Anime. Manga. KPop. Game.
Ini baru sebagian kecil dari dunia anak-anak kita saat ini, di mana orangtua diharapkan dapat mendampingi anak-anak agar mereka tumbuh menjadi sosok yang tangguh, kreatif, berakhlaq mulia. Bersyukur banget semalam ketemu dengan mas Ingge dan teman-teman dari Rumah Pelita Yogyakarta. Dihadiri oleh sekitar 70 orangtua yang kepingin banget tahu ttg bgm menghadapi anak yg suka game.
Saya rangkum dan bagi jadi beberapa tulisan, ya. Semoga bermanfaat.
📱🖥️📟🕹️
KENALILAH GAME
Untuk bisa mengendalikan dan mengarahkan anak, tak ada cara lain : mengenali game. Ini agar orangtua mudah berkomunikasi, berdiskusi, berargumentasi dan memberikan alternatif buat anak.
Di bawah ini beberapa game yang saya kenal, silakan ditambahkan.
- MMORPG : massively multiplayer online role playing game (Genshin Impact, World of Warcraft, Lord of the Ring online, dsb)
2. MOBA : multiplayer online battle arena (AOV, dll)
3. RPG : role playing game (Skyrim, Pokemon, Final Fantasy VI-VII-XII, dll)
4. FPS : first person shooter (Counter Strike, PUBG, dll)
5. Multiplayer game (Among Us, dll)
6. Rhythm game (Bang Dream, Superstar SMTown, dll)
7. Game-game jenis lain. Fashion game ( misal : Covet), word game (WOW)
Berbagai jenis game MMORPG
MANAKAH GAME YANG AMAN BUAT ANAK-ANAK?
Game yang masuk kategori online, sangat tidak aman untuk anak-anak TK, SD. Anak SMP dan SMA perlu pengawasan dan pendampingan. Perhatikan juga masing-masing game punya rating umur seperti film. Utk 13 tahun, remaja, dewasa, semua umur, dst.
Online bisa mengakibatkan pemain nggak mau dihentikan segera. Apalagi bila mabar dengan teman-temannya. Bisa dibayangkan, kan? Kita lagi main ber-5. Tau-tau ibu memanggil dan salah satu harus keluar dari arena game. Wah, 4 teman kita bisa mati di arena. Karena nggak mau mengorbankan permainan, mengorbankan tim dan teman-teman; biasanya anak nggak mau berhenti ketika berada di tengah game online.
👦🏻👩🏻👦🏻👩🏻
Ada banyak situs-situs yang memajang game buat anak-anak. Silakan dipilih . Ada yang tentang world building, farming, berkebun, salon, scavenger hunt dll. Apapun jenis permainannya, jika online, orangtua harus bijaksana.
📛📛📛
Apalagi jika game itu online, dimainkan bersama-sama (multiplayer), mengandung unsur kekerasan dengan storyline tertentu untuk mengalahkan musuh sebanyak-banyaknya dengan adegan berdarah-darah. Dilakukan setiap hari oleh seorang anak SD yang masih butuh berkomunikasi intens degnan orangtua; kita dapat bayangkan bagaimana perkembangan psikologisnya.
GAME OFFLINE, APA AMAN?
Perlu dipilih juga. FPS yang modelnya baku tembak dengan adegan berdarah-darah, tentu nggak cocok buat anak. Remaja pun butuh pendampingan. Sekalipun Pokemon, kalau mainnya kebablasan tentu juga perlu diperhatikan. Bahkan game yang ringan seperti Superstar SMTown atau Covet saja, anak-anak dan remaja perlu diberikan kedisiplinan waktu untuk memainkannya.
GAME BISA MEMBUAT ANAK AGRESIF?
Gaming 100%, bukan satu-satunya penyebab agresifitas anak.
Banyak sekali komponennya. Anak yang akan bermasalah dengan game adalah :
▶️Anak sudah bermasalah punya ADD, ADHD, LD + bermain game
▶️Orangtua bermasalah + bermain game
▶️Akademik bermasalah + bermain game
▶️Komunikasi buruk + bermain game
▶️Mengalami bullying + bermain game
▶️Pola asuh salah + bermain game
👇👇👇
Bukan hanya gamingnya yang harus diperhatikan. Tapi lihat lagi secara detil apa saja kondisi komorbid yang menyertai perilaku bermasalah seorang anak. Ada siswa SMA dan mahasiswa yang gak sesuai dengan jurusannya, tetapi terpaksa masuk MIA atau masuk teknik gegara dipaksa ortu. Ia melampiaskan ke gaming dan jadilah game membuatnya semakin agresif. Ini contoh dari akademik bermasalah + bermain game.
👇👇👇
Orangtua yang enggan berkomunikasi dan malas mendengar anak rewel lalu membelikan android plus games-nya, jadilah si anak kecanduan dan ngamuk kalau nggak diperhatikan. Ini contoh dari pola asuh salah + bermain game.
BAGAIMANA AGAR GAME BISA AMAN?
1.Untuk anak, belikan gawai dengan RAM dan memory terbatas. Harga 1-1,5 juta cukuplah. Jangan biarkan ia bermain dengan gawai mahal yang performanya sangat bagus. Anak belum bisa mengontrol keinginannya untuk unduh macam-macam
2.Kalau memang harus online, pakailah pra bayar. Pasca bayar bisa buat jantungan! Pernah dengan kan tagihan ortu sampai 60 juta gegara game online?
3.Sesekali, ortu duduk di samping anak. Lihat apa yang dia mainkan. Bagus sekali kalau ortu bisa ikut main dan tau. Anak main PUBG, ortu juga belajar PUBG. Anak main Among Us, ortu juga harus bisa
4.Game PC VS android. Lebih baik pakai PC. Taruh PC di ruang tengah. Kalau ditaruh di kamar, anak jadi penyendiri. Kalau pakai android, apalagi. Android mahal dg performa unggul, haduuuhh. Lebih-lebih, deh!
5.Game online? Lihat apakah pakai gacha. Gacha adalah racun di dunia gaming, sebagaimana cyber-bullying adalah racun di dunia per-KPop-an. Gacha bisa diartikan sebagai undian. Kadang bisa didapat sesudah menyelesaikan tahap tertentu, kadang harus beli. Maka dikenal anak-anak sultan atau orang kaya yang bisa menang game online karena punya duit untuk beli karakter tertentu, untuk membeli senjata tertentu.
6. Udah kecanduan? Hayuk, duduk bareng. Ortu silakan mengurangi kesibukan dan mulai berkonsultasi dengan sebanyak mungkin pakar : psikiater, BK sekolah, psikolog, ustadz, ortu lain yang punya permasalahan serupa. Kalau sudah agresif, cemas berlebihan, tidak bisa beralih perhatian dari gaming; kadang memang harus dibantu obat.
📱🖥️📟🕹️
Bersambung : bagaimana tahun anak berbakat gaming atau kecanduan gaming?