwa mereka yang menyantuni anak yatim, di surga nanti bertetangga dengan Rasulullah.”

Abeer, yang tak luput dari kesulitan blockade, masih memikirkan buat Yayasan!

Pemerintah gak cukup bikin Yayasan. Di rumah-rumah yang hancur, dibuatkan monument. Pengingat bagi yang syahid. Agar anak-anak mereka atau siapapun mengenal nama-nama yang wafat lebih dahulu demi membela negara. Karena keterbatasan dana, tiak semua rumah dan tempat. Namun inisiatif pemerintah tersebut, benar-benar menghargai perjuangan. Dan anak-anak yatim piatu tersebut, merasa sangat dihargai dan dilindungi negara. Secara materi dan immateri. Secara fisik dan psikologis.

Kalau udah demikian, hakekatnya, yang negara gagal dan kalah siapakah?

Percayalah, siapapun yang menitipkan dana bantuan ke Palestina, insyaallah tidak akan sia-sia.

••••••

Masih ada dana 10K di e wallet atau rekening?

Yuk, bareng-bareng donasi.

Klik bit.ly/LMI_donasipalestina

••••••

Foto : kenangan bersama Abeer Barakah, yang menginspirasi dengan al Waqiahnya, nasehatnya tentang perempuan dan Yayasan amalnya

Kategori
Catatan Jumat Catatan Perjalanan Cinta & Love Dunia Islam Mancanegara Oase Tulisan Sinta Yudisia WRITING. SHARING.

Esai Robin Kirk tentang Palestina yang Membawa Keajaiban!

 

Kami berdiskusi tentang berbagai hal terkait dunia kepenulisan. Lalu tiba-tiba sang profesor bercerita, kuterjemahkan dalam bahasa Indonesia secara bebas ya.

“Sinta, bukumu tentang Palestina mengingatkanku pada sebuah esai yang kutulis.”

Aku menjadi tertarik. Segala bahasan tentang Palestina, menurutku pantas disimak.

“Aku membuat esai tentang Palestina, ketika Gaza sedang dihujani bom. Kucari-cari foto di internet, lalu muncullah sebuah foto yang bagiku sangat menggetarkan.

Kamu sudah baca ‘Book of Thief’?”

Book of thief.JPG
Book of Thief kubeli di pasar loak buku Hong Kong

 

Aku jawab sudah membaca buku dan menonton filmnya

“Esaiku dimuat di beberapa tempat. Kisah tentang seorang gadis kecil yang mengorek-ngorek reruntuhan bangunan untuk mengumpulkan buku-buku yang tersisa…bagiku sangat luarbiasa.”

Aku mendengarkan penuh minat.

“Lalu, berbulan setelah esaiku dimuat, seorang jurnalis bernama Marcello di Cinto mengirim email padaku. Katanya, ‘Aku akan ke Palestina! Akan kucari anak itu!”

Robin berkata, ”aku bahkan tidak tahu apa anak itu masih hidup atau sudah mati1”

Kata jurnalis tersebut, ia akan memberi kabar pada Robin Kirk ketika sudah sampai di Palestina. Ya. Berbulan-bulan tanpa kabar,sang  jurnalis suatu hari menginbox Robin Kirk dan memberikan kabar bahagia.

Robin Kirk menuliskan esai tentang Palestina berdasar foto yang didapat dari internet (kiri). Tulisan Kirk membuat di Cinto bertekad mencari gadis itu! (kanan)

“Aku telah menemukan anak itu. Namanya Maram al Assar. Dia di kamp pengungsian Nuseirat. Kutelusuri dari fotografer yang mengambil fotonya –fotografer ini telah kehilangan dua kaki karena perang yang terdahulu-  lalu, kami menemukan Maram.”

Aku yakin, bukan pekerjaan ringan bagi Marcello di Cinto untuk menemukan Maram di tengah gelombang peperangan di Palestina. Tetapi tulisan Robin Kirk, profesor yang juga penulis buku anak itu demikian menggugah, hingga ia bertekad untuk mempertaruhkan  nyawa demi sosok gadis kecil yang menjadi buah bibir karena aktivitas hebatnya.

Aku dan Robin berkaca-kaca.

Robin Kirk and Sinta
Profesor Robin Kirk & aku, Sinta 

Kata Robin, inilah sosok nyata Liesl dalam buku ‘Book of Thief’ , gadis yang di dalam hirup pikuk carut marut peperangan, tetap mencintai buku dan menjadikan membaca sebagai bagian penting aktivitas kehidupan.

Kalau anak Palestina saja mencintai buku dan menyisihkan waktu untuk membaca di sela peperangan, kita juga harus menyisihkan waktu lebih banyak untuk membaca, dan menulis tentunya.

 

Kategori
Dunia Islam Gaza Kami Oase Sejarah Islam Tokoh

Belajar tentang Jerusalem dan Palestina (1)  : Sumbangsih Dunia Islam yang Tak Tertandingi

Setiap kali bumi Palestina bergolak, mau tak mau kita kembali menoleh ke belakang untuk belajar sejarah dari buku-buku terserak yang tersedia di sekitar. Kadang-kadang, buku-buku tersebut menyajikan informsi sepatah-sepatah sehingga kita harus merangkai sendiri bagaimana sejarah manusia membentuk persepsi, menciptakan konflik, menghancurkan tatanan, atau  memunculkan harapan. Jerusalem dan Palestina akan selalu memancing pertikaian. Akan selalu menimbulkan  ribuan sudut pandang berbeda. Bahkan, orang-orang yang terlibat didalamnya di satu sisi dielukan sebagai pahlawan, di sisi lain disebut sebagai penjahat. Bagaimanapun hebatnya sosok Shalahuddin al Ayyubi, sebagian sejarawan -termasuk non  muslim-  sangat mengagumi beliau.  Namun bagi sebagian yang lain, dianggap sebagai perusak.

 

Jerusalem Awal di masa Nabi Daud as dan Nabi Sulaiman as

Jerusalem awalnya adalah sebuah wilayah tak lebih dari 15 ha yang hanya mampu menampung 1200 penduduk. Namanya mulai disbut-sebut bersamaan dengan kisah Nabi Dauh Saw. Bagi kaum muslimin, Nabi Daud adalah salah satu dari 25 nabi yang dimuliakan Allah Swt. Di masa jauh sebelum  Rasulullah Saw diutus menjadi nabi, tidak ada pembatasan berapa jumlah perempuan yang boleh diperistri seorang laki-laki. Sejarah mencatat secara simpang siur berapa jumlah istri Nabi Daud as dan Nabi Sulaiman as. Konon, Nabi Sulaiman as  memiliki 700 istri dan 300 selir.

Salah satu kisah yang masyhur adalah kisah ketika Nabi Daud as jatuh cinta pada seorang perempuan sangat cantik yang telah bersuami. Sumber Nashrani menyebutkan perempuan tersebut bernama Batsheba dan suaminya  seorang prajurit bernama Urian. Nabi Daud as mengirimkan Urian ke medan perang  hingga tewas dalam sebuah pertempuran.  Ketika nabi Daud as memperistri Batsheba, apa yang terjadi sesungguhnya hanya diketahui oelh segelintir orang, salah satunya seorang ulama shalih bernama Nathan. Dalam sebuah pertemuan, Nathan menyampaikan satu kisah.

“Adalah seorang Raja kayaraya yang telah memiliki segala. Namun ia masih menginginkan seekor domba yang dimiliki petani miskin. Raja itupun merebutnya!”

Hati Nabi Daud as trenyuh dan tersentak mendengarnya. Hingga sontak berteriak ,” Raja seperti itu harusnya mati!”

Nathan berujar hormat, “Andalah Raja itu.”

Nabi Daud as memohon ampun atas semua kesalahannya kepada Allah Swt. Bayi yang dikandung Batsheba meninggal, meninggalkan duka yang dalam di hati Nabi Daud as. Ungkapan ulama shalih Nathan terngiang.

Namun, dikemudian hari ia mengandung lagi dan lahirlah seorang bayi laki-laki sangat tampan dan masyhur dengan kekuasannya. Bayi itu diberi nama : Sulaiman. Sulaiman, kelak menggantikan Nabi Daud as menjadi nabi dan raja. Bukan hanya cerdas, kuat, tampan dan tangguh; Nabi Sulaiman as adalah seorang arsitek andal. Salah satu sumbangsihnya yang menjadi jejak tak terkira dalam sejarah manusia di bumi adalah Kuil Sulaiman. Tujuan membangun kuil ini bukan semata-mata tonggak pencanangan kemegahan kekuasaannya, namun juga menjadi tempat bagi rakyatnya untuk bermunajat.

Nabi Sulaiman as tidaklah tertakdir abadi.

Di bawah kepemimpinannya, negara termasuk wilayah Jerusalem hidup  makmur. Namun usai wafatnya, para kerabatnya bertikai dan berperang. Sejarah panjang menghiasai Jerusalem dengan heroisme dan kekejian. Nama-nama masyhur dikenal, baik masyhur dalam sisi kecemerlangan maupun kegelapan. Nebukadnezar, Darius, Alexander the Great adalah segelintir nama yang beririsan dengan Jerusalem. Alexander Agung memiliki jenderal terpercaya, Ptolemy. Dinasti Ptolemy inilah yang kelak akan mengurus wilayah Mediterrania. Kepengurusan yang akhirnya salah kaprah ditangani oleh Cleopatra. Sosok legendaris yang sebetulnya sangat cerdas, namun kecantikannya yang bak dewi kahyanagan  membuat orang-orang di sekelilingnya mabuk kepayang, rela bertempur, bersedia mati termasuk Julius Caesar dan Marc Anthony. Jerusalem terkatung-katung dalam situasi terlantar. Sebelum Masehi, ada lagi satu sosok sangat cantik yang turut berperan terhadap Jerusalem, yaitu ratu Salome dan dinastinya. Sesudah Masehi, berturut-turut nama kejan seperti Caligula dan Nero, menjadi penguasa Jerusalem.

           Cleopatra dan Salome, dua Ratu sebelum Masehi yang tershor karena kecantikannya

 

Jerusalem Islam

Nabi  Muhammad Saw menjadikan titik ini sebagai salah satu tapak mirajnya sebelum ke Sidratul Muntaha. Bagi kaum muslimin, Jerusalem sama berharganya dengan Haramain. Jejak Islam yang mulia tertoreh di sejarah Jerusalem. Sejarawan yang sangat sarkasm seperti Simon Sebag Montofiore pun mengatakan ketika Umar bin Khattab menguasai Jerusalem, tak ada sikap bermusuhan terhadap penganut monotheis : Kristen maupun Yahudi. Kontribusi para khalifah pun tak dapat dipandang sebelah mata, termasuk zaman dinasti Umayyah dan dinasti Abbasiyah. Meski dua dinasti ini berselisih paham, keduanya tetap berupaya menjaga Jerusalem sebagaimana contoh yang pernah dilakukan leluhurnya, Umar bin Khattab ra.

Haram-al-Sharif
Haram al Syarif

 

Muawiyah dan Haram al Syarif

Usai diangkat menjadi khalifah dan memerintah dari Damaskus, Muawiyah menggunakan koin dengan gambar Ilya Filistin atau Aelia Palestina yang menggambarkan pengagungannya terhadap Jerusalem. Muawiyah disukai masyarakat di luar Islam sebab melengkapi armada perangnya dengan orang-orang Nashrani dan seringkali meminjam riwayat Yahudi tentang kuil untuk menghormati mereka.

Muawiyah dianggap sebagai pencipta yang sesungguhnya dari Haram al Syarif atau dikenal sebagai Temple Mount ( Bukit Kuil). Haram al Syarif adalah suatu wilayah suci dimana di dalamnya terdapat bangunan masjid al Aqsa, Kubah Sakhrah (Dome of the Rock) dan Kubah Rantai (Dome of Chain ). Beliau meratakan batu Benteng Antonia lama, memperluas taman dan menambah satu ruang heksagonal dengan sisi terbuka Kubah Rantai, juga membangun masjid.

jerualem pict.jpg
Old Jerusalem

Abdul Malik bin Marwan

Abdul Malik bin Marwan jenis orang yang  tak suka pujian. Ketika seseorang memujinya ia akan menghardik dan mengatakan , “Jangan menyanjungku! Aku lebih tahu diriku dari dirimu!”

Abdul Malim menyatukan Syria dan Palestina, bercita-cita  menyatukan Islam tanpa perang saudara. Ia merancang pembangunan jalan utama antara Jerusalem dan Damaskus . Ia mengalokasikan harta setara dengan pegnhasilannya sebagai khalifah selama tujuh  tahun untuk menciptakan Dome of the Rock.

Dome of ther Rock . Sinta di depan wallpaper Dome of ther Rock, kementrian kesehatan Palestina 2009

 

Abdul Malik membangun tempat itu bagi semua kalanga.

Bukan sebuah masjid, namun tempat suci. Bentuk oktagonalnya menyerupai wisma Nashrani, kubahnya mengingatkan pada Makam Suci dan Hagia Sofia di Konstantinopel namun jalan melingkarnya dicancang berkeliling seperti thawaf di Kabah, Mekkah.

Batu itu adalah situs surga Adam, altar Ibrahim, tempat dimana Nabi Daud dan Nabi Sulaiman merancang Kuil, tempat Rasulullah Saw memijakkan kakinya saat Isra Miraj. Abdul Malik membangun kembali Kuil Yahudi untuk permurnian wahyu sejati, Islam.

Bangunan itu tak punya poros pusat namun memiliki  3 lapis.

Lapis pertama adalah tembok luar. Berikutnya arkade (gang beratap)  segi delapan dan kemudian tepat di bawah kubah : arkade yang mengelilingi kubah itu sendiri.

Kubah itu diibaratkan seperti surga , hubungan dengan Tuhan dalam arsitektur Islam yang kaya dan deskriptif. Kubah emas, pualam putih, dekoarsai mewah merupakan simbol sura Adn. Kekayaan gambarnya yang berupa pohon, buah, bunga, perhiasan, mahkota; bukan hanya gambaran yang menyenangkan bagi kalangan muslimin tapi juga nonmuslim. Tamsilnya menyatukan keindahan surgawi dan nun dahulu kala, kemegahan kerajaan Daud dan Sulaiman. Kubah emas dianggap sebagai lambang kejayaan Islam dimasa Abdul Malik, melampaui era Justinian dan Konstantin yang Agung. Kubah itu dirawat oleh 300 budak kulit hitam, 20 orang Yahudi dan 10 orang Nashrani.  Sekalipun Abdul Malik merombak Kuil ini, kaum Yahudi dan Nashrani tetap merasa kuil ini diperuntukkan bagi mereka. Dinasti Umayyh mengizinkan kuil suci itu menjadi tempat berdoa bagi dua agama langit lainnya :  Yahudi dan Nashrani.

Harun Al Rashid
Harun al Rasyid

Harun al Rasyid

Harun Al Rasyid adalah permata cemerlang dari dinasti Abbasiyah.

Dimasanya, ia menjalin kerjasama baik dengan Charlemagne, raja Frank yang menguasai Prancis, Italia dan Jerman saat ini. Sekalipun sangat      ingin menguasai Jerusalem, Charlemagne lebih memilih bekerja sama dengan Harun al Rasyid. Mereka bertukar duta selama bertahun-tahun. Charlemagne tentu saja belum mampu mengalahkan Harun al Rasyid karena kemajuan Islam dalam segala sektor saat itu tak tertandingi. Sebagai contoh, Harun al Rasyid memberikan hadiah seekor gajah dan jam air astrolabe kepada Raja Frank. Namun masyarakat Nashrani beranggapan astrolabe merupakan alat sihir iblis.

Tidak ada perjanjian antar keduanya secara formal namun properti kaum Nashrani didata dan dilindungi. Sebagai ganti, raja Frank membayar jizyah 850 dinar. Harun al Rasyid mengizinkan sang Raja menciptakan lingkungan Nashrani di sekitar makam Suci dengan sebuah tinggal untuk biarawati, perpustakaan dan penginapan untuk peziarah yang dapat menampung 150 pendeta dan 17 biarawati.

Pasca kematian Harun al Rasyid, putranya al Ma’mun meneruskan kebijaksaannya. Ma’mun mendirikan akademi sastra sains yang sangat terkenal : Baitul Hikmah. Dan ketika mengunjungi Jerusalem, ia membangun gerbang-gerbang baru di kuil untuk memperkuat seluruh areal Haram al Syarif.

 

Sumber :

Jerusalem the Biography, Simon Sebag Montefiore dan buku-buku lainnya

Kategori
Buku Sinta Yudisia Fiksi Sinta Yudisia Gaza Kami Oase Sastra Islam Sejarah Islam Tulisan Sinta Yudisia WRITING. SHARING.

Mengutip Sastra Cinta bagi Palestina

 

 

Aku tidak lagi bisa berbual-bual menulis tentang Palestina. Sudah cukup berita mewartakannya. Terlalu sakit jejak yang ditorehkan dalam hati, sementara kita tak bisa berbuat apa-apa selain berduka dan mengutuk.

Hari ini aku ingin berbagi kepada kalian semua dan mereka , kepada anda dan kamu, kepada kita dan kami. Kepada pembaca blog, facebook dan siapapun yang masih dapat mengeja simbol. Palestina akan selalu ada. Dalam debu, dalam batu, dalam angin, di riak ombak dan laut, dalam perundingan-perundingan dan sastra-sastra dunia.

Aku cuplikan, ketikkan ulang, secuil bagian heroik dari buku tentang Palestina yang kumiliki. Secuil ini semoga menggelitik hati, untuk ikut memikirkan sesuatu tentang Palestina.

 

Moonlight on Holy Palestine.JPG
Kisah indah dan heroik

Moolight on The Holy Land Palestine ~ Yahya Yakhlif

 

…….

Di sebuah jalan kecil menuju Jerusalem, kami berhenti di sebuah gerumbulan phon zaitun di pinggir jalan untuk makan dan istirahat. Kapten Ma’moun duduk bersama-sama kami, makan seperti yang kami makan, dan mengobrol bersama. Dia menebarkan optimisme, menginpsirasi kami dengan keberanian dan keteguhan hati, memenuhi jiwa kami dengan kegembiraan karena turut ambil bagian dalam mempertahankan kota suci Jerusalem.

Dia berbicara dengan aksen Damaskus yang elok, dan tak pernah melepaskan kacamata yang membuatnya terlihat lebih menarik dan menjadikan warna kulit Damaskusnya terlihat lebih terang.

“Aku mulai mempercayainya,” kata Najib saat kami kembali ke truk dan iring-iringan melanjutkan perjalanan. Najib minum dari botolnya, lalu bergumam : “Kapan kita akan sampai ke Jerusalem?”

 

………..

Kami menuju ke markas regional untuk istirahat sebentar. Kemudian kapten Ma’moun menerima telegram dari komandan tertinggi dan memanggil kami agar bekumpul.

“Saudaraku,” katanya ,” pertempuran di Mishmar Haemek semakin berat. Musuh telah berhasil menambah kekuatannya, dan kita harus membantu membantu membendung serangan mereka.”

Dan itulah yang kami lakukan, membendung gempuran pasukan Hagannah yang menyerang kami pada sebuah front luas. Sebagian besar pasukan kami dipaksa mundur menghadapi serangan gencar dari pasukan yang lebih superior dalam jumlah dan kelengkapan. Kami berhasil menerobos kepungan atas korp artileri yang terjebak, melakukan tindakan penyelamatan, dan setelah melalui pertempuran yang sengit, kami berhasil mengeluarkan korp tersebut. Kapten Ma’moun, yang memimpin tugas penyelamatan itu tertembak dan terkapar. Akhirnya, pertempuran mereda dan pasukan kami kembali ke posisi semula. Spirit kapten Ma’moun yang syahid terus menyemangati kami layaknya seekor burung hijau. Meskipun dia telah meninggal, kami merasakan kehadirannya hidup bersama kami, dan kami mengulang-ulang kisah tentang keberanian, karakter, dan kesederhanaannya. Komandan tertinggi telah memilih beberapa orang, termasuk Asad Al Shohba, untuk mengawal jenazah kapten Ma’moun ke Damaskus.

Sebuah pertempuran yang sungguh aneh, penuh pelanggaran, berakhir dengan penarikan mundur pasukan dan kamipun tak mendapatkan apa-apa. Aku dipromosikan menjadi komandan peleton. Meskipun demikian, akudikepung oleh perasaan pahit, benci dan malu.

Kami kembali ke posisi semula, di pinggiran al Mansi. Seragam kolonel Nour Al Din masiih tergantung di dinding kamar, namun rompi peluru tak terlihat lagi disitu. Aku lalu teringat Najib, yang mengucapkan salam perpisahannya dan pergi.

Aku pikir berkah Tuhan akan menyertai lelaki pemberani itu,  kemanapun ia pergi. Semoga mimpi-mimpinya dipenuhi dengan rusa, kupu-kupu, dan bunga; dipenuhi dengan pemandangan pohon muknissat al janna ; dan dipenuhi dengan bau orang yang dicintainya, yang telah menginspirasikan hatinya dengan gairah tak pernah padam.

 

A Little Piece of Ground (Bola-bola Mimpi) – Elizabeth Laird

 

Bola bola mimpi.JPG
Anak-anak Palestina yang pembernai tapi konyol, kocak dan lucu setengah mati!

Ledakan itu, meskipun lebih mirip suara “gedebug”, sempat membuat ketiga anak itu terlompat kaget. Debu beterbangan dari jemabtan di bawah sana. Selama beberapa saat, mereka tidak bisa apa-apa. Setelah debu-debu itu mulai menipis, mereka melihat ketiga tentara itu keluar dari pesembeunyian . Kantong plastik itu sudah lenyap, tapi serpihan plastik dan kertasnya masih melayang-layang di udara, dan akhirnya jatuh ke tanah. Salah seorang tentara menendangi serpihan-serpihan itu dengan kesal. Seorang lainnya menarik tentanra stres itu ke pinggir, lalu membungkuk dan mengambil sesuatu. Dia menunjukkan sesuatu itu pada yang lainnya, meneriakkan kata-kata mirip sumpah serapah, lalu membuangnya. Dia kemudian kembali ke jalan raya.

“Apa itu tadi? Apa yang kamu taruh di dalamnya?” tanya Karim.

Hopper menyeringai senang.

“Batu. Aku tulisi Palestina Merdeka di satu sisi , Matilah Israel di baliknya, dan Pecundang di sepanjang pinggirannya.”

“Oh, Wow! Kereeen..!” mulut Joni sampai menganga saking kagumnya.

“Tapi, mereka kan nggak bisa baca tulisan Arab,” sergah Karim.

“Aku tulis dalam bahasa Inggris, kok.”

Hopper baru saja mengucapkan hal lain ketika suara yang menusuk telinga mulai terdengar. Suara itu mendengung semakin keras.

“Helikopter!” desis Karim. “Mereka menyisir daerah ini. Mereka pasti melihat kita! Kita bakal tertangkap!”

Hopper tidak membuang-buang waktu lagi. Dia langsung mencari tempat berlindung, di atap terbuka itu.

“Di bawah tangki air! Disana!” katanya, “kita harus sembunyi!”

“Nggak ada gunanya,” pikiran Karim berpacu dengan waktu. “Mereka pasti punya alat pendeteksi panas. Mereka pasti menemukan kita. Kita harus masuk ke gedung!”

 

 

 

Jalan jalan di Palestina.JPG
Salah satu buku yang aku suka sekali

Palestinian Walks : Notes on a Vanishing Landscape – Raja Shehadeh

………

Betapa aku iri pada Abu Ameen yang hidup dengan percaya diri dan aman di bukit tempat ia lahir dan mati, yang ia yakin takkan berubah selamanya. Pernahkah Abu Ameen memimpikan suatu hari bukit-bukit bebas tempat ia biasa melarikan diri dari kekangan kehidupan di desa takkan lagi bisa dikunjungi oleh keturunannya? Betapa para pendaki gunung dari mancanegara tak tahu betapa beruntungnya bisa berjalan di negeri yang mereka cinta tanpa amarah, rasa takut, atau tak aman. Betapa berharganya bisa berjalan-jalan tanpa wacana politik berseliweran di kepala, tanpa takut kehilangan apa yang telah mereka cintai, tanpa resah hak mereka untuk menikmatinya akan dirampas. Hanya untuk berjalan-jalan dan menikmati dan menikmati apa yang ditawarkan alam, seperti yang dulu bisa kulakukan.

………

 

Kadang-kadang , ketika bangun pagi dan menatap keluar keperbukitan, aku membayangkan Abu Ameen berdiri di pagi hari di atas qasr-nya jauh di atas bukit. Ia dikelilingi kabut yang memenuhi lembah dan menyamarkan lipatan bukit-bukit, membuat segalanya tampak  licin. Di sekitarnya aku bisa melihat kabut telah sampai ke tiap lipatan dan lekukan lembah, menciptakan danau-danau yang beruap di antara bukit-bukit yang kering dan terpanggang. Ia terus berdiri di ranah yang kini telah terubah itu, mengikuti naiknya matahari di langit, mengamatinya mengisap kabut, mengosongkan danau-danau malam tadi, dan mengembalikan bukit-bukit itu ke keadaan mereka yang lumrah, kering dan bergelombang.

Jika seseorang mencari Abu Ameen, awalnya dia takkan bisa langsung melihatnya, namun begitu kabut mulai memudar dan matahari makin mencerah, muncullah sesosok yang cerlang. Sulur-sulur kabut yang mengelilinginya akan bercahaya terkena sinar matahari. Kerlap kerlip yang berwarna warni akan menerangi tubuhnya, memberinya sayap-sayap seakan ia dapat terbang di atas lembah, sosok yang fana laksana unggas liar atau dewa bukit yang pucat.

Aku sering penasaran kepada Abu Ameen sementara aku berdiri di pagi hari menatap ke pedesaan. Apa yang akan ia katakan jika melihat negerinya sekarang? Akankah jiwanya mendidih dengan amarah pada kami yang membiarkan tanahnya dihancurkan dan diambil alih, ataukah ia hanya akan menikmati satu sarha panjang lagi, membiarkan jiwanya mengembara bebas di atas negeri ini, tanpa kekangan batas-batas, seperti keadaannya suatu waktu dulu?

 

 

Reem ~ Sinta Yudisia

Insyaallah terbit Juli atau Agustus 2017

Reem Cantik Palestina.jpgReem

Kategori
Buku Sinta Yudisia Bulan Nararya Oase ROSE Sastra Islam TAKHTA AWAN The Road to the Empire ~RINAI~ Sinta Yudisia

Membincang buku kita : best seller, very fast moving, write off, dan gagal pasar

 

 

Setiap penulis, pasti berharap bukunya best seller atau laris manis di pasar.

Bila royalty 1 buku 10 % dan harga buku Rp.50.000 misalnya, maka penulis bisa dapat Rp.5.000 rupiah perbuku. Kalau buku terjual semua 3000 eksemplar, wah, dalam satu periode pembayaran royalty dapat Rp.15.000.000. Maka, penulis yang bukunya best seller biasanya dapat membeli laptop, komputer, sepeda motor, bahkan mobil dan rumah. Dapat naik haji dan umroh, melakukan perjalanan keluar negeri dan seterusnya. Senang ya?

 

Kapan buku best seller?

Berbincang tentang best seller, tentu tidak mudah. Sebab best seller belum tentu sama dengan best quality. Ada buku-buku yang menang lomba, sangat bagus tema dan idenya, cantik diksinya, namun buku tersebut jeblok dipasaran. Penyebabnya macam-macam. Mulai cover yang kurang menarik, penulis yang kurang dikenal, promosi yang kurang gencar serta moment yang tidak pas.

 

psikologi-pengantin
Alhamdulilah, 3 bulan telah naik cetak yg kedua

Dalam perjalanan kepenulisan saya, tidak semua buku-buku best seller. Yang penjualannya best seller antara lain Lafadz Cinta, Pink, Rinai, The Road to The Empire dan Alhamdulillah sekarang Psikologi Pengantin.

 

Yang very fast moving saat baru terbit adalah The Road to The Empire.

Buku yang hingga kini masih diminati dan terus ditanyakan pembaca adalah Rose, Rinai, Bulan Nararya serial Takudar : Sebuah Janji, The Lost Prince, The Road to The Empire dan Takhta Awan. Buku anak-anak pun demikian seperti Janji Cici dan Ketika Upi Bertanya.

Apa sebab buku tersebut laris manis?

 

1.Karena covernya : Lafadz Cinta, Pink. (ada pembaca yang menyangka penulisnya adalah yang terpampang di cover. Hellooo….itu Karina Kapoor, plis. Penulisnya lebih cantik kwkwkwk)

2. Karena kisahnya yang spesifik : serial Takudar. Tidak setiap penulis menyukai setting Mongolia dan mengangkat tokoh yang jarang dikenal. Saya memang sudah lama jatuh cinta dengan Takudar ini, sejak menemukan buku warisan ayah berjudul The Preaching of Islam Thomas W. Arnold.

 

3.Karena kisahnya yang sederhana : Rose dan Lafadz Cinta. Rose dan Lafadz Cinta ini sebetulnya kisah cinta yang sederhana, setiap penulis insyaallah bisa menulisnya. Bandingnya dengan serial Takudar yang mungkin tidak setiap penulis bisa menuliskan setting Mongolia sebab memang tidak terlalu menyukai dataran China, gurun Gobi dan sejarah Jenghiz Khan.

cover-rinai1
Rinai : Palestina

4.Karena momentnya yang pas : Rinai bersetting Palestina. Novel ini tergolong lumayan ‘berat’ sebab berbau psikologi. Namun moment yang tepat, bersamaan dengan moment Palestina, novel ini cukup laris di pasar.

 

5.Karena dibutuhkan masyarakat : Psikologi Pengantin. Banyak anak muda dan pasangan baru yang butuh panduan psikologis tentang pernikahan dan bagaimana merawat hubungan agar tetap seperti pengantin baru. Sepertinya, kebutuhan pasar inilah yang membuat Psikologi Pengantin dapat naik cetak yang kedua dalam jangka waktu 3 bulan sejak terbitnya.

 

Buku Write Off

Buku write off adalah buku yang ditarik dari pasaran karena sudah dianggap tidak layak jual (duh sediiih banget …hiks). Buku ini biasanya dikembalikan hak terbitnya kepada penulis dan penulis berhak untuk : merevisi naskah, menyerahkan pada penerbit lain, menerbitkan dalam bentuk e-book atau menerbitkan di blognya pribadi.

Sebetulnya, buku write off belum tentu berarti  buku kita jelek lho.

Buku ditarik dari pasaran kemungkinan momentnya kurang tepat, promosinya kurang gencar. Banyak buku write off yang dikembalikan ke penulis lalu penulisnya menjual via online dan buku tersebut malah laris manissss.

 

Bagaimana membuat buku best seller?

Manusia wajib berusaha. Allah Swt yang akan merumuskan akhir perjalanan kita, termasuk bagaimana nasib naskah-naskah yang ditulis dengan segenap pengorbanan. Nyaris, tidak ada penulis yang sembarangan ketika menuliskan sebuah karya, walau ia hanya selarik puisi.

Bila ingin buku best seller, ayo kita saling berbagi ilmu. Pengalaman saya di bawah, semoga bermanfaat buat saya pribadi dan buat orang lain.

  1. Cover. Jangan main-main dengan cover. Orang Indonesia suka sekali dengan tampilan dan kemasan. Cover Lafadz Cinta, saat itu sedang booming cover buku menggunakan wajah seseorang. Kalau sekarang novel saya diterbitkan dengan cover wajah, mungkin orang tidak melirik. Diskusikan dengan editor, illustrator, apa cover yang menarik di pasaran. Penulis harus sering jalan ke toko buku dan melihat apa sih buku yang sedang digemari kalangan tertentu. Cover Pink pun demikian eye catching maka kumpulan cerpen Pink sangat laris saat itu.
  2. Judul. Ternyata, judul buku juga berpengaruh. Dari hasil diskusi dengan banyak orang, ternyata judul buku harus simple dan tidak multitafsir. Kitab Cinta Patah Hati, Cinta x Cinta, dan Psikologi Pengantin adalah buku-buku motivasi cinta yang saya tulis dengan mengumpulkan referensi psikologi puluhan bahkan ratusan. Namun , tidak semua buku itu diterima pasar dengan baik. Kata para pembaca, Cinta x Cinta menimbulkan multitafsir : ini apa sih isinya? Walaupun cover dan tampilan buku itu untuk remaja. Sementara Psikologi Pengantin jelas mengarah pada orang yang mau menikah, ingin menikah, atau baru menikah.
  3. Promosi. Rajin- rajinlah promosi di media sosial : blog, twitter, instagram, fanpage, facebook. Semoga, audience semakin sadar bahwa ada buku manis sedang terbit di pasaran. Setiap orang yang menanyakan buku ini coba ditanggapi, sekalipun hanya bertanya : berapa harganya? Ada di pasaran enggak? Walaupun kadang-kadang pembaca dan khalayak menanyakan hal-hal yang membuat penulis bersedih : ada diskon? Ada gratisan? 200 halaman buku baik novel atau non fiksi, ditulis setidaknya 1 bulan lebih. Ada yang 3, 6 bahkan 24 bulan! Malah ada yang bretahun-tahun! Betapa sedihnya ketika khalayak masih beranggapan buku terssebut seharusnya lebih murah dari Rp. 50.000. Tetapi, penulis sedang mengkomunikasikan karyanya dengan pembaca. Maka penulis harus bermental positif untuk meyakinkan khalayak : buku ini layak anda miliki sekalipun uang anda akan berkurang Rp.50.000
  4. Paket. Kalau buku sudah write off, ambil saja oleh penulis. Jual system paket. Biasanya , pembaca suka beli system paket sebab ongkos kirimnya sekalian. System paket juga mereduksi harga buku. Penulis senang, pembaca juga senang.
  5. Doa. Ini factor X yang tidak boleh dilupakan siapa saja. Hanya Allah Swt pemberi rezeqi. Bila rezeqi royalty belum milik penulis, mungkin rezeqi yang lain mengintip. Rezeqi menang lomba, rezeqi cerpen koran atau majalah, rezeqi mengisi acara dll. Mental positif akan membuka pintu rezeki, insyaAllah.

 

 

Kategori
Fight for Palestina! Gaza Kami

Sognando Palestina

*Randa Ghazy

(Randa Ghazy adalah seorang penulis belia 13 tahun asal Mesir. Orangtuanya senantiasa berkata bahwa anak-anak Palestina adalah saudara-saudaranya)

Pesan anak Palestina pada sahabatnya :

Aku berpikir bahwa mungkin aku bisa menetap disini
Membaca sampai dunia berakhir
Tetapi dalam kenyataannya
Satu-satunya yang penting buatku adalah kalian
Dan, dirimu

anak palestina

Aku berpikir bahwa kau telah memberikan sebuah keluarga untukku
Kau, adalah keluargaku
Dan bahwa barangkali
Aku tak cukup lengkap mengutarakan padamu
Aku benar-benar menyayangimu

Suatu hari nanti
Bila kita tak akan bersama lagi
Aku tidak akan bisa berkata :
Terimakasih
Terimakasih atas segala yang kau lakukan padaku

Jika perang ditakdirkan usai
Jika kita ditakdirkan merebut kembali tanah ini
Jika kita sanggup melepaskan diri dari kekerasan
Aku senang sekali bisa berada di dekatmu dan berkata :
Kita telah berhasil!

Ketika kelak kau menjadi lelaki dewasa
Akan sangat sulit bagimu
Sangat sulit
Untuk membebaskan dirimu dan mengakui
Bahwa hatimu terbakar oleh perasaan yang begitu halus
Rasa yang melampaui kepedihan
Itulah Cinta

children of Gaza
Dibacakan dalam aksi solidaritas Palestina , Grahadi Surabaya, 11 Juli 2014

Kategori
Fight for Palestina! Gaza Kami

ORANG PALESTINA

*Harun Hashim Rasyid

(Harun Hashim Rasyid adalah penyair Palestina, lahir 1930 dan hidup di bawah penindasan Zionis Israel. Puisi-puisinya yang terkenal antara lain Kapal Kemarahan (Safinat al Gadhab), Orang-orang Asing (Al Ghuraba) dan masih banyak lagi. Salah satu yang terkenal adalah puisi berjudul Orang Palestina)

father n son in gaza

Orang Palestina aku
Orang Palestina namaku
Dengan tulisan terang
Di segala medan pertempuran
Telah kupahatkan namaku
Mengaburkan segala sebutan
Huruf-huruf namaku melekat padaku
Hidup bersamaku, menghidupi aku
Mengisi jiwaku dengan api
Dan berdenyut di urat-urat nadi

Orang Palestina aku
Itu namaku kutahu
Itu menyiksa dan menyusahkan aku
Mengejar dan melukai aku
Karena namaku Orang Palestina
Dan sesuka mereka,
Mereka telah membuat aku mengembara

Aku telah hidup sekian lama
Tanpa sifat tanpa rupa
Dan sesuka mereka
Mereka lontarkan padaku segala nama dan sebutan nista
Penjara-penjara dengan pintu-pintu lebar terbuka
Mengundang aku
Dan di segala pelabuhan udara di dunia
Diketahui nama dan sebutanku
Angin khianat membawa aku
Menghamburkan aku

Orang Palestina
Nama itu mengikuti aku, hidup bersamaku
Orang Palestina, itu tertakdir padaku
Melekat padaku, menggairahkan aku

Orang Palestina aku
Meskipun berkhianat mereka padaku dan pada tujuanku
Orang Palestina aku
Meskipun di pasaran mereka jual aku
Seberapa mereka suka, seharga ratusan juta
Orang Palestina aku
Meskipun di tiang gantungan mereka giring aku
Orang Palestina aku
Meskipun ke dinding mereka ikat aku

Orang Palestina aku
Orang Palestina aku
Meskipun ke api mereka lemparkan aku
Aku : apalah arti diriku?

Tanpa namaku, Orang Palestina
Tanpa tanah air dimana aku mengabdikan hidup
Dimana aku dilindungi dan melindunginya
Aku
Apalah arti diriku

Jawab, jawablah aku!

Perempuan Gaza di tepi Pantai
Perempuan Gaza bersama keledai di tepi pantai

Dibacakan pada Aksi Solidaritas Palestina, Grahadi Surabaya, 11 Juli 2014

Kategori
Catatan Perjalanan Fight for Palestina! Gaza Kami Jurnal Harian Quran Kami ~RINAI~ Sinta Yudisia

Jika Kau Pergi Ke Gaza, Palestina

Sekali saja, andai kesempatan itu datang, meminta kita datang ke Palestina, apa yang harus disiapkan?
Paspor visa, agar dapat berangkat dan pulang dengan selamat. Sejumlah uang yang dapat dikonversikan ke mata uang asing, tak mungkin di negeri orang tak bawa uang saku. Logistik, agar tak kelaparan sepanjang perjalanan maupun di tempat tujuan. Pakaian sesuai musim, mengingat Palestina dapat mengalami cuaca ekstrim sangat panas atau sangat dingin. Baterai, sebab listrik hanya dijatah 3-5 jam oleh Israel. Alat komunikasi, siapa tahu keadaan terjepit dan kritis, harus mengontak pihak otoritas. Ohya, kamera. Mengabadikan perjalanan tak lengkap tanpa kesan visual. Sediakan kantong-kantong sisa di ransel dan koper, agar dapat membeli souvenir di toko-toko handicraft yang tersebar di sepanjang jalan di Gaza City. Harganya relatif murah. Kecuali jika ingin membeli abaya, perlu menyiapkan sekitar 200 shekel per gaun.
Cukupkah?
Rasanya cukup.
Tambahkan tim penerjemah yang mampu berbahasa Arab, bila hanya paham ana dan antum.
Jika perjalanan itu bertujuan menikmati eksotika Khan Khalili, Kairo atau biru safir Mediterrania el Arish, daftar di atas cukup. Namun bila anda berkehendak memasuki Palestina, ada hal-hal lain yang harus disiapkan.

Bon-bon, Gaza

1. Believe in Allah
Ini saran dari Rehab Shubair, Ministry of Women Affairs. Keadaan di Palestina betul-betul tak dapat diprediksi. Tak ada siklus rutin pasti sebagaimana kita bangun Shubuh, sholat, menyiapkan sarapan, berangkat ke kantor dan mengantar anak sekolah, pulang sore dan bercengkrama kembali, melepas penat dan begitu seterusnya. Merencanakan akhir pekan, merencanakan beli sesuatu di awal bulan. Berniat melakukan sesuatu di tahun depan.
Terjebak jam malam. Terjebak sirene peringatan sehingga rumah dan sekolah harus bergegas mengawasi jendela agar anak-anak menjauhi kaca –sniper mengincar bahkan hanya sekedar gerakan melongok .
Mereka yang kau cintai, belum tentu dapat kau cium dan peluk kembali, malam nanti.
Seorang anak mungkin tewas dalam perjalanan pulang sekolah. Seorang ibu mungkin tertembak ketika sedang ke pasar atau bekerja mencari nafkah tambahan. Seorang ayah mungkin terkena rudal ketika tengah menunaikan kewajiban.

Kematian adalah hal biasa.
Syahid adalah cita-cita.
Tapi Palestina, juga Gaza, berisi manusia-manusia yang punya hati; menjerit bila sakit, menangis saat terluka, terisak jika kehilangan. Siapa diantara kita yang sanggup kehilangan sesuatu yang dicintai dengan cara mendadak dan cara paling menyedihkan? Tak ada.
Maka Ministry of Women, bekerja sama dengan semua lembaga pemerintah menggaungkan pesan-pesan propaganda, bahwa bila rakyat Palestina ingin bertahan, mereka harus percaya Allah. Believe in Allah bukan lips service, sekedar slogan dan teriakan.
Believe in Allah menggaung dari dinding-dinding rumah, dari program harian rumah tangga, dari kurikulum sekolah, dari target pemerintah. Pemerintah menetapkan bahwa summer camp adalah waktu wajib bagi para pelajar untuk libur sekolah, mengikuti supercamp untuk mengasah leadership dan life skill, dan program sepanjang kurang lebih tiga bulan ini terutama menempa para pelajar menghafal Quran.
Quran adalah salah satu bentuk believe in Allah, tak ada tawar menawar lagi.

kantor, gaza
2. Al Waqiah
Ini adalah saran dari Abeer Barakah, seorang ibu muda cantik berputra putri 4 orang, dosen UCAS. Kehidupan di Gaza boleh jadi sangat rumit, di blokade bertahun-tahun. Pasokan barang terpaksa melalui smuggling tunnel, mulai genset, mobil sampai hewan Qurban. Mulai shampoo sampai jepit rambut. Mulai tabung gas hingga obat-obatan. Masih belum cukup rupanya, smuggling tunnel seringkali terpantau satelit dan dibombardir hingga menewaskan para pekerja dan merugikan ribuan rakyat yang tergantung hidupnya dari pasar gelap.
2012, Gaza masih dapat bernafas lega ketika Rafah dibuka atas kebijakan presiden Mursi. Sekarang, Rafah kembali ditutup dan rakyat Gaza terengah-engah memenuhi kebutuhan hidup.

Bagi Abeer, Allah Maha Kaya dan tidak terpasung hanya oleh blokade, hantaman rudal, smuggling tunnel atau sirene jam malam.
Ia melazimkan bacaan al Waqiah setiap hari demi jaminan rizqi dariNya. Karena itu, sekalipun kondisi sulit dan kelaparan menimpa hampir setiap kepala penduduk Gaza, mereka selalu bahagia akan datangnya rizqi Allah yang tak disangka-sangka. Cairnya beasiswa, bantuan dari negara tetangga macam Yordania atau Qatar. Dan tentu, bantuan dari Indonesia adalah salah satu jawaban atas al Waqiah yang istiqomah dilakukan.
Abeer Barakah, bahkan masih merasa belum cukup membeli tiket ke surga dengan sekedar tinggal di tanah para Anbiya. Ia dan suaminya mendirikan yayasan, memelihara anak-anak yatim, berpegang pada salah satu hadits Rasulullah Saw yang artinya kurang lebih : Rasul dan penyantun para yatim bagaikan dua jari tak terpisahkan di surga.
Rindu padamu, Abeer. Miss you much, your family and all of Gaza people.
Dalam kehidupan yang sangat singkat ini mereka tak pernah lupa tempat kembali, tak pernah lupa bahwa tiket ke sana bukan semurah tiket masuk konser musik atau bioskop XXI.

gaza's people
3. An Anfaal dan At Taubah
Anda lelaki, seorang ayah atau pemuda?
Akan sangat malu bila belum menghafalkan 2 surat ini. Surat kebanggaan yang menjadi pelipur lara, penegak tulang belakang, pembusung dada bahwa kaum muslimin tak akan pernah terhina meski terpaksa mengais belah kasih, bergantung hidup sebesar 70% dari bantuan internasional.
Inilah surat yang menjadikan para pemuda boleh mendaftar sebagai prajurit Hamas.
Sekedar jago beladiri, tubuh tegap dan wajah sangar tak cukup. Sebab prajurit Palestina bukan berperang menggunakan drone atau melaju di atas pesawat-pesawat tempur, berlindung di balik tank-tank baja. Para pemuda harus siap menjadi prajurit kapanpun tugas negara memanggil. Mereka harus bergilir menjaga perbatasan, sewaktu-waktu terjebak perang yang pecah tiba-tiba, terkena peluru nyasar atau pecahan bom. Kekuatan mental dan ruhiyah menjadi syarat utama agar sanggup mengatasi rasa sakit fisik dan psikis.
Maka, jangan hanya terbakar emosi sesaat dan berniat mendaftar sebagai relawan perang di Palestina. Gaza tak pernah meminta bantuan pasukan perdamaian. Gaza tak pernah menghiba memohon gencatan senjata dengan Israel. Mereka merasa cukup dengan sumber daya manusia yang mereka miliki, yang tidak dimiliki negara manapun di dunia ini termasuk Indonesia. Prajurit penghafal Quran.
Yang Gaza harapkan adalah kepedulian warga muslim dunia, agar senantiasa mendoakan dan menyisihkan dana bagi operasional negara mungil yang bahkan tak boleh mencari ikan di perairan lautnya sendiri.

ministry of women affairs
4. Sabar
Sabar adalah syarat mutlak bagi seseorang yang berniat memasuki Gaza, Palestina.
Apalagi yang dibutuhkan bagi seseorang yang menunggu tanpa kepastian?
Pemeriksaan check point, tertolak di gerbang Rafah, perjalanan melelahkan via jalur darat, belum lagi diusir oleh tentara Mesir dari perbatasan. Tak ada bekal yang lebih baik kecuali sabar : baik dapat menerobos masuk ataupun tertolak. Beberapa relawan mengisahkan bahkan terpaksa gigit jari setelah tinggal berminggu-minggu di El Arish tak dapat menembus Rafah.
Bila berhasil memasuki Gaza, Palestina, bersabarlah. Belum tentu dapat pulang sesuai waktu yang dijanjikan sebab gerbang Rafah bukan terbuka-tertutup sesuai jam kerja. Inilah satu-satunya gerbang antar negara paling ajaib di dunia : tak ada jadwal tetap, tak ada hukum pasti, tak ada prosedur yang dapat dipelajari, tak ada orang dalam yang dapat ditembus. Hanya dapat dibuka sesuai kesepakatan dengan Israel dan Mesir yang saat ini tak berpihak pada tetangga muslimnya sendiri.
Tinggal di Gaza berarti harus bersiap-siap kekurangan air dan listrik, juga harus waspada terhadap kemungkinan tembakan-tembakan Israel yang lepas tanpa perjanjian.

5. Waspada
Tak perlu khawatir akan keamanan yang berasal dari warga Gaza. Insyaallah aman tidur malam meski tanpa mengunci pintu. Insyaallah tak ada pencopet sebab warga Gaza memiliki izzah. Jangankan mencopet, mengemis saja mereka enggan.
Yang harus diwaspadai adalah, demikian tipisnya jarak antara hidup dan mati.
Siapa sangka, sesaat ketika mengajar, terdengar dentuman dan di waktu yang sama kita telah terlempar ke dimensi yang lain : alam barzakh?
Bukan berarti warga Gaza membabi buta menuju kematian dan tak lagi peduli pada perjuangan hidup. Mereka tetap bekerja, menuntut ilmu, bahkan hingga strata tiga. Mereka giat mencari beasiswa ke negeri jauh untuk diaplikasikan kembali ke Palestina. Mereka berlatih survival, bagaimana menyelamatkan diri dari bahaya pecahan peluru. Hingga anak-anak, tahu bagaimana menghadapi tentara Israel meski hanya berbekal sebentuk batu.
Saya mungkin seperti anda dan jutaan manusia yang lain, menyangka bahwa kematian hanya akan menjemput nanti ketika usia menginjak angka 60 tahun ke atas. Kehidupan saat ini masih sangat layak dinikmati. Rancangan mingguan, bulanan bahkan tahunan ke depan menggambarkan kebutuhan-kebutuhan manusia dalam dimensi duniawi. Sangat sedikit mengingat kematian kecuali saat takziyah dan melewati areal pemakaman.

Di Gaza, Palestina, hidup terasa demikian aneh dan asing, namun juga menentramkan.
Udara pagi demikian segar, pasokan oksigen yang disiapkan tumbuhan zaitun dan tiin. Salam bertebaran, dengung Quran tiada henti. Wajah-wajah ramah teduh. Riuh rendah suara anak-anak sekolah, percakapan warga yang sama seperti warga lainnya dari belahan manapun di dunia ini. Hanya saja, warga negara ini tak gentar menghadapi kematian. Kepahitan tentulah ada, tapi mereka tak pernah takut hingga berniat meninggalkan Darul Ma’ad.
Mereka selalu waspada dengan kematian yang begitu dekat berteman dengan kehidupan.
Amat sangat waspada.
Hingga setiap langkah. Setiap jejak. Setiap nafas. Ditujukan bagi persiapan menuju keabadian.

Sekali lagi, Palestina dihantam kesulitan.
Para penjaga al Aqso, pengawal tanah kenabian, terbiasa menghadapi kelaparan dengan berpuasa dan berbuka hanya dengan segelas airputih. Mereka sanggup menghadapi persenjataan canggih dengan lemparan batu dan merakit roket-roket sederhana.
Tapi, apakah kita, hanya berdiam diri?
Atas nama kemanusiaan dan surga yang diimpikan, atas nama Allah Yang Maha Menyaksikan. Setiap keping rupiah dari kita adalah pertemuan dahsyat doa-doa mereka dengan cinta kaum muslimin. Setiap kepedulian kita adalah jalinan kuat dengan impian warga Gaza : ya Allah, jadikan saudara-saudara kami di Indonesia dapat menunaikan sholat di Al Aqso, kiblat pertama kaum muslimin.

Salurkan dana pada lembaga yang anda pilih.
Atau bersama Forum Lingkar Pena, FLP.
Organisasi Kepenulisan Muslim yang insyaallah terbesar di dunia, aktif dan konsisten menyebarkan nilai-nilai Islami yang Universal.
BSM (Bank Syariah Mandiri) cabang Dewi Sartika, Jakarta, no rekening 7033 101858, an Forum Lingkar Pena. Harap konfirmasi kepada Nurbaiti Hikaru 0815 72014615. Tweet ke @flpoke dan amati daftar donasi melalui website www://flp.or.id
Dana insyaallah sampai langsung kepada warga Gaza Palestina, melalui mitra FLP : BSMI dan KNRP insyaAllah