Kategori
Artikel/Opini Cinta & Love Novel Tulisan Sinta Yudisia WRITING. SHARING.

Film Buya Hamka : Romance Story, Pesan Parenting & Sikap Pejuang

Kalau anda orangtua, tontonlah film ini. Sebab bisa jadi anda sekeras Haji Rasul dalam mendidik anaknya, Malik. Kalau anda single parent, tontonlah film ini. Karena orangtua Malik atau kelak dikenal dengan nama Buya Hamka, berpisah. Kalau anda seorang istri yang memiliki suami dengan tabiat sangat keras, tontonlah film ini. Kalau anda punya anak banyak, tontonlah film ini. Kalau anda seorang ayah, tontonlah film ini.

Kalau anda ingin memiliki anak dengan karakter kuat dan pemikiran cemerlang , ingatkan nasihat Dr. Abdullah Nashih Ulwan, ulama pakar parenting : ajarkan anak-anakmu kisah epic. Film ini mengajarkan kisah epic yang indah, perjuangan seorang lelaki menjadi suami, ayah, ulama dan pejuang bangsa.

Volume 1 : Full Romance Story

Untung saya bawa sapu tangan. Scene pertama, sudah menguras air mata. Pertemuan penuh rindu Hamka yang tengah dipenjara di tahun 1964, bertemu Siti Raham istrinya yang membawa gulai kepala kakap. Scene kedua yang menguras air mata adalah adegan Hisyam, putra kesayangan Hamka wafat di saat Hamka tengah merintis majalah Pedoman Masjarakat.

Bagaimana Raham senantiasa setia menyuguhkan kopi kepada Hamka ketika sang suami mengetik hingga larut malam, adalah adegan manis suami istri yang pantas di-capture. Hamka, terkenal pula dengan bait-bait sastranya untuk segala situasi : dakwah, politik, sosial, novel dan tentu rayuan cinta.

“Pahit di sini, manis di sana,” goda Hamka ketika menikmati kopi suguhan istrinya.

Quote bapak-bapak yang bisa dikloning, ya! Sembari menyeruput kopi, menggoda istri hingga Raham tersipu malu.

Volume 1 film Buya Hamka menyuguhkan banyak adegan romance suami istri dan ayah bunda mendidik anak. Jadi, jangan langsung dibayangkan penuh adegan heroic perjuangan melawan penjajah yang nanti baru akan muncul di volume 2 dan 3. Tapi, tahukah anda kenapa volume 1 ini justru lebih banyak diangkat kisah suami istrinya?

Aku jadi tahu kenapa Hamka yang keras…

Saya menonton film itu bersama putri saya, Inayah.

Sengaja saya ajak, supaya dari kaca mata anak muda dapat menilai. Awalnya, ia agak terganggu dengan adegan romance yang terasa terlalu panjang. Namun, justru di akhir cerita, ada kata-katanya yang menohok saya sebagai istri dan ibu.

Apalagi, ada spoiler volume 2 yang mengetengahkan betapa kerasnya Haji Rasul memperlakukan istri dan anaknya, Malik (Hamka), hingga terjadi perceraian di kemudian hari. Ya, Haji Rasul dan Ummi dari Malik akhirnya berpisah karena ketidak cocokan dan memang; karakter Haji Rasul amat sangat keras.

Hamka mewakilinya!

“Sekarang aku ngerti, Mi, kenapa Hamka yang sekeras itu bisa bersikap lemah lembut,” Inayah berpendapat. “Ternyata, banyak dipengaruhi oleh istrinya, Raham.”

Hamka dan ayahnya bersitegang tak habis-habis. Kalau kita baca beberapa buku biografi Hamka, akan menyebutkan demikian juga. Haji Rasul sangat menginginkan anaknya merantau jauh, belajar dengan benar, menjadi alim ulama yang disegani. Tapi Malik alias Hamka tidak sesuai harapan orangtua!

Ia bahkan suka menulis roman, hingga dijuluki kiai cabul.

Ia suka menulis cerita cinta, hingga gadis-gadis termehek-mehek membayangkan punya jodoh seperti Zainuddin.

Rahamlah yang membesarkan hati Hamka dan mengatakan, kurang lebih demikian, “biarkan saja orang mengatakan Engku kiai cabul, saya yang lebih mengerti Engku. Dakwah bisa lewat kisah roman, sebab hati akan tergerak dengan keindahan.”

Bertabur quote

Saya pembaca setia karya-karya Hamka. Saya pengagum beliau.

Film ini, menyajikan banyak quote bermakna yang selalu terekam dalam benak. Kalau kita baca buku-buku Hamka : Pribadi Hebat, Dari Lembah Cita-Cita, Buya Hamka Bicara tentang Perempuan, Tasawuf Modern dll, akan ditemukan kata-kata puitis beliau yang sangat mengena. Bahkan jika itu sebuah teguran keras.

Ini beberapa quote yang disampaikan di film Buya Hamka :

  • Politikus dan sastrawan harus berdampingan. Politikus membangun negara dengan struktur pemikiran, sastrawan mengisinya dengan keindahan dan gagasan.
  • Manusia harus bekerja keras. Sebab kera pun bekerja, kerbau pun bekerja.
  • Salah satu pekerjaan terkejam dalam hidup adalah membiarkan pemikiran cemerlang menjadi budak bagi tubuh yang malas, yang mendahulukan istirahat sebelum lelah.

Adegan-adegan Lucu & Poin Istimewa Film Buya Hamka

Jangan dipikir film ini sepanjang jam nangis dan geram, ya. Ada adegan-adegan lucu yang bikin ngakak. Seperti Ola, yang diminta ayahnya untuk menjadi istri kedua Hamka. Asli! Acting Ola benar-benar pas buat orang Makassar yang pakai tambahan ji atau ki di belakang kalimat.

Beberapa point lebih di film ini yang buat kita pingin nonton dan nunggu-nunggu volume 2 dan 3 segera tayang (eh, tonton dulu volume 1 serentak tanggal 20 April ya) :

  1. Acting Vino G. Bastian yang patut diacungi jempol. Acting yang juga mengesankan adalah Laudya Cintya Bella (Siti Raham), Donny Damara (Haji Rasul), Yorike Angeline (Ola)
  2. Keindahan alam Padang Panjang dan setting masa penjajahan yang membuat kita jadi mengharu biru
  3. Wardrobe yang keren! Salah satu yang memikat adalah beragam outfit Siti Raham yang tradisional banget tapi sangat manis dan sesuai zamannya. termasuk outfit Ola dan si gadis merah, Kulsum
  4. Adegan yang heartbreaking banget dengan script pas, terutama yang menggambarkan saat Hamka dianulir posisinya sebagai alim ulama dan ketua Muhammadiyah Sumatera Timur. Inilah bagian yang membuat kita merasa : Ya Allah, segini beratnya ya fitnah sebagai ulama. Keberadaannya ulama dibutuhkan, salah melangkah dihujat habis-habisan padahal ia tengah berijtihad memikirkan ummat.
  5. Film ini berdasar novel karya A. Fuadi yang udah gak diragukan lagi dengan karya-karyanya. Selain lihat filmnya, silakan juga lahap habis novelnya ya!

Nah, yuk.

Nonton bareng-bareng film ini yang cocok banget buat orangtua dan anak-anak, sekolah-sekolah dan kampus-kampus. Nobar dengan teman-teman pengajian! Dengan teman komunitas baca dan tulis.

Kategori
Artikel/Opini Cinta & Love Hikmah PSIKOLOGI. PSYCHOLOGY Rahasia Perempuan Topik Penting WRITING. SHARING.

TINDER SWINDLER & PEREMPUAN : KORBAN atau PANTAS DIKORBANKAN?

Menonton documentary Tinder Swindler, komentar pun terbelah. Apalagi kisah ini nyata banget di dunia per-datingan yang dibantu lebih mudah dengan aplikasi.
Banyak yang mencela Cecille, Pernilla dan Ayleen. Juga korban-korban yang lain.
“Lha, emang cewek cuma mau enaknya? Maunya dapat duitnya, dapat kayanya, dapat gantengnya? Giliran cowoknya susah dan butuh bantuan, nah lo!”
Walaupun dalam kisah Tinder Swindler, Simon Leviev (Shimon Hayut) dianggap sebagai pelaku fraud yang akhirnya dipenjarakan, yang ngebela Simon pun banyak.
Tuduhan-tuduhan terhadap cewek-cewek hedon macam Cecille mengalir.
“Kalau cewek macam lu gak gampang silau sama tajirnya cowok, ya gak bakal ketipu!”


Yang membela Cecille, Pernilla, Ayleen pun punya persepsi sendiri.
“Mereka adalah victim. Kok gak boleh bicara? Kok malah dihujat?
Yang akhirnya harus menghadapi bank-bank dan kreditur, dikejar-kejar penagih hutang adalah para cewek-cewek itu. Cecille harus berhadapan dengan 9 kreditur. Sampai-sampai saat ini, Cecille, Pernilla dan Ayleen galang dana karena mereka terlibat hutang yang sedemikian gedenya karena tipuan Simon. Simon? Sekarang udah bebas lho, memamerkan lagi pacar dan kekayaannya yang entah didapat dari mana.


The Tinder Swindler, adalah fenomena yang sebetulnya sudah lama terjadi di dunia percintaan. Cewek yang cepat tersentuh rasa emosionalnya, berhadapan dengan cowok yang porsi rasionalnya jauh lebih besar. Ketika cewek diliputi rasa cinta, kasihan, gak tega, ingin membantu; cowok bisa berpikir sebaliknya.
Seorang cowok -kalau nggak punya cinta di hatinya- lebih mengutamakan untung rugi ketika berhubungan dengan cewek. Bukan rahasia lagi, di era modern ini; banyak pula cowok-cowok yang kehidupannya dibiayai pacar ceweknya.
Ada diskusi menarik antara saya dengan beberapa orang, baik klien atau konselor yang cukup pantas direnungkan.
➖➖➖
🔻KORBAN SEKARANG SPEAK UP. KOK BARU SEKARANG? UDAH RUGI? DULUNYA UNTUNG?
Bisa jadi demikian.
Karena sekarang sudah rugi, jadi tertekan dan ingin bicara. “Lha, dulu kemana aja, Neng?” Ada orang-orang yang beranggapan, cewek sekarang juga pinter memutar balik keadaan. Oke, ini ada benarnya.
Tapi, banyak sekali perempuan yang tertipu karena si lelaki memang mahir sekali memanipulasi keadaan. Bukan berarti perempuan gak ada yang pinter manipulasi, ya. Ada juga. Dalam kasus-kasus seperti TS, perempuan butuh keberanian cukup untuk berani bicara. Misal, bayangkan seorang cewek yang bolak balik dipaksa melayani cowoknya, diancam, diterror. Kalau cewek itu imannya kuat, keluarganya kuat, lingkungannya bagus; dia pasti sejak awal berani nolak. Tapi kalau ceweknya rapuh? Gak punya siapa-siapa dan perjalanan keimanannya pun masih butuh dikuatkan, dia akan terjebak dalam dekapan cowok yang pandai merayu. Dia butuh mengumpulkan keberanian untuk mulai bicara.
Cecille dkk diancam dan diterror oleh Simon. Simon ini gak bergerak sendiri ya. Dia punya bodyguard banyak dan rekan bisnis banyak (ingat, dia horang kaya! Atau setidaknya, berpura-pura jadi orang kaya dan punya tim kuat yang ngedukung itu)
➖➖➖
🔻KORBAN JADI TERTUDUH
Ini yang paling menakutkan.
Cowok-cowok macam Simon, bisa memutar balik keadaan. Akun tinder Simon Leviev sudah dihapus, sekarang ia aktif di IG. Konon kabarnya ia melakukan pembelaan dan balik menuduh Cecille dkk mencemarkan nama baiknya. Bisa jadi, suatu saat cewek2 itu yang malah akan kena delik hukum. Mereka lagi lemah finansial, sementara Simon lagi banyak dapat dukungan dana. Terutama dari cewek-cewek yang jatuh hati padanya.
Saya bukan ahli hukum. Tapi nonton TS, jadi sedikit paham bahwa banyak kasus, korban akhirnya menjadi pihak yang dianggap mencemarkan nama baik karena lemahnya bukti.
➖➖➖
🔻KORBAN HARUS GIMANA?
🟡Pertama, menyimpan dan mengumpulkan bukti dengan baik. Semua chat, foto, voice note, video, dll jangan dihapus. Apalagi jika ada konflik dan sedang perang besar, cewek biasanya suka menghapus semua history chat. Cecillie dkk bisa membuktikan karena mereka masih lengkap menyimpan data (walau ada pula tuduhan, itu bisa direkayasa)
🟣Kedua, cari orang untuk menguatkan. Cecille mengontak orangtuanya. Ibunya selalu menguatkan dia. Keluarga, sahabat, dapat menjadi penguat di saat kritis. Cecille bahkan beberapa kali ingin melukai diri dan menghilangkan nyawa.
🔵Ketiga, niat baik. Terlepas segala kekurangan Cecille, Pernilla, Ayleen; mereka mengatakan bahwa walau airmata mengalir demi melihat banjir hujatan comment, mereka bilang bahwa mereka ingin setidaknya 1 perempuan saja terlepas dari cengkaraman lelaki seperti Simon. Terbukti, beberapa korban selain mereka mulai speak up. Dapat dibayangkan seperti apa gentarnya hati perempuan ketika akan berbicara.
🟢Keempat, hubungi pihak-pihak yang terlibat dan bicarakan dengan terbuka. Salut juga dengan Amex (American express) yang membantu Cecille dkk untuk dapat menemukan solusi. Walaupun cewek2 itu tetap dibebani hutang dan harus dibayar, Amex membuka kesempatan diskusi. Semula, Cecille dkk sempat berbohong ttg penggunaan uang2 tsb. Lalu, mereka mulai berpikir harus bicara jujur walau malu dan dianggap bodoh.
➖➖➖
Pendapat anda bagaimana?
Kalau ada pro kontra, silakan diskusi dengan bahasa yang santun ya.

#tinder #thetinderswindler #relationship 🔵

Kategori
ACARA SINTA YUDISIA Pernikahan PSIKOLOGI. PSYCHOLOGY Suami Istri Topik Penting WRITING. SHARING.

Layangan Putus : Antara Writing Therapy & Story-telling

Ada suami yang mengeluhkan istrinya sekarang sangat khawatir kalau suaminya selingkuh. Sampai-sampai ke manapun suami pergi, dikuntit. Termasuk ke kios terdekat.

Ada jomblo yang curhat, ia dan kawan-kawannya semakin takut menikah.

Ada perempuan-perempuan yang bercerita, mereka semakin geram dengan pelakor.

Ada orang-orang yang mengutuk : writing therapy? Sesudah sakit hati makan royalty? Yang nulis sembuh, yang baca jadi sakit? Gak usah writing therapy! Kalau sakit, sakit aja sendiri!

Novel Layangan Putus dan web series di We TV menuai pro dan kontra. Ada yang terinspirasi dengan ketegaran Kinan, tapi ada pula yang gusar dengan issue perselingkuhannya. Apalagi, sosok Aris menurut Benni Setiawan sang sutradara, dikisahkan manipulative. “Manipulatif” adalah keahlian yang jauh melampaui keahlian berbohong atau berdusta. Dalam hidup, saya pernah bertemu pembohong. Pernah bertemu orang-orang yang manipulative. Percayalah, ngeri kalau bertemu dengan orang manipulative. Teman manipulative bisa memakan kita sampai habis. Pasangan hidup manipulatif? Sengsara sampai ke tulang sum-sum.

Sekalipun aktivitasnya sama-sama menulis (writing);  konsep writing therapy dan teknik menceritakan kembali (story telling) – terutama untuk publikasi sangat berbeda.

WRITING THERAPY (WT)

Terapi menulis merupakan salah satu cabang dari art therapy (AT) , digagas oleh James Pennebaker. Apa perlunya? Ternyata tidak semua orang bisa datang ke konselor atau psikiater lalu cerita, “…saya punya masalah berat. Saya cek cok dengan suami, kami bertengkar terus. Capek rasanya. Pingin ada jalan keluar. Apa jalan keluar terbaik? Saya siap dengan segala konsekuensinya.”

Kalau masalah psikologis bisa diceritakan segampang itu, banyak perkara beres.

Kenyataannya, orang yang punya masalah psikologis seringkali punya multiproblems dalam hidupnya. Sejak kecil dianiaya, gak punya rasa percaya diri, keluarga berantakan, gak pernah punya sahabat, gak pernah punya prestasi yang bisa dibanggakan. Hidupnya terombang ambing, lalu dia menikah. Punya masalah? Dia bahkan bingung harus cerita atau tidak! Padahal sudah babak belur.

Babak belur kayak apa?

Sudah menyakiti diri, menyakiti anak. Gak tau pernikahan harus bertahan atau harus terus. Hari demi hari diisi kecemasan sangat yang bahkan, membayangkan kematian jauh lebih manis dari hidup.

Cerita gak gampang. Masih mending kalau dipercaya. Kalau nggak? Kalau malah dikasih nasihat? “Yang sabar ya…yang lebih parah dari kamu banyak. Emang pernikahan pasti ada aja cobaannya.”

Wah, semakin ngerasa kalau diri harus diam seribu bahasa. Kenapa? Karena kalau curhat ujung-ujungnya kita pun akan menyalahkan diri sendiri , “ngapain sih cerita-cerita? Lebay, tau! Kamu aja yang terlalu lemah. Mau diledek cengeng, baperan, kayak anak kecil?”

Di sinilah fungsi writing therapy.

  1. Mengosongkan emosi buruk yang udah numpuk-numpuk kayak tempat pembuangan sampah akhir. Mana plastik, mana kertas, mana makanan basi; udah kecampur-campur gak keruan
  2. Mencoba berdiskusi dengan diri sendiri : “Sebetulnya apa mau diriku?”
  3. Menganalisa perasaan, pikiran dan apa perilaku-perilaku diri sendiri. Baik yang negatif maupun positif
  4. Menjadi tahap awal proses penyelesaian dengan orang yang bersangkutan. Ingat ya, tahap awal.

Ibaratnya begini.

Saya punya masalah sama Aris. Pingin banget ngomong tapi gak bisa. Gak bisa karena takut dibilang istri gak baik, gampang curiga, selalu nuntut ke suami. Apalagi kalau suami temperamental dan main baku hantam. Tambah gak berani ngomong. TAPI AKU PINGIN NGOMONG! UDAH PENUH DADA & KEPALA, MAU MELEDAK RASANYA. Kepala sakit. Dada sakit. Tubuh sakit. Makan susah, tidur apalagi.

 WT mengawali itu semua. Kayak diary. Saya nulis apa aja kecurigaan, perasaan, kekhawatiran, pikiran terkait Aris. Kadang, saking geramnya dengan Aris, saya gak bisa ngomong. Nama Aris gak muncul di WT, yang ada hanya inisial : XXX dengan tinta merah! Bahkan kadang, nama XXX sampai kita urek-urek-urek dengan tinta merah atua hitam sampai kertas bolong!

Begitu emosi tertumpah, lega. Pikiran jernih, mata terbuka. Maka persoalan setahap demi setahap mulai dirancang penyelesaiannya. Buat plan A, plan B, plan C, dsb.

Tapi, WT pun ada aturannya.

  • Tidak boleh dipublish
  • Dijaga kerahasiaannya, bahkan Aris pun jangan sampai tahu
  • WT harus ditingkatkan ke tahap skill yang berikut : asertif, negosiasi, dst. Sebab pada akhirnya, konflik dengan manusia lain harus diselesaikan
  • WT tak berhasil? Mungkin perlu dibantu psikiater terkait farmakologi

Banyak testimoni terkait WT ataupun AT. Bahkan, bisa menyelesaikan kasus traumatic. Namun sebagian besar yang saya ketahui, mereka rata-rata mempublish kisah sejatinya terkait perjalanan hidup dengan WT atau AT ketika persoalannya sudah selesai. Sebab, saat proses terapi, psikis sedang rentan. Mempublish, berarti siap dengan konsekuensi. Bisa jadi bukan menuai simpati, malah dimaki-maki.

STORY TELLING

Ada kisah-kisah WT yang diangkat menjadi novel atau film. Based on true story. Inspired by true event. Dalam story telling yang nanti bisa dikategorikan fiksi (novel, cerpen, film, sinetron), feature (kisah nyata yang dikemas dengan bahasa populer), autobiografi (kisah nyata diri sendiri), buku motivasi/ how-to, artikel , penelitian dan lain-lain; pasti ada perbedaan. Pasti ada penekanan. Karena targetnya berbeda. sasarannya berbeda, dan tujuan story telling atau penceritaannya berbeda.

  • Penelitian : angka perceraian di Indonesia …%. Perselingkuhan…%. Masalah ekonomi…%
  • Artikel : di era pandemic, angkar perceraian meningkat. Diduga penyebabnya adalah himpitan ekonomi dan kebosanan
  • Autobiografi : kisah sejati Aris dan Kinan melewati prahara, dituliskan oleh Kinan
  • Biografi : kisah sejati Aris dan Kinan melewati prahara, ditulis oleh Sinta (dengan perspektif psikologis, feminism, agama,  dsb)
  • Novel : kisah awal sampai akhir. Banyak bumbu-bumbunya, jumlah halaman bisa 200, 500, 1000. Banyak tokoh, banyak pengembangan karakter, banyak setting, banyak konflik.
  • Film : apa kisah paling menarik Aris Kinan yang bisa diangkat dalam jangka waktu 2 jam?
  • Sinetron / web series : apa kisah paling menggedor emosi, sehingga pemirsa bisa teringat terus serial itu, dan menanti-nantinya untuk pekan depan? Yang pasti bukan kisah kesulitan ekonomi, konseling, mendidik anak, kehamilan. Kisah paling menggedor emosi adalah konflik antar manusia, salah satunya : perselingkuhan

WRITING THERAPY & STORY TELLING

Adakah mereka yang menjalani writing therapy karena kasus traumatic, sekaligus membuat story telling mengesankan? Bagaimana jika keinginan penyintas untuk berbagi cerita dengna harapan orang di luar dirinya menjadi mengambil pelajaran, justru yang terjadi sebaliknya?

Film Joker misalnya, film itu bagus bagi kita untuk sadar betapa pentingnya kesehatan mental. Tapi film itu juga yang menginspirasi Kyota Hattori melakukan tindakan kejam di kereta api Tokyo, Oktober 2021 silam. Bukan hanya Joker yang menimbulkan inspirasi kelam. Film Birth on Nation, menjadi inspirasi terbentuknya Ku Klux Klan yang bahkan hingga kini masih terasa gerakannya. Termasuk dalam beberapa insiden Black Lives Matter, gerakan atas tewasnya George Floyd.

Beberapa WT menjadi sumber inspirasi kebaikan . My Journey Through Postpartum Depression dikisahkan dengan cantik oleh Brooke Shield. God’s Call Girl adalah kisah ekstrim Carla van Raay, seorang biarawati yang menjadi PSK. Sejak kecil ia diniaya secara seksual oleh ayahnya, yang kalau kita baca kisahnya, merinding panas dingin –adakah orang seiblis itu, dengan predikat seorang ayah?

Ada juga story telling yang menimbulkan pro kontra.

The Unspeakable Crime of Andrea Yates : Are YouThere Alone (Suzanne O’Malley) , kisah Andrea Yates yang membunuh 5 anaknya. Membuat kita tersadar pentingnya menjaga kesehatan mental ibu, terutama ibu yang memiliki anak kecil. Namun buku itu juga menjadi sumber kritik bagi mereka yang ingin punya anak banyak, yang tidak punya akses kesehatan, yang loyal pada agama tertentu, termasuk mahalnya obat-obat psikiatrik.

Battle Hymne og Tiger Mother karya Amy Chua pun demikian. Ibu macam apa Amy Chua, yang memaksa anaknya minum parasetamol ketika demam, hanya supaya anaknya tak melewatkan waktu les musik? Ibu macam apa yang memaksa anaknya untuk dapat nilai A semua dan hanya mengizinkan satu nilai B untuk mapel pilihan?

Ada 6 milyar manusia di atas muka bumi, dengan 6 milyar kisah hidup. Dengan 6 milyar persepsi. Jangan harap menyamakan persepsi karena latar belakang hidup masing-masing sangat berbeda. Apakah WT mungkin dijadikan ST yang menarik? Mungkin saja. Apakah yang perlu dipilih bagi ST : kisah bombastisnya, kekuatan karakternya, atau solusinya? Tergantung ST yang mana.

Yang pasti, ada sebuah premis dalam dunia kepenulisan.

“Sekali karyamu dilepas ke umum, ia menjadi milik dunia.”

Artinya, WT yang semula disimpan rahasia dan hanya menjadi milik pribadi, tak akan menimbulkan pro kontra. Tentu, tak ada efek luas kecuali bagi si penyintas. Tapi ketika menjadi ST yang dilepas ke umum, ia punya efek luas. Positif dan negatif sekaligus.

Bagaimana mengontrol negatifnya?

Disitulah para kritikus sastra dan orang-orang yang kompeten di bidangnya berperan.

Jadi, apa pendapat anda?

Kategori
ACARA SINTA YUDISIA Film Game KOREA Remaja. Teenager Renungan Hidup dan Kematian RESENSI

Ngezoom bahas SQUID GAME, yuk!

SQUID GAME
Antara Kerakusan dan tuntutan hidup
➖➖➖

Yap yang lagi booming saat ini nih. Cung siapa yang udah pada nonton film ini😁

Ada beberapa pesan dari film ini. Yang pertama, film bercerita tentang keserakahan, keputusasaan, dan ketakutan akan kurangnya harta di dunia.

Lalu apa cuma negatifnya aja? Tentu nggak dong, masih banyak pesan-pesan positif yang bisa kita ambil.

Trus apa hubungannya sama kehidupan kita sekarang? Terlebih hubungannya sama Islam?

Nah kita akan bedah tuntas dari sudut pandang pop culture dan Psikologi tentunya padangan kita sebagai seorang muslim

💣💣💣

Makanya yuk ikuti kajian spesial Main Ke Masjid

“SQUID GAME”
Antara Kerakusan dan Tuntutan Hidup

Bersama :
🧡Bunda Sinta Yudisia @sintayudisia
Psikolog dan pengamat Korean culture

Dan

🟠Ustaz Aditya Abdurrahman @adityaabdurrahman
Pengamat film dan pop culture

Rabu, 6 Oktober 2021
Pukul 19.30
Via online Zoom

Daftar langsung di bit.ly/JOINKAJIANMKM atau klik link di bio

Dan konfirmasi ke wa.me/6289681759219

*****

Squid Game adalah film 9 episode yang tayang di Netflix. Berkisah tentang 456 orang yang berburu uang dengan mengikuti permainan anak-anak yang diselenggarakan oleh sebuah club rahasia. Dari 456 orang akhirnya hanya tersisa 1 orang yang berhak untuk membawa pulang hadiah. 455 orang yang lainnya harus mati mengenaskan.

Apa sih value yang ingin diangkat film ini? Kita bahas bareng, kuy!

Poster film Squid Game
Kategori
Dunia Islam Film My family Remaja. Teenager

Kurulus Osman : Film Sejarah yang Indah

Anda penikmat serial Kurulus Osman?

Wah, sama dong kalau gitu.

Gegara disebutkan sebagai lanjutan dari Ertugrul, saya dan keluarga nunggu-nunggu banget. Gak sempat nonton Ertugrul, tapi kali ini berusaha menyempatkan diri tiap malam nonton Kurulus Osman. Serius, film ini ngobatin hati saya yang sempat berkeping-keping (jiaaah) kecewa dengan Abad Kejayaan atau King Suleiman atau Muhtesem Yuzyil. Film King Suleiman lebih banyak adegan romansa yang gak bagus ditonton sbg film keluarga. Apalagi dilihat anak dan remaja.

Ini beberapa kelebihan Kurulus Osman  yang tayang hampir tiap hari di Net TV. Film ini bercerita tentang cikal bakal dinasti Ottoman. Mengambil tema besar suku Kayi, yang tengah berjuang melawan Mongolia dan Byzantium sekaligus

  1. Bertabur kata filosofis nan indah
  2. Kisah cinta romansa yang apik
  3. Nasihat yang tak dogmatis
  4. Alur asyik buat anak & remaja
  5. Perseteruan para perempuannya keren!
  1. Kata filosofis nan indah

Baru kali ini saya nonton film bawa catatan! Lha, gimana nggak? Setiap serinya selalu ada kalimat-kalimat yang menohok. Puitis. Indah. Filosofis. Kata-kata itu bahkan muncul dalam beragam adegan berikut :

  • Ketika akan bertarung dengan musuh
  • Ketika sedang diplomasi
  • Ketika sedang musyawarah
  • Ketika menyusun taktik dan tipu muslihat
  • Ketika sedang jatuh cinta
  • Ketika sedang cemburu

2. Kisah romansa Osman – Bala Hatun

Bala dan Hurrem sama-sama love interest dari tokoh besar. Tapi di film KO penggambarannya sangat bertolak belakang ( saya bicara filmnya ya, bukan sejarah aslinya). Sulayman dan Hurrem sangat hot kisah cintanya, sampai merinding nonton gegara adegan2nya …aduh. Di film KO, percakapan antara Osman dan Bala dipenuhi kiasan. Nasihat. Semangat.

Suatu ketika Bala menjelaskan, ia akan pergi dari Osman karena rahimnya rusak setelah bertempur melawan Mongolia. Perutnya luka parah. Ia tak akan bisa punya anak. Apa jawaban Osman? Singkat. Tanpa banyak bumbu cinta.

“Bala, engkau adalah doa-doaku.”

Jiaaaah.

Saya dan anak-anak berseru nyaring sembari berkaca-kaca. Nih cowok keren abizz.

Emang Osman mempertahankan Bala kenapa sih? Gegara dia cantik doang? Wuah, enggak dong.

Bala Hatun itu :

  • Putri syaikh Edebali yang terkemuka (aku mencantumkan nama Edebali dalam serial Takudar)
  • Ahli bermain pedang dan  menelusuri jejak
  • Setia pada suku Kayi
Pernikahan Osman dan Bala Hatun. Tanpa kissing or flirting!

3. Nasihat tak dogmatis

Setiap serialnya, pasti ada nasihat-nasihat yang …mak jleb! Hadeeeeh. Bikin nangis. Bikin mewek. Bikin hati teriris-iris.

Misalnya di salah satu sesi ini.

Suatu saat murid Syaikh Edebali nanya, kok mereka menelusuri hutan capek-capek buat apa? Kan sudah enak tinggal di pemukiman Suku Kayi. Terhormat, dihormati, tinggal nunggu murid dan kekayaan juga datang sendiri.

Syaikh Edebali menceritakan sebuah kisah.

“Ada seorang lelaki yang sudah hidup nyaman, terhormat di kaumnya, tapi dia mencari masalah. Dia naik ke bukit dan merenung.”

Tidak ada yang salah dengan kehidupan kaumnya. Semua baik-baik saja. Kehidupan berjalan demikian murni dan berjaya. Tetapi lelaki itu, ‘menciptakan masalah’. Dan pada akhirnya, ia harus menyelesaikan masalah.

“Begitulah kaum muslimin. Dia harus mencari masalah, dan harus menyelesaikannya.”

Hiks…kami berkaca-kaca.

Makna ‘mencari masalah’ ini bukan trouble maker. Tapi benar-benar mencari ‘masalah’ yang ada di tengah masyarakat.

Duh, saya susah jelasinnya. Pokoknya, mata kami kayak tersihir kalau udah nonton film ini. Lihat Syaikh Edebali ngomong…bukan kayak ceramah agama. Padahal isinya nasihat. Lelaki ‘pencari masalah’ yang dimaksudkan beliau adalah baginda Nabi Saw.

Syaikh Edebali & putrinya, Bala Hatun

Sama seperti Suku Kayi yang sudah hidup tenang dan merdeka di perbatasan. Tapi Ertugrul dan Osman ‘cari masalah’ karena di luar sana ada masalah besar yang diciptakan Mongolia & Byzantium.

Hidup kita bukan menghindari masalah.

Tapi mencari masalah.

Dan menyelesaikannya.

Untuk poin 4 dan 5, nggak usah dijelasin ya? Mending nonton sendiri. Insyaallah film ini aman buat anak-anak dan remaja. Meski kalau anak SD perlu didampingi karena ada adegan perkelahian dan pertempuran.

Saya penikmat film. Barat, Jepang, Korea, Thailand, Indo, India, Perancis, Rusia, dll. Pokoknya kalau filmnya asyik, akan diupayakan untuk nonton. Tapi gak ada film yang kata-kata, kalimat-kalimatnya, menancap begitu dalam. Atau, tak ingin kami lupakan sampai-sampai harus bawa catatan.

Kalau anda ingin nonton film serial yang cocok ditonton sekeluarga, ada muatan nasihat agama tapi gak membosankan; sekaligus cuci mata lihat wardrobe keren; tontonlah KURULUS OSMAN!

Gonca, Aygul, Bala
Dua perempuan yang berseteru memperebutkan cinta Osman. Tapi perselisihan keduanya nggak norak, bahkan ketika berantem pun penuh kata filosofis.

Serial Kurulus Osman tayang di Net TV setiap Senin – Jumat dan 21.00 – 22.00 (Dulu jam 20.00 – 21.00)

Kategori
Film Hikmah mother's corner My family Parenting PSIKOLOGI. PSYCHOLOGY Remaja. Teenager WRITING. SHARING.

Film Mother Gamer : Cara Keren Ibu Mendekati Anak yang Hobi Gaming

Ben Pajamas seperti ibu-ibu zaman sekarang. Seperti saya juga : takut banget ketika anaknya pegang HP! Pasti nge-game, pasti nggak ngerjakan tugas sekolah. Pasti game itu yang bikin anak agresif. Itu yang dituduhkan bu Ben, ketika bolak balik memergoki anaknya , Ohm, pegang HP. Apalagi ketika tahu Ohm akan ikut turnamen esport.

Jelas, bu Ben tak akan pernah mengizinkan anaknya ikut turnamen game. Ohm anak brilian, selalu juara. Mau jadi apa dia kalau menghabiskan waktu dengan main game?

Thailand mencuri perhatian saya dengan film-film edukasinya seperti Bad Genius, The Billionaire. Kali ini Mother Gamer.

Awalnya saya khawatir nonton film ini. Khawatir gak paham sama dunia gaming. Tapi ternyata sinematografi film ini keren banget! Saya yang nggak ngerti apa-apa tentang dunia game, jadi tahu sedikit-sedikit istilah Jungler, Mid Lane, Solo Lane, Archer dan sejenisnya. Jadi tau juga turnamen game AOV – Arena of Valor.

Sedikit synopsis

Karena bu Ben benci gaming, ia membuat gerakan anti ponsel ke sekolah. Di satu sisi Ohm sangat mencintai dunia gaming dan terjadilan konflik ibu-anak yang heboh banget. Si ibu berusaha menggunakan segala otoritasnya agar Ohm gagal, dan di sini kita diperlihatkan sebuah fenomena.

Bukan game kadang yang membuat anak agresif. Tapi orang tua yang otoriter, diktator, power abusive membuat anak berontak dan di permukaan,  agresifitas itu disimpulkan dengan sebuah analisa tunggal : gegara game kamu agresif!

Film ini drama komedi.

Karenanya kelucuan mulai muncul ketika bu Ben dengan segala cara mencoba menghambat laju keberhasilan Ohm. Demi menggalalkan Ohm main game, bu Ben menyewa 5 anak untuk menjadi tim gamer. Ohm yang memiliki akun tenar Sonic Fighter bergabung di tim Higher sementara bu Ben membentuk tim game sendiri bernama Ohmgaga beranggotakan Kobsat (Jungler) , Maprang (Support), Guide (Carry), Max(Solo Lane), Bank(Mid Lane). Jangan kaget melihat nama akun-akun mereka ya! Maprang si Darkblood, Guide si Paladin406, Bank si True Hero.

Tetiba Guide dibajak Higher dan tim Ohmgaga kekurangan 1 pemain. Mau tak mau, bu Ben harus ikut main game.

Di situlah bu Ben mulai belajar.

Sebagaimana Ohm, si pandai yang egois di tim Higher. (Bukankah Ohm belajar egois dari ibunya?) Ibu anak ini belajar bahwa di dunia game, menjadi terbaik bukan satu-satunya cara memang. Bekerja sama dalam tim, rela berkorban, menyusun renacan, berhitung hingga detik per detik sangat penting untuk bisa memenangkan turnamen.

Singkat cerita, Ohm justru menang turnamen.

Bu Ben belajar banyak dari keiktusertaannya ikut turnamen AOV.

Yang mengharukan adalah ending cerita, ketika Ohm diwawnancarai : apa kamu senang dinobatkan sebagai MVP ? (most valuable player).

Ohm bilang, semua teamnya adalah MVP, bukan dia seorang (ia udah belajar gak jadi egois!) Dan ketika diwawancarai di televisi : siapakah MVP mu?

Ohm menjawab : MVP ku adakah ibuku.

So sweeeet!

Ya Allah!

Benar-benar hubungan ibu anak yang penuh prahara, egois, manipulasi, saling nipu satu sama lain. Lalu di titik tertentu ketika mereka mencoba untuk memahami dunia gaming itu seperti apa, si ibu mulai mencoba mengerti tentang dunia anaknya. Dan ternyata, Ohm ingin menang turnamen game itu bukan karena ia addiksi. Ia ingin ke Korea, menang uang dalam jumlah banyak dan mengajak ibunya main ski. Ohm dan bu Ben memang bukan orang kaya sehingga mereka selalu memimpikan punya uang cukup untuk biaya kuliah Ohm.

Hayo, para ibu. Para ayah!

Nonton film ini.

Saya gak minta anda untuk ikut turnamen game.

Tapi  asyik banget lihat sinematografi film ini.

Gimana bu Ben pertama kali memainkan k arakter Carry di AOV, bawaannya kalah melulu dan selalu diselamatkan oleh karakter Kobsat sebagai Jungler.

Dan ending dari cerita ini adalah : komunikasi dan mencoba memahami dunia anak kita sangat penting. Hanya dengan melarang dan mematikan rasa ingin tahu mereka, akan  memunculkan sikap pembangkangan. Bangunlah komunikasi dengan anak melalui kacamata mereka, sebab, dari kacamata anak seperti Ohm sebetulnya mereka ingin membuat orangtua bangga!

Kategori
Hikmah My family Oase Parenting PSIKOLOGI. PSYCHOLOGY Remaja. Teenager Renungan Hidup dan Kematian WRITING. SHARING.

Mendengar Kritik & Nasehat Anak

Akhir tahun ini, kami sempatkan untuk banyak diskusi sembari menikmati hiburan yang ada. Kalau dulu biasanya silaturrahim ke keluarga di Tegal, sekarang kangen itu ditunda dulu. Maklum, corona belum menampakkan tanda-tanda melandai.

Film-film blockbuster yang biasanya didominasi Hollywood, tahun ini justru banyak menayangkan film Korea. Selain menonton Key to the Hearts, Along with The God 1, Along with the God 2, Exit, Fatal Intuition; kami juga nonton film-film yang ada di laptop. Sembari mendiskusikannya dengan anak-anak, apa hikmah di balik film tsb dan apa rancangan ke depannya.

Kalau sudah mendengar anak-anak cerita, orangtua seringkali terkesiap!

Oh, gitu ya?

Jadi selama ini itu yang ada di pikiran mereka?

Diskusi paling seru adalah ketika menonton film Captain Fantastic dan Along with The God 1 & 2. Sampai-sampai, karena diskusi ini kurasa menarik untuk diarsipkan, aku membuat mind mappingnya. Siapa tahu  di masa depan, arsip ini bermanfaat buat anak-anakku ketika mereka menikah dan punya keluarga sendiri.

Transformasi Keluarga Tradisional ke Modern

Aku dan suamiku dibesarkan oleh pola tradisional, sementara anak-anak memasuki era millennial. Mereka masih mengkritik bahwa sebagai orangtua kami berdua belum seperti Ben Cash, ayah dari 6 orang di Captain Fantastic. Sebagai orangtua, kami tentu harus banyak belajar. Hal yang sama di 4 kepala anak kami adalah : kami masih terlalu memanjakan mereka.

Hm.

  • 4 anakku baru pegang HP ketika mereka SMP, itupun masih bareng-bareng. Ketika SMA baru boleh sendiri, itupun karena ada tugas-tugas yang dibagikan lewat line/whatsapp.
  • Anak-anak yang cowok sampai SMA masih naik sepeda onthel ke sekolah. Baru naik motor ketika kuliah. Itupun motor bareng-bareng.
  • Pekerjaan rumah kami bagi-bagi. Kalau ada pembantu, sifatnya sementara aja. Dulu pas aku masih kuliah, atau pas aku harus ke luar negeri.
  • Gadget harus yang harganya masuk akal, sekedar bisa lancar untuk aplikasi dan keperluan akademik.

Tapi, mereka masih beranggapan kami memanjakan dan tidak memberi kebebasan. Itu yang mereka tangkap ketika menonton Captain Fantastic!

6 orang anak yang dibesarkan di alam, harus memasak dengan bumbu seadanya, setiap hari berlatih fisik! Kemanjaan itu (atau mungkin lebih tepatnya, belum memfasilitasi berbagai kebebasan) baru disadari usai nonton CF beberapa kali.

“Ayah harus bisa diajak berdiskusi tentang hal sensitif, termasuk hal agama dan seksual,” kata si sulung. “Ternyata anak kecil bisa diajak berpikir rumit dengan cara mereka sendiri.”

“Kalau selalu diarahkan; we don’t know what we need, what we want, what we can,” kata nomer 2. “Nonton CF membuatku jadi pingin banyak baca buku dan memahaminya.”

Forbidden words! Ben Cash mengajarkan anaknya untuk menjelaskan apa yang dipikirkan,” kata nomer 3.

“Aku manusia yang hedon banget. Tergantung pada gadget. Aku pingin bisa berpikir kritis dan open minded,” kata si bungsu.

Baiklah.

Kalau dibandingkan Ben Cash yang mendidik anaknya di alam liar; kuakui, anak-anakku masih belum tahu cara berburu, mengobati patah tulang, panjat tebing termasuk membaca buku-buku “merah”  seperti Lolita. Setelah menonton CF, setidaknya anak-anakku berpikir bahwa kehidupan yang sudah kuupayakan sederhana dan tidak terlalu addict pada gadget pun; ternyata masih terhitung hedonism kapitalis dalam ukuran Republic Plato-nya keluarga Ben Cash.

Apa-apa masih beli.

Apa-apa masih tergantung pada apa pendapat orang kebanyakan.

Ada pertempuran lumayan panas ketika kami diskusi, tapi juga ada pikiran-pikiran yang terbuka. Kami sepakat bahwa ke depannya, harus lebih sering berinteraksi dengan alam untuk dapat lebih merasakan kehidupan yang sesungguhnya. Diskusi-diskusi perkara sensitif juga harus dibangun.

Along With The God (AWG) : Trial & Punishment

Bagi kaum muslimin, film AWG mungkin tidak terlalu mirip dengan alam barzakh yang masih sangat misterius dan penuh perkara ghaib. Tetapi, sama seperti film animasi Coco yang juga kami tonton bolak balik , hampir semua ajaran agama memberitakan satu hal pasti : ada kehidupan lain sesudah kematian. Kehidupan yang penuh dengan pertanggung jawaban.

Pengadilan pembunuhan, kemalasan, pengkhianatan, kebohongan, kekerasan, ketidakadilan, kedurhakaan. Begitulah 7 pengadilan yang harus dilalui Ja Hong, seorang pegawai pemadam kebakaran, ketika ia mati saat bertugas. Arwahnya termasuk arwah mulia yang sudah jarang ditemui oleh para penjaga alam baka selama puluhan bahkan ratusan tahun. Namun, arwah mulia Ja Hong ternyata harus melalui 7 pengadilan untuk membuktikan : benarkah ia benar-benar mulia ataukan sebetulnya ia manusia yang licik?

 Ketika anak-anakku menontonnya mereka berkata

“Wah, apakah aku bisa selamat dari semua pengadilan itu?”

Meski berbeda dari konsep Islam, AWG memberikan visualisasi bagaimana manusia bisa jatuh dalam neraka tak berujung sesusai dengan kejahatan yang dilakukannya. Naudzubillahi mindzalik. Sama seperti ketika menonton CF, diskusi-diskusi yang mencuat di antara kami menjadi catatan yang menarik.

“Ada bekal, ada trial, ada punishment dalam kehidupan sesudah mati. Neraka tidak hanya panas membakar tapi juga dingin membeku. Berbakti pada orangtua adalah keharusan dan bisa menjadi bekal,” kata si sulung. “Semakin mulia kita, semakin mudah pengadilannya.”

“Aku berdosa sekali. Melihat pengadilan itu, aku sudah jatuh satu persatu,” kata nomer 2. “Masih ada orang baik di atas muka bumi ini.

“Ada kehidupan sesudah mati,” kata nomer 3. “Setiap perbuatan ditimbang kebenaran dan kesalahan.”

“Ada DO!” kata si bungsu, yang KPopers. DO menjadi salah satu pemain di AWG 1, ia adalah personil EXO. “Di dunia harus berbuat baik lebih banyak. Berbakti pada ortu, sayang kakak, sayang keluarga. Konsep bekerja keras ada dalam masyarakat Korea.”

AWG 1 mengisahkan hubungan ibu dan anak, sementara AWG 2 mengisahkan hubungan ayah dan anak. Si sulung berkata.

“Dari film itu kita juga tahu, bahwa hubungan ayah-anak itu jauh lebih rumit dan lebih kompleks.”

Aku merenung mendengar perkataannya.

Di AWG 1, lebih banyak dikupas hubungan Ja Hong dan Su Hong (sang adik)  dengan ibunya yang bisu. Kehidupan mereka sangat miskin sehingga kemiskinan ini menimbulkan berbagai macam permasalahan yang akan dikupas di  pengadilan alam baka.

Di AWG 2, banyak dikupas hubungan Gang Rim dan ayahnya, Raja Dinasti Goryeo. Sang Raja lebih mengasihi adik Gang Rim, Won Maek yang menjadi sebab mereka bertiga akhirnya saling membunuh.

Memang benar. Hubungan ibu-anak seringkali sangat simple dan bisa dicairkan hanya dengan saling meminta maaf. Tapi hubungan ayah anak? Sangat rumit, kompleks, berkelindan dan tumpang tindih. Seringkali ada kekecewaan di situ, ada pengharapan besar, ada figuritas, ada tekanan, ada keinginan untuk membandingkan, ada persaingan dan lain-lain. Wajar bila hubungan ayah anak bila rusak, lebih sulit untuk memperbaikinya.

*Catatan parenting awal tahun 2021

Kategori
Film Hikmah mother's corner My family Parenting Tulisan Sinta Yudisia WRITING. SHARING.

Film Parenting yang Bagus untuk Ditonton Akhir Tahun

Film-film ini sebetulnya bukan produksi 2019-2020. Beberapa udah beberapa tahun lalu tapi layak ditonton. Ingat ya, ini film parenting. BUKAN film keluarga. Kebanyakan kita berpikir kalau film parenting bisa ditonton sama anak-anak. Beda! Meski pemainnya anak-anak tetapi konflik dan dialognya banyak dewasa. Oke, bisa ditonton anak-anak yang sudah remaja asal dengan pendampingan karena ada beberapa diskusi tentang seksualitas di sana.

  1. Captain Fantastic
  2. Tully
  3. Please Stand By
  4. Dangal
  5. Searching
  6. Gifted
  1. Captain Fantastic

Tokohnya yang main jadi Aragorn di Lord of the Ring. Film ini bahkan buat suami saya sampai terharuuuu banget. Jarang-jarang bapak-bapak bisa terharu kwkwkwk. Kisahnya tentang seorang ayah yang membesarkan 6 orang anaknya sendiri, karena istrinya bunuh diri akibat post partum depressi hebat.

Diskusi tentang bunuh diri sang ibu saja sudah menjadi “highlight”  yang harus diperhatikan, kalau film ini mau ditonton anak-anak.

Kelebihannya?

Wah, film ini keren banget.

Ben Cash (Viggo Mortensen) membesarkan anak-anaknya di alam. Mirip homeschooling ya. Anak-anak kalau makan harus berburu, memasak sendiri. Sehari-hari mereka berlatih bela diri, membaca buku, bermusik. Jauh dari hingar bingar internet dan makanan junkfood. Anak-anak Ben menguasai 6 bahasa, mereka mengkonsumsi buku-buku berat dan mampu mendiskusikannya.

Salah satu diskusi menarik adalah ketika Ben dan salah satu putrinya membahas novel Lolita. Ada banyak diskusi antara ayah -anak yang sangat menarik di film ini. Termasuk kenapa nama anak-anak mereka tak ada kembarannya : Bodevan, Kielyr, Rellian, Vespyr, Zaja, Nai. Diskusi tentang kapitalisme, agama, bagaimana menjelaskan tentang seksualitas bisa menjadi masukan (meski gak mesti ditiru ya!).

No kissing, no one stand night.

Kenapa gak boleh ditonton anak-anak?

Karena diskusinya dan ada salah satu adegan ketika Ben yang naturalis-anti kapitalis, keluar dari bus caravannya tanpa baju sama sekali.Film ini bagus banget ditonton suami istri. Utamanya para bapak-bapak agar lebih menjiwai konsep pendidikan berkarakter.

2. Tully

Bagi ibu yang lagi hamil dan punya anak-anak kecil, film ini layak tonton.

Dibintangi si cantik Charlize Theron yang berperan sebagai ibu hamil tua. Marlo Moreau menjalani kehidupan yang penuh tantangan dengan anak kecil-kecil : Sarah dan Jonah (berkebutuhan khusus). Ketika Mia si bayi lahir, Marlo benar-benar kerepotan dan sangat lelah.

Saudara Marlo, Craig, yang hidup berkecukupan dan sangat mencintai kakaknya; menawarkan nanny untuk membantu Marlo. Tapi Marlo menolak. Ia tidak tahu bagaimana harus membayar shadow teacher dan nanny. Selama ini, Jonah sekolah di sekolah terbaik karena Craig menjadi donatur besar di sana.

Marlo sebetulnya memiliki suami yang penyayang, Drew. Tapi layaknya laki-laki ya, gak ngerti gimana capeknya punya baby. Malam hari, kalau Marlo naik ke tempat tidur karena sangat capek, Drew justru aktif membunuh zombie-zombie di video gamenya. Ala laki-laki bangettt hahahah.

Lalu muncullah Tully, si nanny. Kita sempat mikir : ”wah, ada adegan selingkuh nih antara Tully dan Drew. Sebab Tully sering mancing-mancing tentang Drew.”

Tapi enggak sama sekali. Endingnya yang twist bikin nyeseeeeek.

Ada satu quote di film ini yang akhirnya kami pakai di keluarga. Adegan ketika Marlo mengalami kecelakaan dan Drew nyaris kehilangan istrinya. Drew memeluk Marlo. Alih-alih mengucapkan “I Love You” , Drew justru berkata “I Love Us.” Marlo pun menjawab dengan perkataan sama : I Love Us.

Hayo Bapak Ibu, yang punya anak kecil atau baby-baby. Supaya ngerti perjuangan para ibu di malam hari, wajib tonton film ini. Gambaran gimana stresnya Marlo mulai ngurusi pampers sampai nyedot ASI, detail bangettt. Kita bisa merasakan capeee jadi ibu, ya?

3. Please Stand By

Film ini dibintangi si cantik Dakota Fanning yang berperan sebagai Wendy, penyandang autism. Dulu ketika kecil, Wendy dan kakaknya Audrey, dibesarkan oleh ibu single parent. Sebagai seorang kakak, Audrey sangat menyayangi dan mengerti adiknya yang berkebutuhan khusus. Namun setelah Audrey dewasa dan menikah, ia tak lagi dapat mendampingi adiknya. Apalagi si ibu telah meninggal.

Wendy sangat terobsesi dengan Star Trek. Ia bercita-cita menjadi penulis scenario. Perjuangan Wendy yang tinggal di rumah khusus bagi penyandang kebutuhan khusus untuk dapat mandiri dan mencapai cita-citanya, menjadi titik utama film ini.

Tidak ada adegan ranjang atau diskusi dewasa di dalamnya. Cocok juga untuk ditonton remaja. Sebagai orangtua yang memiliki anak-anak, terutama anak special needs, perlu sekali melatih pola hubungan komunikasi yang hangat dan indah seperti yang dilakukan Audrey pada Wendy.

Anak-anak seperti Wendy pada akhirnya mampu mandiri dan menemukan jati diri ketika dikelilingi orang-orang yang peduli seperti Audrey serta pengasuh homecare bernama Scottie.

4. Dangal

Dangal adalah film India yang bolak balik kami tonton.

Mengisahkan Poghat Singh, seorang mantan pegulat yang bercita-cita ingin memberikan medali emas bagi negaranya. Ia ingin sekali mewariskan kemampuan gulat dengan melatih anak-anaknya. Apa daya, 4 anaknya perempuan semua!

Tapi ternyata, Gita dan Babita punya bakat gulat seperti sang ayah. Poghat mengetahuinya ketika Gita dan Babita berhasil mengalahkan cowok-cowok yang mengganggu mereka. Sejak saat itu rambut panjang keduanya dipangkas, hari-hari dipenuhi latihan berat, demi agar kedua gadis itu memiliki tubuh dan stamina yang pantas bagi pegulat.

Seorang ayah yang memiliki impian besar dan mampu mewariskan impian itu kepada anak-anaknya; sungguh sebuah motivasi spesial bagi orangtua yang mungkin masih bingung gimana cara mengarahkan anak-anak sekarang yang mungkin agak-agak manja.

Banyak dialog yang masih terpatri di ingatan. Salah satunya kekhawatiran istri Poghat. Siapa nanti yang akan memilih Gita dan Babita yang menjadikan gulat sebagai jalan hidup?

“Nanti, bukan laki-laki yang memilih-milih putri kita. Tapi Gita dan Babita yang memilih-milih sendiri para lelaki itu.”

Ibaratnya, Poghat ingin menepis anggapan sang istri yang mengkhawatirkan : ada nggak sih lelaki yang mau beristri pegulat? Jangan-jangan nanti Gita dan Babita selalu tersingkir dari pilihan. Poghat menegaskan : putri-putri mereka akan tumbuh menjadi orang berkualitas sehingga banyak lelaki akan melamar dan putri merekalah yang akan menyeleksinya!

Kisah Poghat Singh ini juga saya masukkan dalam buku saya 15 Rahasia Melejitkan Bakat Anak ya.

5. Searching

Saya udah pernah posting ini secara khusus di FB dan blog saya. Jadi gak akan mengulas lagi. Cuma ingin menekankan bahwa film ini bagus banget buat para ayah yang gaptek ketika berhadapan dengan putrinya yang tetiba menghilang, dan si ayah mencoba mencari keberadaan putrinya lewat teman-teman dunia mayanya di facebook dan tumblr.

6. Gifted

Kalau punya anak Gifted, perlu tonton film yang satu ini.

Dibintangi oleh si Kapten Amerika, Chris Evans. Kakak perempuannya meninggal bunuh diri, meninggalkan seorang anak perempuan bernama Mary Adler. Saat Mary berusia 7 tahun dan sangat cerdas matematika serta mampu menyelesaikan soal-soal sulit setingkat mahasiswa, sang nenek berambisi menjadikannya anak yang bersinar dengan kecerdasannya yang luarbiasa.

Frank, merasa bahwa keinginan itu terlalu berlebihan.

Perjuangan Frank untuk ‘memanusiakan’ Mary Adler si jenius yang masih anak-anak ini bisa menjadi contoh bagaimana kita seharusnya memperlakukan anak sangat pintar tanpa mengabaikan sisi humanis mereka.

#filmparenting #parenting #orangtua #goodmovie

Kategori
ANIME Jepang Manga Parenting WRITING. SHARING.

Attack on Titan : Belajar Rantai Komando & Makna Pahlawan (1)

Shinzou wo sasageyo!

Dedicate your heart!

Berjuang sepenuh hatimu!

Itu yang diserukan komandan Erwin Smith saat merekrut Recon Corp yang hanya tersisa beberapa orang. Ya, siapa juga yang mau bergabung dengan kesatuan yang tiap kali survey ke luar benteng, hanya beberapa gelintir pulang selamat.

Jujur, inilah serial anime yang usai menonton season 1-3 benar-benar menancap ke benak dan menunggu-nunggu final season 4.

Perkenalan dengan Attack on Titan atau dalam bahasa Jepangnya Shingeki no Kyojin sebetulnya nggak sengaja. Sebagai psikolog, awalnya yang membuat curiuos mind adalah kematian Haruma Miura, tokoh utama live action AOT. Banyak pemberitaan dan youtube tentang Haruma Miura kusimak. Menelusuri perjalanan hidupnya, sampailah pada film AOT yang menuai kritik pedas dari berbagai kalangan. Masalahnya live action AOT jauuuuh banget dari animenya.

Sampai sini tertarik? Belum.

Bahkan kucoba berkali-kali lihat trailer live action AOT, sama sekali gak ada keinginan buat nonton. Ketertarikan itu muncul setelah lihat video live perhelatan Shingeki no Kiseki. Salah satu opening AOT Shinzou wo Sasageyo benar-benar kolosal luarbiasa. Sampai kutelusuri berbagai reaction terhadap pentas ini. Lambang keberanian dan dedikasi prajurit : genggaman tangan kanan mengepal diletakkan di dada kiri, sembari berseru shinzou wo sasageyo!

Sebagus apa film anime Attack on Titan sampai-sampai OST nya dibuat dalam berbagai macam bahasa : Jepang, Inggris, Jerman?

3 tembok raksasa : Wall of Sina, Wall of  Maria, Wall of Rose

Akhirnya, mau tak mau karena penasaran banget aku coba nonton AOT season satu.

“Paling-paling ceritanya pahlawan yang terpinggir. Lalu mengalami penderitaan hebat, lalu bertekad bangkit,” begitu pikirku. “Atau ada adegan cinta antara para pahlawan. Atau antara pahlawan dan musuhnya , jadi muncul konflik batin,” begitu pikirku lagi.

Tapi ternyata lebih dari itu!

Benar-benar di luar ekspektasi.

Di situlah, kukatakan pada anak-anak, “Tahukah, Nak? Masih ada orang-orang seperti klan Eldia terkurung  dalam tembok. Memimpikan melihat luasnya dunia…Palestina.”

Inti dari cerita itu adalah 3 sekawan inti : Eren Jeager, Mikasa Ackerman, Armin Alert yang melihat kekejaman Titan pemakan manusia. Ibu Eren bahkan tewas di depan mata putranya ketika masih kecil. Penderitaan itu mengantarkan mereka ke pengungsian dan akhirnya keinginan bergabung sebagai pasukan.

Lika liku latihan, terjun pertama kali keluar tembok Wall of Sina untuk bertemu langsung dengan Titan , pulang dengan perjuangan, ejekan rakyat yang mengatakan mereka pasukan tak berguna hingga intrik politik benar-benar mencengangkan.

Tokoh-tokoh AOT memiliki perkembangan karakter yang benar-benar menawan.

Eren Jeager, tokoh utama cerita, dikisahkan emosional. Temperamental. Ingin maju sendirian. Di bawah asuhan Kapten Levi Ackerman dan Komandan Erwin Smith perlahan ia menjadi dewasa dan bijak.

Ada beberapa potongan kisah yang terus terngiang di telinga.

  1. Pertama kali Eren bergabung dengan kesatuan Levi dan harus keluar tembok. Ia berkelompok dikejar oleh Human Titan. Saat itu, dengan kekuatannya, Eren bisa mengalahkan musuh. Tapi ia ragu, apakah itu akan membuat teman-temannya mati? Levi berkata, “Aku tak akan pernah bisa membantumu memutuskan. Maju sendiri atau bergabung bersama kesatuan, tak ada jawaban pasti. Satu yang kusarankan : ambillah keputusan yang tak akan kau sesali.”

Sepanjang film memang kita akan belajar tentang konflik jiwa manusia. Bergabung dengan Recon Corp dan siap mati sewaktu-waktu di luar benteng, atau di Police Military yang berlimpah uang, atau berkedudukan terhormat sebagai pelindung raja?

Apakah kita lebih baik memutuskan sendiri dan maju seorang diri dengan kemampuan diri yang dahsyat, atau kita memutuskan bersama teman-teman di bawah kesatuan komando?

Sepanjang season 1-3, terjadi diskusi antara kami.

“Lihatlah, Nak. Begitulah dalam Islam. Dulu ketika terjadi perang Badar, Uhud, Khandaq;  sangat penting kesatuan komando.”

Film ini bagus sekali megnajarkan anak-anak tentang rantai komando.

Dalam kondisi terdesak sekalipun saat bertarung dengan titan, para petinggi Recon Corp selalu mengingatkan tentang rantai komando.

Ketika Erwim terluka, ia serahkan komando pada Levi. Ketika Levi harus maju perang, ia serahkan kelompok kecil pada Armin. Ketika kelompok Armin terdesak terjadi perdebatan bagus.

“Armin! Kita tunggu komandomu! Apakah maju atau mundur!” seru pasukan tersisa.

Armin, yang cerdas tapi tidak jago perang, ragu-ragu. Melihat contoh dari Erwin dan Levi, ia kemudian berkata, “Levi sudah menjadikanku pemimpin. Tapi aku tak bisa memutuskan. Maka aku meminta Jean saat ini menggantikanku di posisi perang. Jean, apa pendapatmu?”

Masyaallah.

Rantai komando dan ketaatan pada pemimpin, membuat kesatuan Recon Corp yang semula tampaknya bakal jadi santapan empuk titan-titan ganas termasuk Armored Titan dan Colossal Titan, berbalik menjadi pasukan kecil yang menakutkan.

2. Historia Reiss adalah gadis cantik paling malang sedunia yang bergabung di Recon Corps. Ia anak haram dari bangsawan Rod Reiss, ibunya sama sekali tak pernah mempedulikannya, dan ayahnya hanya memanfaatkan keberadaan dirinya untuk kepentingan pribadi. Ketika pada akhirnya jati dirinya terkuak dan ialah yang seharusnya menjadi Ratu Eldia, para sahabat menyuruhnya mundur.

“Kedudukanmu sebagai ratu lebih penting, Historia! Kamu harus selamat! Jangan maju berperang melawan Titan!”

Dengan gagah berani Historia berkata, “apakah menurutmu, rakyat akan taat pada seorang ratu hanya dengan mendengar namanya disebut?”

Ia membuktikan memiliki kemampuan menghancurkan Titan bersama teman-teman pasukannya di depan rakyatnya, sehingga rakyat memiliki kepercayaan penuh pada ratu dan Recon Corp.

3. Eren Jeager tidak pernah merasa istimewa. Berkali-kali ia gagal mengubah dirinya menjadi Human Titan. Ia putus asa karena seringkali kehadiran Eren membuat banyak temannya tewas. Di saat nyaris kehilangan harapan, ia teringat masa kecil dulu saat digendong ibunya melihat iring-iringan Recon Corps pulang. Seorang prajurit yang mengenal Carla (ibu Eren) menyapanya. Dan Carla berkata ,” anakku Eren adalah anak istimewa. Kehadiran dan kelahirannya saja, sudah menjadikannya istimewa.”

Itulah yang diteriakkan Eren pada teman-temannya ketika mereka dalam kondisi terdesak.

“Kalian lahir ke dunia! Kalian adalah orang-orang yang istimewa!!”

Teriakan Eren mampu membangkitkan semangat pasukan yang terpojok dan goyah.

NB : sekalipun film animasi, tidak cocok untuk anak kecil ya 😊

(Bersambung)

header :

https://www.moviemania.io/wallpaper/dt13p61b2-attack-on-titan

Kategori
Artikel/Opini Hikmah mother's corner My family Oase Parenting Psikologi Islam PSIKOLOGI. PSYCHOLOGY RESENSI Topik Penting WRITING. SHARING.

Film Cuties (Mignonnes) : Seperti Itukah Keluarga (Muslim) Modern?

Tanyakan pada diri sendiri setelah menonton cuplikan trailer Cuties : seperti itukah gambaran keluarga muslim? Lebih luas lagi, apakah semua keluarga modern pun menyetujui apa yang Amy (tokoh utama, 11 tahun)  lakukan? Cuties tayang di Sundance Film Festival dan rencananya akan edar di Netflix mulai September tahun ini, ditulis dan disutradarai oleh Maimouna Deocoure. Debut Maimouna, langsung menuai kecaman dunia! Bahkan posternya saja langsung dihujat!

Cuties bercerita tentang seorang gadis kecil bernama Amy yang terlahir di tengah keluarga muslim Senegal, imigran di Perancis. Lahir di tengah keluarga muslim yang taat (well…orang akan mengatakan konservatif, orthodox, fundamentalis) membuat Amy tertekan. Amy dipaksa untuk berpakaian, bertingkah laku dengan cara orang muslim yang seharusnya. Padahal ternyata Amy ingin ikut kontes tari modern. Di sinilah konflik dan kritik pedas terhadap film produksi Netflix bermunculan .

Cuties diharapkan akan menjadi film coming of age yang mengesankan. Film coming of age adalah film-film yang menggambarkan masa peralihan dari anak-anak ke remaja yang sering digambarkan sebagai masa penuh konflik, namun juga masa sangat dinamis dan kreatif. Tak lepas pula petualangan-petualangan mendebarkan dalam proses pencarian jati diri. Banyak film coming of age yang laris di pasar : Little Women dan Flip berawal dari buku legendaris. Shazam yang bertema superhero, Princess’s Diary yang melambungkan nama Anna Hathaway dan Parents’s Trap yang melambungkan Lindsay Lohan. Alih-alih menjadi film manis yang mencuri perhatian pemirsa, Cuties justru melukai wajah keluarga muslim dan wajah orangtua keluarga modern pada umumnya.

  1. Gambaran keluarga muslim. Banyak keluarga muslim konservatif. Tapi banyak keluarga muslim yang moderat. Kenapa yang konservatif (plus si ibu memukul/menampar anak ketika anak membangkang bab pakaian) yang diangkat? Apalagi keluarga imigran, Senegal, black moslem , sangat kaku ; benar-benar stereotype keluarga muslim. Memang banyak keluarga yang masih konservatif dan memegang teguh prinsip, tapi untuk dipertentangkan dengan sudut pandang Amy kecil, rasanya kurang bijak. Apalagi penggambaran ibu menampar wajah Amy. Saya banyak mengenal keluarga muslim konservatif, tapi untuk memukul anak di wajah; rasanya digambarkan terlalu berlebihan. Alangkah lebih baik bila dimunculkan perdebatan-perdebantan sengi tantara ibu-anak khas keluarga pada umumnya.
  2. Pilihan tarian. Amy dan teman-teman perempuannya Angelica, Coumba,  Jess, Yasmine, membentuk grup The Cuties untuk kontes menari. Dunia musik dan menari memang dekat dengan anak muda, terutama anak-anak seperti Amy dkk yang beralih dari kanak ke remaja. Tapi tarian twerking? Dengan kostum mini sangat ketat – hotpants dan croptop? Baiklah, kita ingin menampilkan anak gadis di tengah keluarga muslim yang memberontak terhadap nilai yang belum dipahaminya sebagai jalan hidup. Sutradara bisa memilihkan tarian yang lebih “sopan” , dinamis, atraktif untuk anak-anak usia 11 tahun seperti Amy dkk.

Melihat Amy dan teman-teman gadis kecilnya melakukan tarian ala orang dewasa, rasanya risih sekali. Jika dalam kontes menari, Amy dkk ditampilkan mementaskan tarian yang lebih anak-anak dengan kostum yang lebih sesuai untuk usia mereka; maka film ini lebih layak untuk ditonton.

3. Benturan budaya. Islam dan modern dibenturkan sedemikian jeleknya. Tentu, banyak reviewers film yang membela dan sebaliknya, banyak youtubers yang menghujat Cuties. Adegan Amy harus mengenakan busana panjang untuk pesta pernikahan ayahnya yang akan menikah untuk kedua kali ; benar-benar tampak tak manusiawi! Seolah dunia menari twerking dengan kostum pendek itu jauh lebih manusiawi bagi kondisi psikologis Amy dibandingkan dia harus jadi pengiring pengantin untuk pernikahan ayahnya yang kedua! Tidak adakah setting lain yang bisa dipilih? Misal, ayah dan ibu Amy yang hidup sangat sederhana sebagai imigran Senegal di Perancis; sulit untuk membiayai les menari, mendaftar kontes dan menyewa kostum. Uang itu kalaupun ada lebih baik untuk tabungan kuliah Amy kelak.

4. Gambaran keluarga. Kenapa harus keluarga muslim yang menjadi deskripsi keluarga Amy? Tampilkan saja keluarga pada umumnya, tak peduli Jewish or Christian.  Kita akan melihat respon keluarga-keluarga di dunia. Apakah setiap keluarga modern akan mengizinkan anak seusia Amy, 11 tahun , menari dengan gerakan twerking di depan orang dewasa dengan kostum seperti itu? Sangat disayangkan bahwa penulis dan sutradaranya sendiri adalah Maimouna Deocoure yang seharusnya membawa pesan positif yang universal terkait kehidupan kaum muslimin.

5. Rating. Film Cuties kategori TV- MA (mature accompanied/ mature audiences). Berarti untuk orang dewasa, tapi pemainnya anak-anak 11 tahun dengan konstum dan tarian dewasa! Beberapa kritikus dengan pedas menyatakan bahwa film itu mengajak pada sebuah orientasi seksual yang menjadikan anak-anak sebagai pemuas nafsu.

Saya pikir, wajar bila dunia marah terhadap film ini. Sebetulnya, wajar saja banyak gadis kecil yang berpikir & bermimpi , “hei, seperti apa sih rasanya jadi perempuan dewasa?” Mereka membayangkan dalam gaun, kosmetik, sepatu ala orang dewasa. Tapi seorang sineas harus mampu memilah mana yang pikiran, perasaan, perilaku yang harus dimunculkan ke layar lebar. Film akan membawa banyak pengaruh bagi penontonnya.

Bahkan negeri-negara penganut liberalism sekulerisme sendiri merasa jengah terhadap film yang menampilkan gadis cilik dengan kostum ‘sangat terbuka’ dengan tarian yang lebih pantas diperagakan oleh dan untuk orang dewasa. Apalagi keluarga muslim, rasanya perlu ambil suara.

Kalau film ini ditujukan untuk anak-anak, aneh saja adegan dan dialog yang dimunculkan.

Kalau film ini ditujukan untuk dewasa, aneh saja dengan pemainnya yang masih anak-anak dan beradegan demikian.

Beberapa petisi sudah diunggah untuk meminta film ini turun dari layar Netflix. Anda berminat ikut?

https://www.change.org/p/parents-of-young-children-petition-to-remove-cuties-from-netflix/psf/promote_or_share

Kategori
Artikel/Opini Cerita Lucu Hikmah Jepang mother's corner My family PSIKOLOGI. PSYCHOLOGY RESENSI Sirius Seoul WRITING. SHARING.

Orang Tua Tumbuh Lebih Baik : Anime Mirai no Mirai

Ngakak. Ketawa seru. Tapi juga ada haru.
Satu lagi film anime yang mencuri hatiku. Sudah lama pingin nonton film ini tapi gak sempat-sempat, barulah sekitar sepekan lalu sempat nonton dan baru sekarang sempat pula buat reviewnya.

👶👧👩‍🦳👨‍🦳

Film ini buat anak-anak atau orangtua, sih?
Jawabku : segala umur.
Kenapa?
Bisa ditonton anak TK karena animasinya imajinatif dan ala-ala anak-anak banget. Adegan Kun bertemu si “pangeran” , Mirai dari masa depan dan naik kereta menuju Pulau Penyendiri; ini tema yang imajinatif banget karena cuma anak-anak yang punya imajinasi tak terbendung macam itu.
Bisa ditonton orangtua, sebab diskusi yang terbangun antara suami istri benar-benar menarik. Bagaimana sepasang suami istri , orangtua Kun, belajar menjadi ayah dan ibu dari 2 orang anak. Belajar bagaimana berkomunikasi sebagai suami istri.

🎥📹Review singkatnya :
Kun, seorang bocah 2-3 tahun sangat suka mengkoleksi kereta-keretaan. Di suatu hari yang indah, ia dan neneknya sedang beberes mainan. Nenek berkata bahwa hari itu mereka akan punya tamu/ teman baru. Kun sangat menanti-nantinya.
Papa mama pergi sekitar seminggu.
Dan pulang dengan membawa hadiah baru : seorang bayi cantik, imut , berpipi ranum.
Kun senang banget dengan kehadiran si imut.
“Kamu mau kasih nama siapa?” tanya si papa.
“Nozomi,” kata Kun, mengingatkanku pada salah satu tokoh penting dalam novel Polaris Fukuoka & Sirius Seoul hahahah.
“Nama lain?”
“Tsubame,” Kun menyebutkan nama kereta.

😤🤣😡😂

Di sinilah.
Adegan-adegan lucu yang buat perut ngakak. Kita sebagai pemirsa dibawa kelucuan, kegemparan, kehebohan dan ledakan-ledakan perasaan Kun terhadap Mirai. Di sisi lain kita mengerti perasaan yang dialami si papa, terutama si mama (gue banget!) ketika mendapati Kun berulah terhadap Mirai.
“Kuuuun! Bisa nggak kamu bersikap baik sama adikmuuu???!” teriak mama kesal, jengkel setengah mati karena Mirai menangis meraung-raung.
“Dekinaaaai!” teriak Kun. “Nggak bisaaaa!”
“Bisa nggak kamu baik sama adik kamu???”
“De-ki-naiiiii!!!” teriak Kun sambal menangis dan meraung.
Tapi kita tahu, Kun bukan anak nakal.
Mama yang nggak ngerti jalan pikiran Kun!
Kun suka kereta api. Ia mengkoleksi bermacam jenis kereta api.
Karena sayang dan ingin menghibur Mirai baby imut (yang baru berusia beberapa hari), Kun bercerita tentang kereta api-kereta apinya. Mama sedang beraktivitas membereskan rumah. Hhhh, tahu sendiri kan, gimana kalau lagi punya baby? Saat baby tidur, seorang ibu harus marathon : masak, nyuci, jemur, nyeterika. Kadang belum selesai masak, si baby udah nangis. Bahkan seringkali buat sesuap makanan, ibu harus curi-curi waktu.
Lha ini. Mirai lagi bobo cantik.
Kun mendekati Mirai, menyayanginya, berada di sampingnya dan bercerita tentang kereta. Begitu ekspresifnya si Kun, dia mengelilingi Mirai yang tidur di box dengan…semua mainan keretanya! Alhasil Mirai kesempitan dan terganggu dengan tumpukan kereta yang ada di sekeliling tubuhnya yang mungil.
Nangislah Mirai.
Dan adegan itu,

😤😡😠

“Bisa nggak kamu baik sama adikmuuu???”
Kita akan ngerti kenapa Kun bilang, “nggak bisaaaaa! Dekinaaaai!!”
Mama menyangka Kun nakal.
Kun ingin bilang sebetulnya : “aku nggak bisa baik kepada Mirai seperti yang Mama harapkan karena Mirai itu lucu, nggemasin bangettt!”
Tapi mana bisa anak 2-3 tahun bilang itu? Ia belum bisa berkomunikasi menggunakan bahasa lengkap seperti orang dewasa.
Dan , kita akan diajak pada sebuah dunia lain.
Dunia lewat kacamata Kun : bahwa seorang kakak yang dipaksa dewasa, besar dan harus mengerti semua ; bisa menjadi sangat kesepian dan marah karena orang-orang tidak ada yang mengerti dirinya. Kakek, nenek, papa, mama, teman-teman papa mama; semua memuji Mirai. Kun pun sayang sekali dengan Mirai, tapi tiap kali ia ingin menyayangi Mirai, hasilnya adalah teriakan Mama.
“Bisa nggak kamu baik sama adik kamuuu???!”

😂🤣

Huhuhu.
Aku ikut sedih dengan gelombang perasaan Kun.
Rasa cintanya diabaikan. Rasa cemburunya diabaikan. Kehadirannya diabaikan. Keinginannya untuk bertanggung jawab diabaikan. Akhirnya, ia jadi marah dan benci pada Mirai. Kun nggak suka Mirai .
Inikan yang namanya “sibling rivalry”?
Kakak adik memiliki perseteruan hebat, kecemburuan dahsyat satu sama lain lantaran orangtuanya yang nggak bisa mendamaikan dan justru memperuncing masalah! Tapi film ini mengajarkan anak-anak (khususnya anak pertama) untuk mencintai adik-adik mereka. Sekaligus mengajari orangtua gimana cara menjadi orangtua yang lebih bijak ketika satu demi satu anak lahir dari rahim si ibu.

▶️Si mama harus kembali bekerja di bulan Maret. Papa kebetulan seorang arsitek yang bekerja di rumah, jadi papa bisa menjaga Kun dan Mirai.
Mama mengeluh kepada nenek ,”aku ingin tetap bekerja. Tapi aku ingin bisa mengasuh anak-anakku dengan baik, menjadi ibu yang baik bagi mereka. Apakah mungkin?”
Diskusi antara mama dan nenek benar-benar mencerahkan.
Hal lucu lainnya, saat si papa mencoba mengurusi Kun dan Mirai, ketika mama sudah kembali bekerja.
Hahahaha. Konyol bangetttt. Dan emang bapak-bapak seperti itu!
Hiks, adegan penutupnya membuatnya terharu. Ketika pada akhirnya Kun kecil dan Mirai baby yang mulai merangkak, akhirnya bisa bersahabat. Keluarga itu akan berangkat piknik. Luarbiasa heboh saat packaging. Dan adegan papa mama yang bercakap-cakap saat packaging itu sangat menyentuh. Kurang lebih demikian percakapan mereka.

👱‍♂️👱‍♀️“Kamu dulu pencemas, suka khawatir, penakut!” kata si papa.
“Kamu juga gak bisa ngurusin rumah. Tapi kalau di hadapan emak-emak suka tampil seolah kamu papa yang hebat,” kata mama.
“Apa aku sudah lebih baik sekarang?” tanya papa.
“Apa aku sudah jadi ibu yang lebih baik?” tanya mama.
“Ya lumayan,” kata papa.
Mereka tertawa.
“Ternyata,” kata mama, “kita sekarang jadi orang yang lebih baik karena anak-anak kita.”
Aku terharu.
Betul-betul terharu dengan kalimat si mama.
Sampai kupeluk anak sulungku yang saat itu menemaniku nonton. Dialah yang ngejar-ngejar aku buat nonton film ini: ayo, Mi! Kapan, Mi! Ummi harus nonton! Film ini keren banget , Mi!

💓Dan aku meresapi betul kata-kata di mama di akhir cerita.
Kita menjadi lebih baik saat ini karena hadirnya anak-anak kita.
Terimakasih Kun-chan. Terimakasih pada para anak pertama atau anak sulung yang seringkali ekspresi cinta dan tanggung jawabnya disalah artikan oleh orangtua.
Terimakasih Mirai-chan. Terimakasih kepada para adik-adik yang berusaha untuk menjembatani konflik yang terjadi antara anak sulung dengan orangtua.

✍️✍️Mirai no Mirai adalah film yang recommended banget. Banget. Bangeeed.
Cocok buat yang lagi cemas karena film ini bikin ketawa, ngakak, heboh , mengocok perut. Tapi tetap menyentuh dengan adegan-adegan romansa keluarga yang akan membuat kita lebih menghargai perjuangan anak-anak dan pasangan.
Maaf kalau spoiler yaaa.
Tapi gak rugi nonton ini.
Aku malah mau nonton lagi nih!

🌿🌱💞🐣

#filmanak #filmkeluarga #filmlucu #reviewfilm #filmbagus #anime #filmjepang #review #film #goodmovie #lucu #funnymovie