Kategori
BUKU & NOVEL Karyaku Kepenulisan Novel Perjalanan Menulis TEKNIK MENULIS Tulisan Sinta Yudisia

𝐌𝐞𝐧𝐠𝐚𝐩𝐚 𝐅𝐚𝐧𝐭𝐚𝐬𝐲?

Lagi belajar nulis kembali di platform. Setelah punya akun wattpad (yang udah lama hiatus) dan kwikku (masih ada beberapa cerita di sana); nyoba lagi platform lain. Banyak yang sudah nulis di sini, tapi saya pribadi baru aja nyoba. Webnovel namanya. Lebih banyak didominasi penulis asing dan in English. Sedihnya , tahun ini webnovel versi Indonesia ditutup ☹. Mungkin karena dianggap kuran gmenguntungkan, ya. Atau sekarang platform menulis dan membaca banyak banget.

Kenapa nulis fantasy dan di webnovel?

  1. 𝐋𝐨𝐦𝐛𝐚. Bagaimanapun, kompetisi selalu menggairahkan. Tempo hari, ketika membuat Half of Lemon yang baru bisa tembus 25 terbaik, juga karena kompetisi. Dengan kompetisi, semangat dan alokasi waktu jadi lebih terarah. Udah gak sempat lagi scrolling berita macam2 hehe. Memang kedengarannya pragmatis ya. Tapi dengan lomba, kita juga mencurahkan sisi terbaik. Best version of me. Kalau saya sih, menang atau gak, udah rizqi dari Allah Swt. Kalau sudah punya naskah yang baik dan gak menang, bisa kita terbitkan indie dan selalu aja ada yang beli, insyaallah. Gak rug ikan?
  2. 𝐅𝐚𝐧𝐭𝐚𝐬𝐲. Tema fantasy ini masih jarang kutulis. Padahal kalau baca tema-tema fantasy, bukan sekedar ada adegan sihir dan terbang lho. Banyak penulis luar yang justru menghadirkan sejarah, mitos, legenda dan prediksi-prediksi masa depan lewat jalur fantasy. Makanya, sekarang ada tema-tema yang mungkin bagi penulis kayak saya masih belum terlalu familiar. Tema 𝘵𝘳𝘢𝘯𝘴𝘮𝘪𝘨𝘳𝘢𝘴𝘴𝘪𝘰𝘯, 𝘴𝘺𝘴𝘵𝘦𝘮, 𝘪𝘴𝘦𝘬𝘢𝘪 (ini kalau wibu otaku pasti kenal), 𝘤𝘶𝘭𝘵𝘪𝘷𝘢𝘵𝘦, dll. Kadang tema-tema tersebut digabungkan dengan tema fantasy dan supernatural.
  3. 𝐁𝐞𝐥𝐚𝐣𝐚𝐫. Apa sih karakter? 𝘍𝘦𝘮𝘢𝘭𝘦 𝘭𝘦𝘢𝘥? 𝘔𝘢𝘭𝘦 𝘭𝘦𝘢𝘥? 𝘔𝘢𝘭𝘦 𝘤𝘩𝘢𝘳𝘢𝘤𝘵𝘦𝘳? Dulu mungkin lebih banyak belajar deskrpisi, diksi, alur yang mana ini juga masih sangat penting. Tapi saya belajar lagi tentang apa yang dimaksud dengan male lead dan male character. Apakah kalau sekedar nulis cerita hantu itu sudah pasti horror, trus ada hantu perempuan udah pasti female lead? Wah, belum tentu ternyata.
  4. 𝐂𝐨𝐯𝐞𝐫. Bukan saya yang bikin cover. Tapi teman-teman illustrator. Kalau ada yang bertanya-tanya : lho kok covernya begitu sih? Nah, itu butuh pembahasan panjang. 𝘕𝘦𝘹𝘵 𝘵𝘪𝘮𝘦 insyaallah ya. Yang pasti, ingin hadir sebagai pilihan alternatif bagi novel2 di platform yang cover, judul dan isinya aduhaaaayyy.

Cover 𝓢𝓲𝓵𝓿𝓮𝓻 𝓓𝔂𝓷𝓪𝓼𝓽𝔂 versi merah maroon

Nah, kalau berkesempatan, silakan baca 𝓢𝓲𝓵𝓿𝓮𝓻 𝓓𝔂𝓷𝓪𝓼𝓽𝔂 ya.
Insyaallah saya kupas juga BTS nya bikin novel ini. Harus hunting buku via online, unduh dan baca jurnal penelitian, menyimak berbagai video youtube, dsb.

Yuuuuk!

Link Silver Dynasty bit.ly/dinastiperak

Kategori
BUKU & NOVEL Buku Sinta Yudisia Fiksi Sinta Yudisia Jepang Karyaku Kepenulisan Novel Perjalanan Menulis TEKNIK MENULIS

Catatan Kasar /Outline Novel Nona Jepun (2)

Sebelum menuliskan novel atau buku non fiksi, aku terbiasa membuat kerangka kasar. Sulit bagiku untuk langsung berimajinasi dan menumpahkannya ke dalam kata-kata. Walaupun bisa seperti itu, pastinya butuh waktu lebih untuk merangkai secara imajiner di otak.

Daripada terlalu lama  berpikir, berimajinasi, berkhayal yang justru tidak menimbulkan karya jadi; aku memilih membuat semacam mind map. Karena aku termasuk jenis orang yang visual; coretan-coretan kasar ini harus warna warni agar menarik dan nggak membosankan.

Catatan kasar ini juga sering disebut outline.

Apa kelebihan membuat catatan kasar, atau kerangka kasar, atau outline, atau garis besar ini?


1️⃣

Cerita dapat lebih terstruktur sejak awal atau akhir. Kalau ada pengembangan, tidak terlalu jauh melenceng.💡

Melenceng kayak apa sih?

Misal, kita akan membuat cerita adventure sepasang sahabat yang menabung lama untuk bisa jalan-jalan  ke Seoul, Korea Selatan. Tanpa outline, cerita itu akan ngelantur menjadi thriller, horror, romance; bahkan banyak bumbu-bumbu yang kemungkinan gak relevan dengan tema utama cerita.

Pikiran seorang penulis sangat kreatif, imajinatif, dan bahkan sesekali ….liar. wajar saja, karena otak kita sedang teraktivasi untuk melakukan lompatan-lompatan ; yang seringkali merupakan gabungan dari perangkat logika dan situasi emosional.

Kalau lagi stabil, eh…ceritanya oke tuh alurnya. Kalau perasaan lagi bad mood, cerita juga ngelantur sesuai kondisi batin si penulis. Nah, kalau yang ditulis diary sih gak masalah ya. Tapi ini naskah yang akan dibaca banyak orang. Isi kepala orang, pengalaman masing-masing, bahkan bisa jadi beliefs or keyakinan sangat berbeda. cerita  yang terstruktur bisa bikin pembaca dan penulisnya sendiri…bingung!


2️⃣

Outline membuat pikiran terus ter-refresh dengan tema utama cerita. Termasuk karakter tokoh, konflik, dan berbagai macam rencana yang sudah terpatri di benak.💡

Misal, kita ingin membuat cerita tentang tokoh cewek yang tangguh. Kadang, karena terdistraksi oleh film atau berbagai gangguan luar; karakter itu tiba-tiba melenceng jadi cewek yang annoying, manja atau julid. Karakter tangguhnya hilang seketika gegara pikiran juga lagi ngelantur ke mana-mana. Outline membuat pikiran yang liar tertarik kembali ke pusat cerita rencana semula.

Apakah gak boleh ada perubahan karakter?

Tentu aja boleh. Perubahan karekter karena sebuah situasi yang sudah dipersiapkan, bahkan bisa menjadi kekuatan cerita. Tetapi perubahan karakter yang tiba-tiba gegara gegabah dan gak konsisten menulis, bukanlah bangunan cerita yang baik.

Sering gak liat fenomena kayak gini?

Cewek yang tadinya nyebelin, kasar, seenaknya sendiri, selalu punya kemauan untuk dituruti; tetiba jatuh cinta pada seorang pemuda sholih dan langsung berubah total dari penampilan hingga karakter. Dia yang biasa mengumpat-umpat lalu suka mengutip ayat. 

Wah, karakter seseorang harusnya gak berubah sedrastis itu walau lagi mabuk kepayang!

Dia bisa jadi cinta setengah mati sama cowok sholih, tapi  sifat seenaknya sendiri gak mudah hilang. Apalagi, cewek macam gini yang biasanya sangat mandiri; tetiba menjadi penurut dan pasrah banget.

Outline akan menyelamatkan dari ketidak-konsistenan cerita.

Boleh aja fall in love in the first sight , tapi logika cerita tetap harus berjalan. Boleh aja ada kejutan-kejutan dalam cerita, tapi logika cerita tetap harus diperhatikan.


3️⃣

Kebosanan.💡

25%? 50%? 75%? Atau 90%?

Banyak penulis yang bosan sama tulisannya sendiri pas ½ jadi. Atau ½ belum jadi hehehe (tergantung kita ini masuk golongan optimis atau pesimis). Ada yang justru ketika hampir jadi, malah dilanda kebosanan yang banget, banget, banget. Sampai-sampai tulisan tertunda lama.

“Tulisanmu udah jadi?”

“Dikit lagi nih!”

Kalau teman-teman, mentor, editor nanyain ; kita juga jadi geram sama diri sendiri. Kok gak jadi-jadi, sih??? Padahal tinggal seujung kuku lagi jadi (maksudnya seujung kuku kaki Godzilla, kwkwkwk)

Outline membantu agar kebosanan itu bisa diminimalisir. Karena mind map-nya, intisari cerita, juga warna warni spidol yang membuat mata jadi terhibur. Apalagi kalau ada tempelan-tempelan stiker seperti scrapbook.

🟠OUTLINE NONA JEPUN

Aku membuat outline Nona Jepun beberapa pekan, bahkan bulan. Bagiku, menulis bisa selesai 3-4 bulan tapi buat outline bisa memakan waktu lebih lama. Wah, kok bisa?

  • Butuh referensi
  • Karakter tokoh dipersiapkan matang
  • Nyari nama tokohnya aja bisa berhari-hari
  • Setting tempat bisa berubah-ubah. Untuk memutuskan 2 tempat sebagai setting utama cerita yaitu Balamoa dan Banjarmasin, perlu mencari referensi yang cukup dulu
  • Tadinya, mau langsung fokus di daerah Purwekerto yang memiliki sejarah Rumah Papak yang sangat erat dengan jugun ianfu. Tetapi karena kuanggap korelasinya dengan ladang tebu tidak kuat, setting ini diubah
  • Ladang tebu merupakan salah satu wilayah yang sudah lama kuidamkan untuk tampil di cerita, karena merupakan salah satu sejarah yang erat dengan Tegal, kampung halaman suamiku

🟠APAKAH OUTLINE NONA JEPUN  100% DIPAKAI?

Tidak.

Ada yang dihilangkan karena mempertimbangkan jumlah halaman, dan kekhawatiran bahwa cerita akan terlalu bertele-tele. Bahkan menjadi membosankan.

Tapi sesungguhnya, outline yang kusiapkan sudah terbayang seperti apa jika dibuat beberapa seri bukunya. Semisal, kehidupan Mirah dan Ndaru sebagai gadis di masa penjajahan Belanda. Dan kehidupan keduanya pasca Jepang angkat kaki

Namun , outline sungguh-sungguh membantuku untuk menyusun cerita dari awal hingga akhir. Tentu, ketika cerita sudah jadi dan dibaca ulang; ada hal-hal yang terasa “kurang” dan perlu ditambahkan.

Alhamdulillah, Nona Jepun menjadi salah satu pemenang pilihan juri dalam ajang sayembara novel DKJ 2021.⭐⭐

Doakan agar dapat terbit dengan sebaik-baiknya, ya…

🌟 Yang mau baca catatan pertama tentang Nona Jepun (1) , silakan ke mari ya 👉🏻 https://sintayudisia.wordpress.com/2022/02/10/nona-jepun-perjalanan-mencari-ide-1/

Kategori
BUKU & NOVEL Buku Sinta Yudisia Fiksi Sinta Yudisia Kepenulisan Novel Perjalanan Menulis Referensi Fiksi TEKNIK MENULIS

Akhirnya…lolos DKJ, alhamdulillah!

Sepekan lalu aku menangis. Baru sempat posting hari ini di blogku ini.
Gak percaya rasanya.

Sampai kupeluk anakku, Inayah, yang ikut menyimak zoom tadi malam.Saking gak percayanya bakal menang, sedari awal sama sekali gak dandan. Pakai jilbab ala kadarnya. Makanya ketika di pin panitia, kaget banget. Muka kumes-kumes karena menangis.

NONA JEPUN adalah perjalanan panjangku menulis selama berbulan-bulan. Membeli ensiklopedi Traces of Sugar -sejarah gula di Indonesia, membeli online penelitian tentang kekerasan seksual di masa penjajahan Belanda dan Jepang. Berburu buku, jurnal, penelitian tentang masa-masa penjajahan dulu lewat google scholar.

Bahkan, kudownload film-film lama tahun 40-an. Lagu-lagu lama era penjajahan, termasuk lagu propaganda Jepang Aikoku Konshinkokyu dan Jaesjio yang banyak dinyanyikan pelajar masa itu. Lagu Aikoku itu heroik dan indah banget, tapi sayangnya memang propaganda saat Jepun menjajah Indonesia.
Selama menulis NONA JEPUN, kudengarkan mars Romusha dan merasakan kepedihan bangsa ini untuk bangkit dari penderitaan.


Sempat mau mundur karena capek nulis. Ah, udah deh…gak usah diterusin. Capek baca buku. Capek bikin timeline sejarah. Capek mencocokkan ini itu. Belum lagi nanti kalau kalah. Pasti bakal ngerasa semua sia-sia.

Lalu kupandangi lagi buku-buku doaku. Kumpulan harapan-harapanku. Juga dukungan dari suamiku yang mau repot-repot menelusuri jejak sejarah Bandjarmasih era lama. Anak-anakku yang bilang:
“Tak pijitin, Mi?”
“Ummi mau dibuatin minum apa?”
“Ummi mau dimasakin apa?”

Alhamdulillah…
NONA JEPUN mendapat keperyaan Dewan Juri untuk menjadi salah satu pemenang favorit. Walau tidak ada kritik dari para juri terkait story telling dalam Nona Jepun, harus kuakui mengapa naskah ini baru bisa menduduki peringkat favorit.

Pemenang 1, 2 dan 3 luarbiasa.
Mereka bukan hanya bagus di teknik; tapi memadukan orisinalitas, fantasi, sejarah, eksplorasi berbahasa, mitos bahkan mistis.


Penilaian Juri terkait Nona Jepun :

“Nona Jepun mampu memadukan refleksi dan deskripsi konkrit serta beriringan dalam narasi yang dihiasai beragam metafora.

Dengan memanfaatkan banyak pustaka sejarah, naskah ini menjalin cerita tentang kepedihan dan rasa nista yang dialami tokoh-tokoh utamanya. Sakit dan derita tampil begitu kuat sambil beriringan dengan usaha perlawanan terhadap semua itu.

Naskah ini memaparkan kekuatan manusia dengan bermacam keterbatasan dan kegamangannya atas kemalangan yang menimpa bertubi-tubi. Penggunaan alegori untuk menampakkan kejadian yang mengerikan dan menyiksa, menjadi salah satu kekuatan naskah ini.

Di dalamnya ia memanfaatkan berbagai gaya bahasa untuk menghidupkan dan memperkaya paparan kisah para tokoh.

Penulisan yang rapi dengan kalimat-kalimat bernas menghasilkan dinamika cerita dan paparan gejolak batin para tokoh yang nyaman dibaca. Mengikuti urutan yang logis ini dan menggunakan kilas balik secara memadai, naskah ini berhasil membangun narasi yang dipercaya meski menyajikan permasalahan yang tidak umum.

Konvensi penulisan diikuti dengan baik menghasilkan pembacaan yang mudah dan alur cerita yang enak diikuti. “


Dewan juri SNDKJ 2021 :

  1. Pak Bagus Takwin
  2. Pak Manneken Budiman
  3. Kak Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie

Untuk sahabat-sahabatku di manapun berada, terimakasih atas doa-doa dan dukungannya. Buat yang sedang berjuang menulis dan kalah kompetisi, terus dan teruslah menulis.
Pelajari kekalahan kita. Pelajari karya mereka yang menang. Untuk SNDKJ 2021 ini saya beli karya pemenang SNDKJ sebelumnya seperti Aib & Nasib (Minanto ) , Curriculum Vitae (Benny Arnas). Saya baca dan pelajari apa ceritanya, diksinya, alurnya dsb.

Beberapa kali saya ikut SNDKJ dan kalah. Saya baca website dkj.or.id tentang LPJ Juri. Apa kritik mereka terhadap karya2 yang tidak lolos seleksi. Jujur saja, kritik-kritik para dewan juri ada di novel saya yang tidak lolos (walau mereka tentu tidak kenal saya). Berarti memang, kesalahan saya umum dilakukan orang dan fatal bagi penulis.

Kali ini saya yang berhasil lolos.
Who knows, berikutnya adalah anda?
So, keep writing!

Bagi yang ingin menonton channel youtube nya silakan klik Malam Anugerah Sayembara Novel DKJ 2021

Kategori
Hikmah Mancanegara Perjalanan Menulis Travelling WRITING. SHARING.

MUNGKINKAH IMPIAN TERCAPAI KETIKA DUIT GAK ADA?

Ada yang mention ketika aku ngeshare impianku kemarin : “Mbak, aku juga pingin ke sana. Tapi mungkinkah?”
Umroh, al Aqsho, Uzbekistan, Maroko. Ada yangg juga menambahkan impiannya ingin ke Spanyol dan Afrika. Mungkinkah? Bisakah?
Aku nggak tahu.
Sebab keajaiban itu hak prerogatif Allah Swt. Secara manusiawi kita harus nabung. Aku sudah menghitung kalau umroh plus, maka kalau mau berangkat formasi lengkap ber-6 butuh 150 juta umroh plus Uzbekistan. 216 juta plus Turki. 408 juta plus Maroko. Itu seharga mobil dan/atau rumah, kan?😱😨


Kalau nabung, sampai kapan ya?
Pernah nabung, eh, akhirnya kepakai juga.
Aku tentu gak bisa jawab tentang kapan aku bisa berangkat.


Tapi aku pernah ke Maroko 2016 : keajaiban yang gak pernah kubayangkan.
Kupikir-pikir, keajaiban yang Allah berikan bukanlah kebetulan sama sekali.
Aku suka kliping koran, salah satunya masjid-masjid di berbagai belahan dunia. Salah satu masjid yang kukagumi adalah Masjid Kutubiyah. Nggak tau kenapa, kagum aja dengan bentuknya yang tanpa kubah dan warnanya kemerahan. Di sisi lain, aku mengagumi sosok Ibnu Tasfin, penakluk Andalusia. Aku sebelumnya nggak tahu kalau ia dimakamkan di Marrakech, Maroko. Di situlah benang merahnya .


•••••••••••••••••••
🕌Aku berkunjung ke masjid Kutubiyah, masjid yang kusimpan kliping korannya karena mengagumi keindahan dan bentuknya.


✨Aku berkunjung ke makam Ibnu Tasfin karena mengagumi perjuangannya menaklukkan Andalusia.
•••••••••••••••••••

Sejak saat itu aku memiliki keyakinan.
Butuh rizqi untuk mewujudkan impian. Tapi rizqi itu tidak selalu berupa uang. Ada banyak jalan lain : residensi penulis, beasiswa, permintaan menulis biografi tokoh, dan pastinya rizqi-rizqi lain yang aku tak tahu karena keajaibannya tersembunyi di Lauhil Mahfudz.
Tugasku sekarang : buat benang merahnya.

✨✨✨
Salah satu yang aku yakini bisa mengabulkan mimpi fantastis adalah sedekah. Ada peristiwa- peristiwa spektakuler dalam hidupku yang ternyata berkaitan dengan sedekah dalam jumlah tidak biasa.
Sebuah nasehat pernah mampir ke arahku. Menohok!


“Lha, kalau pingin dapat rizqi sekitar 10 juta, infaq 100-200 ribu wajar. Kalau pingin dapat rizqi 500 juta, masak infaqnya cuma segitu?”

Iya ya…kalau pingin dapat rizki ke Maroko, aku harusnya bisa infaq 20 juta, 50 juta. Tapi duit dari mana ya?

Itulah, mengapa aku menjadi relawan ZISWAF saat ini. Aku senang menjalaninya. Membuat flyer, membagikan di medsos. Ngetag orang-orang yang kukenal maupun nggak kukenal, hahaha. Aku mencoba mengajak pelajar mahasiswa untuk infaq – wakaf 10K. Bisa, kok! Ngetag orang, japri orang, tidak selalu membuahkan hasil. Tapi rizqi itu Allah yang me-resume-kan, aku yang mengupayakan.


Aku memang gak bisa infaq 50 juta sendiri. Duitku belum ada segitu.
Tapi dari pada donatur yang menitipkan uang 10K, 20K, 50K; aku yakin nilainya ada yang melebihi 50 juta. Atau bahkan milyaran atau triliyunan! Ketika sedekah itu ternyata bertepatan dengan waktu istijabah. Ketika sedekah itu, disisihkan dari kebutuhan primer tapi mereka mendahulukan kepentingan orang lain. Orangtua yang memotong uang laukpauk anaknya. Pelajar yang memotong kebutuhan kuotanya. Para gadis yang menahan diri dari kebutuhan kosmetiknya. Orang-orang itu berniat dan bertujuan mulia, dan aku ikut menumpang kendaraan barakah itu.
Ketika sedekah itu, insyaallah terselenggara lewat promosi ZISWAFku, maka aku menitipkan pahala dan doa di sana.


Aku menitipkan pahala dan doa pada teman-teman dan orang-orang yang tidak kukenal, yang menitipkan dana mereka ke LMI. Dana yang pasti berasal dari keringat dan jerih payah.
Siapa tahu benang merah itu terjalin di sini. Bersama sedekah bernilai trilyunan itu, doa-doa sepektakulerku yang nggak bisa diukur dengan nalar dan duit orang biasa, dapat terwujudkan atas izin Allah Swt.


➖➖➖➖➖
🌱🌿Infaq atau wakaf 10K?
Silakan klik bit.ly/LMI_sinta

Kategori
BUKU & NOVEL Buku Sinta Yudisia Fiksi Sinta Yudisia Jepang Karyaku Kepenulisan KOREA Manga Menerbitkan buku Perjalanan Menulis Remaja. Teenager Tulisan Sinta Yudisia WRITING. SHARING.

Boleh gak minta mahar kitchen set atau art supply?

“Emang kamu pingin minta apa? Seperangkat alat sholat?”

“Itu udah mainstream banget,” Annona angkat bahu. Mengulum lagi coklat potongan kedua. “Aku nggak mau mahar mainstream.”

“Trus, apa? Seperangkat perhiasan emas?” Lemon bertanya lagi.

“Aku pingin seperangkat kitchen set,” sahut Annona kalem.

Lemon menatapnya heran. Lalu tertawa guling-guling.

“Kamutuuuuuuuh. Masak gak hobi, maharnya kitchen set. Lagian, gimana saat ijab qabulnya nanti!”

—–

Zaman saya dulu nikah, mahar kayaknya relatif sama di mana-mana ya. Biasanya seperangkat alat solat, atau cincin. Yang agak mahal biasanya seperangkat perhiasan atau uang tunai. Tapi anak-anak sekarang ada aja pikiran kreatifnya.

Kalau diskusi sama anak-anak muda perihal pernikahan, rata-rata punya ketakutan beragam. Ketakutan itu dulu nggak ada di pikiran kita. Paling cuma khawatir kalau beda suku ntar karakternya beda trus benturan, trus gimana. Kalau sekarang relatif beragam. Udah gitu, impian dan khayalannya juga aneh-aneh kwkwkw.

Diskusi nikah dengan anak-anak muda emang seru. Kalau ngisi acara seminar pra nikah, bahasan tentang gimana milih jodoh kayak gak ada habisnya. Di bawah ini bbrp yg sering jadi pertanyaan:

  • Ortu gak setuju
  • Pendidikan beda strata
  • Beda suku
  • Calon suami gak bolehin istri aktivitas keluar, apalagi ambil beasiswa
  • Proses taaruf
  • Calon suami pemahaman agamanya minim
  • Ada trauma keluarga

Selain hal-hal yg agak ngeri-ngeri gitu, bahasan dg anak muda seringkali lucu-lucu juga

  • Apa gaun pengantin harus putih? Boleh dong ganti warna
  • Lagu pengiring pengantin harus nasyid? Kalau lagu2 motivasinya Stray Kids atau Lucas Graham, apa boleh?
  • Mahar, bolehkah minta selain alat sholat dan perhiasan?
  • Kalau beda fandom boleh gak? Atau malah otaku wibu VS hallyu

——-

Kejadian sehari-hari, sering menginspirasi tulisan. Termasuk bab nikah dan mahar yang kumasukkan di novel online Half of Lemon. Udah Chapter 34 sejauh ini, masih ingin menulis beberapa bab lagi sampai benar-benar usai.

Nah, cuplikan bab mahar itu ada juga di diskusi Lemon dan Annona, kakak beradik gokil beda karakter kepribadiaan. Beda inteligensi. Beda bakat minat.

Silakan simak di sini yaaa, kalau pingin tahu gokilnya percakapan Lemon dan Annona tentang mahar 😃😃

https://www.kwikku.com/novel/read/half-of-lemon/141665

Kategori
ACARA SINTA YUDISIA Karyaku Kepenulisan Menerbitkan buku Perjalanan Menulis TEKNIK MENULIS WRITING. SHARING.

Workshop Menulis Singkat untuk Bunda

Assalamu’alaykumwrwb.

Apa kabar, Bunda-bunda Cantik semua? Semoga sehat walafiat ya.

Era pandemic yang menyebabkan kita #dirumahsaja, seharusnya menjadikan diri lebih produktif. Jadi, jangan biarkan kesempatan lebih banyak di rumah untuk terbuang begitu saja. Tingkatkan skill, bangun network dan carilah kebahagiaan dengan kegiatan baru.

Ruang Pelita akan menyelenggarakan Workshop Menulis Singkat Tahap-1

♥Hari : Sabtu

♥Tanggal : 11 Juli 2020

♥Link : Zoom

♥Waktu : 08.30 – 11.30 WIB

Alokasi waktu :

  • 45’ materi
  • 15’ menit latihan
  • 45’ menit diskusi
  • 15’ menit untuk pembukaan, penutupan, perkenalan

♥Pemateri : Sinta Yudisia (Penulis 60 buku , Psikolog, DP FLP)

♥Biaya : 50K (50% insyaallah untuk warga terdampak Covid 19. Dipersilakan untuk melebihkan donasi bila berkenan).

Transfer ke :

►Mandiri 142-00-1673-5556 atau

►BSM 7070968597

a.n Sinta Yudisia Wisudanti

beri kode unik 19 di belakangnya (50.019, 100.019, 500.019)

Diksusi nanti akan lebih dalam, sebab peserta diminta sudah mengirimkan karya di grup whatsapp maksimal H-2 agar dapat dikritisi Bunda Sinta Yudisia

Selamat bergabung!

Pandemic, Produktif!

—————————————

Silakan isi bit.ly/bundamenulis

CP 0878-5521-6487/  0878-5153-2589                        

Diselenggarakan oleh Ruang Pelita, Surabaya

♥♥♥

Kategori
ACARA SINTA YUDISIA Anak Menulis BUKU & NOVEL Fiksi Sinta Yudisia Kepenulisan Menerbitkan buku Novel Perjalanan Menulis PSIKOLOGI. PSYCHOLOGY TEKNIK MENULIS WRITING. SHARING.

Pelatihan Online Menulis Novel Tahap-1

Tema : Menulis Novel Bersetting Kuat

Suka Korea, Jepang, Eropa atau Timur Tengah? Ingin punya novel sesuai imajinasi berlatar negara yang kita impikan?
Hayuuuk, gabung di kelas online penulisan novel bersama Sinta Yudisia (penulis, psikolog, DP FLP) . Novel-novelnya yang berlatar belakang berbagai negara telah meraih penghargaan tingkat nasional.

🏅🏅🏅
~The Road to The Empire (Mongolia) IBF Award terbaik 2009
~ Reem ( Maroko) IBF Award terbaik 2018
~ Polaris Fukuoka ( Jepang) nominee IBF Award 2018
~ Lafaz Cinta (Belanda) , best seller
⏳Waktu : Sabtu, 2 Mei 2020
⏰Jam : 09. 00 – 11. 00 WIB
✍Fasilitas :
-Materi dalam bentuk pdf

  • Webinar (Zoom meeting/ hangout/ dsb), yang akan diberitahukan oleh admin
    👨🏻‍💻👩🏻‍💻Peserta : remaja usia SMP, SMA dan Mahasiswa
    💴Biaya :
    Dipersilakan infaq dengan kelipatan Rp. 20. 000, beri kode unik 19 di belakang (Misal Rp. 80.019). Seluruhnya insyaallah akan disalurkan untuk donasi Covid-19 berama Ruang Pelita ( Ruang Pendampingan Psikologi & Literasi) Sinta Yudisia yang telah menyalurkan dana puluhan juta rupiah untuk dhuafa dan APD ke berbagai RS Surabaya.

👉🏻Mandiri : 142-00-1673-5556
👉🏻BSM : 7070-968597
An. Sinta Yudisia Wisudanti

▶ mengisi link bit.ly/pelatihannovel
~~
Sinta Yudisia adalah penulis & psikolog. Telah menulis dan diterbitkan 22 novel, 21 antologi, 10 buku non-fiksi, 6 buku cerita anak, 5 kumcer, 2 buku duet. Mengikuti SFAC ( Seoul Foundation for Arts & Culture) dalam program writer’s residence tahun 2016 & 2018

~
Didukung oleh :
👷‍♂‍👷‍♀‍Ruang Pelita Surabaya
Kiky 0856- 0612- 5200
Putri 0822- 2183-8498

Kategori
Artikel/Opini Cinta & Love Hikmah Karyaku My family Oase Perjalanan Menulis PSIKOLOGI. PSYCHOLOGY Quran kami Referensi Fiksi Renungan Hidup dan Kematian Topik Penting Tulisan Sinta Yudisia WRITING. SHARING.

Aku Pernah Merasakan Keajaiban Surat Al Kahfi💔

Pernahkah dikhianati oleh sahabat sendiri?
Ditipu hingga belasan bahkan puluhan juta?
Aku pernah merasakannya. Salah seorang yang kuanggap teman baikku, sahabatku, ternyata menipu sebuah institusi hingga puluhan juta rupiah padahal aku yang memperkenalkan teman baikku pada institusi tersebut. Sudah kulacak bukan hanya lewat whatsapp bahkan kudatangi hingga ke apartemennya di Jakarta. Tapi ia lenyap menghilang begitu saja. Ternyata bukan hanya menipuku, ia juga menipu banyak sekali teman-temanku yang lain.

💔😭
Terus terang, aku tak sampai hati mencaci-maki dan mendoakan yang jelek-jelek, mengingat ia single parent sejak lama. Aku masih berprasangka baik bahwa ia terjebak hutang piutang dan masalah besar sehingga harus menipu sana sini. Meski dari beberapa temanku sudah keluar kata-kata sumpah serapah dan mendoakan ia sejelek-jeleknya, aku hanya bisa berharap suatu saat ia sadar dan mengembalikan semua uang yang dilarikannya. Ia sudah membuat derita banyak orang, tentulah hidupnya sekarang juga sangat menderita; gak usahlah ditambahi lagi dengan doa yang jelek untuknya. Aku tak pernah percaya ada orang yang bisa hidup bahagia di atas derita orang lain! Mungkin ia bahagia dan tertawa, tapi yakinlah hanya sebentar saja.

🧐🧐
Kita pasti pernah mengukur diri sendiri, bukan?
Kalau telat bayar infaq apalagi zakat; ada saja musibah menimpa. Aku pernah menunda-nunda infaq; sepeda motorku bocorlah. Rusaklah. Pompa air meledak. Anak sakit. Pokoknya, keluar uang lebih banyak. Ketika kurenungkan; sayang-sayang uang buat infaq akhirnya malah keluar banyak.
Persepsiku, bakhil infaq saja sudah diperingatkan olehNya. Apalagi memakan uang orang lain , terlebih uang institusi ZISWAF, tentulah merasakan banyak peringatan dari Allah Swt.
Hari-hari awal aku sadar kalau ditipu, rasanya dunia runtuh.
“Masa’ sih? Dia kan sering main ke rumah? Dia kan pernah nginap di rumah? Kami dekat, sering ngobrol. Apa kebutuhannya, kita bantu.”

🏴‍☠️🏴‍☠️
Tidak percaya bahwa seorang sahabat baik bisa menipu sedemikian rupa!
Kalau dibilang nangis, sudah lewat. Marah, ngamuk; sudah nggak bisa dilakukan. Saking getirnya hanya bisa mengucap istighfar. Semoga aku sekeluarga dapat ganti rizqi lebih baik, semoga Lembaga ZISWAF yang ditipunya semakin banyak donatur, dan semoga ia sekeluarga diluruskan kembali oleh Allah Swt.

💗💕🕌🕋
Saat-saat sedih itulah, aku memperbanyak sholat sunnah dan baca Quran. Entah mengapa salah satu surat favoritku adalah al Kahfi. Suatu saat, saking sedihnya aku tertidur. Dalam mimpi, aku melihat ibuku memakai mukena, memelukku dari belakang.
“Al Kahfi,” bisiknya di telingaku.


Aku terbangun.
Terheran.
Bukankah aku sering baca al Kahfi? Bukankah aku senang dengan surat al Kahfi? Meski tak dibilang sangat menguasai tafsirnya; aku tahu isi surat al Kahfi tentang pemuda Kahfi, kisah Nabi Musa as dan Nabi Khidir, juga kisah Dzulkarnain beserta Yajuj Majuj.

💤💤
Kenapa aku mimpi ibuku, mengenakan mukena, memelukku dan berbisik al Kahfi? Aku mengikuti makna mimpiku, sebab kata Ibnu Khaldun, mimpi yang teringat terus saat bangun tidur tanpa susah payah diingat merupakan ilham Tuhan. Aku membaca al Kahfi berikut artinya. Aku lupa, entah saat itu Jumat atau tidak.

1️⃣8️⃣ : 8️⃣8️⃣
Kubaca satu demi satu artinya, hingga sampai ke ayat yang ke- 88

وَاَمَّا مَنْ اٰمَنَ وَعَمِلَ صَالِحًا فَلَهٗ جَزَاۤءً ۨالْحُسْنٰىۚ وَسَنَقُوْلُ لَهٗ مِنْ اَمْرِنَا يُسْرًا ۗ
wa ammā man āmana wa ‘amila ṣāliḥan fa lahụ jazā`anil-ḥusnā, wa sanaqụlu lahụ min amrinā yusrā
Adapun orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, maka dia mendapat (pahala) yang terbaik sebagai balasan, dan akan kami sampaikan kepadanya perintah kami yang mudah-mudah.” ( 18 : 88)
Entah mengapa mataku dan hatiku terpaku pada ayat ini. Kucari-cari tafsirnya, yang kuingat adalah, bahwa setiap berbuat kebaikan kita akan mendapat balasan. Dan kita bisa meminta balasan pada Allah Swt sebesar kebaikan yang kita pernah lakukan.

Aku berdoa pada Allah, seolah pamrih dengan kebaikan yang pernah kulakukan meski sedikit. Aku tahu, kebaikanku, amalku, pahalaku jauh dari layak. Untuk membayar nikmatNya saja tak akan pernah mampu kulakukan. Tetapi, entah mengapa saat itu aku ingin menagih padaNya. Mungkin, menagih hiburan atas kejadian buruk.

Setelah kejadian itu, betapa banyaknya nikmat Allah Swt yang dicurahkan kepadaku. Banyak sekali nikmat-nikmat rahasia yang tak dapat kuperinci satu persatu. Mulai dari novel-novelku yang alhamdulillah lancar terbit, lolos di SFAC (Seoul Foundation for Arts and Culture) dll.

Ohya, karena demikian terkesan oleh surat al Kahfi, secara special surat ini kucantumkan di salam novel 💗Reem💗 yang diterbitkan Pastelbooks, lini Mizan di tahun 2017. Sudah baca, belum? 😊

( renungan di masa pandemi corona virus / covid 19)

Kategori
ACARA SINTA YUDISIA Kepenulisan Oase Perjalanan Menulis

Workshop Menulis di Surabaya

Assalamualaikumwrwb.
Halo semua, salam kreatif!

  • Ingin menulis kisah hidup anda sendiri atau cerita imajinasi yang sudah lama terpendam di benak?
  • Sudah bisa menulis, tetapi bingung harus bagaimana?
  • Bisa menulis tetapi berhenti di tengah jalan?

Ikutilah Workshop Kepenulisan untuk kelas dasar dan lanjutan agar anda memahami teknik dasar menulis dan apakah tulisan tersebut layak dipublikasikan.

Materi mencakup :
1. Mengerti PUEBI
2. Membuat outline
3. Menyusun setting dan karakter (untuk fiksi)
4. Mencari penerbit yang layak
5. Menerbitkan indie
@Acara akan diadakan hari Minggu, 15 September 2019
@Waktu 08.00 -15.00
@Tempat : Masjid Baitul Haq, Ketintang.
Jalan Ketintang Permai Blok BF no.11, Karah, Jambangan, Surabaya.
@Peserta : Khusus Guru dan Mahasiswa *(terbatas 30 peserta saja)*
@Biaya: 100K (daftar 2 orang 175K)

Pemateri :
+Sinta Yudisia (Penulis, Psikolog, DP FLP Pusat)
+Rafif Amir (Penulis, Editor, Publisher)

Fasilitas workshop :
~Snack
~Makan siang
~Materi kepenulisan dalam bentuk e-book
~E-certificate

Narahubung :
Frisma 0857-3265-0554
Eni 0859-2157-9467

Salam kreatif!

Peserta dipersilakan membawa naskah yang telah dimiliki (bila punya) dalam bentuk print out/hardcopy agar mudah didiskusikan.

Pendaftaran masuk ke link https://bit.ly/2k0Nvsc

Penyelenggara :
Ruang Pelita
Paguyuban Bunda Shalihah
PT. Aksi Consulting
Toko Buku Sahabatku

Workshop Menulis Sinta Yudisia & Rafif.jpg

Kategori
Buku Sinta Yudisia Fiksi Sinta Yudisia Karyaku Kepenulisan Menerbitkan buku Novel Oase Perjalanan Menulis Single in Love Tulisan Sinta Yudisia

Single in Love, buku ke-66 & Judul bukuku yang lain

Alhamdulillah sebentar lagi, bukuku yang ke-66 insyaallah terbit. Ini termasuk urutan buku antologi alias buku yang dikerjakan ramai-ramai.

 

Kalau buku solo, ini buku ke-44 insyaallah. Alhamdulillah, kali ini Single in Love berjodoh dengan penerbit KMO Indonesia.

 

Cover Single in Love + endorsment prof. Koh.JPG

Doakan agar menjadi buku mega-best seller ya 🙂

Bagi yang ingin tahu judul bukuku, ini daftar bukunya :

 

Novel :

  1. Sebuah Janji (GIP)
  2. The Lost Prince (GIP)
  3. Kekuatan Ketujuh (Beranda)
  4. Kuntum-kuntum Bunga (FBA Press)
  5. Ain & The Gank : Coz I Luv U (LPPH)
  6. Ain & The Gank : Gotcha! (LPPH)
  7. Melintasi Batas (Mizan)
  8. Langit Lembayung (Mizan)
  9. Armanusa (Mizan)
  10. Lafadz Cinta (Mizan) – Best Seller
  11. The Road to The Empire- Des 2008 (LPPH)
  12. Reinkarnasi –LPPH – terbit Agustus 2009
  13. Existere (LPPH –Juni 2010)
  14. Takhta Awan, sekuel The Road to the Empire (LPPH 2011)
  15. A Rose (2012, Indiva Publishing)
  16. Rinai ( 2012, Indiva Publishing)
  17. Bulan Nararya (2014, Indiva Publishing)
  18. Polaris Fukuoka (2017, Pastelbooks)
  19. Reem (2017, Pastelbooks)
  20. Lafaz Cinta-republish (2018, Pastelbooks)
  21. Sirius Seoul (2018, Pastelbooks)
  22. Single in Love (on process 2019, KMO)

 

Antologi :

  1. Dapur Kreativitas Para Juara (Mizan)
  2. Cinta Ya Cinta (Mizan)
  3. Selaksa Rindu Dinda (GIP)
  4. Jendela Cinta (GIP)
  5. Sahabat Pelangi ( LPPH)
  6. I Love U So Mad (LPPH)
  7. Jilbab Pertamaku (LPPH)
  8. 17 Tahun (LPPH)
  9. Kisah Kasih dari Negeri Pengantin (LPPH)
  10. Desperate Housewives (LPPH)
  11. Matahari Tak Pernah Sendiri 1 (LPPH)
  12. Matahari Tak Pernah Sendiri 2 (LPPH)
  13. Kutemukan Cinta dalam Tahajudku (Bina Ilmu-2008)
  14. Doa-doa Enteng Jodoh (LPPH-2009)
  15. Bukan Republik Mimpi – Progressio, 2009
  16. La Tahzan For Mother – (LPPH- 2009)
  17. Emak-emak Fesbuker – (Leutika Publishing-2010)
  18. I Love You, Friend –(LPPH-2010)
  19. Storytelling Asia – ASIA Magazine, Seoul, North Korea, 2016
  20. Sedekah Minus (Reverse Donation) , dalam ASIA magazine, Summer 2016, edisi 41
  21. Big-City Children and Curative-Literacy, dalam ASIA magazine, Autumn 2016, edisi 42
  22. Spirit 212 : Cinta Ini Menyatukan Kita (20117, Indiva Publishing)

 

Non fiksi :

  1. Hi, Pretty : 30 hari menjadi cantik (GIP)
  2. Rival-Rival Istri (LPPH)
  3. Kitab Cinta dan Patah Hati (2013, Indiva)
  4. Sketsa Cinta Bunda (2014, Indiva)
  5. Cinta x Cinta : Agar Masa Remaja Tak Sia-sia (Indiva Publishing 2015)
  6. Psikologi Pengantin ( Indiva Publishing 2016)
  7. Mendidik Anak dengan Cinta (GIP, 2017)
  8. Sarah : Seri Perempuan Istimewa ( GIP, 2017)
  9. Seksologi Pernikahan Islami ( Indiva Publishing, 2019)

 

Kumpulan Cerpen :

  1. Bulan di Atas Grotte Markt (GIP)
  2. Red Jewel of Soul (Zikrul Hakim)
  3. Cadas Kebencian (Mizan)
  4. Nyanyian Surga (Mizan) – naik cetak 3x
  5. Pink (Mizan) – Best Seller

 

Buku Anak-anak :

  1. Ketika Upi Bertanya (GIP)
  2. Janji Cici (GIP)
  3. Lulu Sayang Adik (GIP) – naik cetak 2x
  4. Bu Guru Sayang (GIP) – naik cetak 2x
  5. Hantu Kubah Hijau (Novel Anak, Indiva Publishing, 2017)
  6. Juru Kunci Makam ( Novel Anak, dalam proses revisi)

 

Duet :

  1. Bersama Izzatul Jannah : Gadis di Ujung Sajadah (FBA Press)
  2. Bersama Fahri Asiza : Mempelai Tanpa Pengantin (LPPH)
Kategori
ACARA SINTA YUDISIA Bedah Buku Sinta Yudisia Buku Sinta Yudisia Fiksi Sinta Yudisia KOREA Perjalanan Menulis Sirius Seoul

Bedah buku Sirius Seoul di Surabaya

Assalamualaikum…
Anyeonghaseyo

Kamu suka hallyu? Kamu kpopers? Atau pecinta drama?

Nah kebetulan ikut kuy ke acara terkece tahun ini!

Kalian bisa dapet doorprize menarik asli korea!

BB Sirius Seoul.png

Kapan lagi bisa dapet doorprize dari negri para oppa, bias, dan idola kalian

*Lokasinya di *Majelis Mie* Jalan Citarum No. 2 Darmo Surabaya

@ 08.00 pagi – 11.30 siang

# Minggu, 23 Desember 2018

~Agenda :
– Bedah buku Sirius Seoul
– Bincang akrab dengan bunda Sinta yang sudah 2x ikut SFAC – _Seoul Foundation for Arts and Culture_

HTM 30k ( food+beverage)
70k ( food+beverage+book)

Cp :
Arina 081545137523
Icha 082336541985

Hwaiting!
Yuuuk, ikutan dan ajak teman2 daebak-kiyowo kamu !

Kategori
My family Oase Perjalanan Menulis Pernikahan Psikologi Islam PSIKOLOGI. PSYCHOLOGY UNTAG, My Campus WRITING. SHARING.

Saat Suami Dapat Mendidik Istri

 

“Kamu tuh hasil bentukan dan didikan suami kamu,” celetuk sahabatku. Begitu kira-kira konteks kalimatnya.

Aku terkejut. Selama 24 tahun menikah, hampir nggak pernah dengar kalimat seperti itu. Mungkin yang mirip-mirip ada, tapi kalimat yang diucapkan temanku belum lama ini menyentak betul. Bagiku, suami adalah kekasih, sahabat, mitra. Kadang teman adu urat leher juga hahaha. Kalau nggak ada suami, nggak ada yang diajak diskusi seru mulai anak sampai urusan sosial politik ekonomi.

Guru?

Apakah suamiku adalah guruku?

Hmmm.

 

Nasehat CJ Lewis

Penulis Narnia ini memberi nasehat kepada pendidik ,”alirilah gurun, bukan menebang pohon.” Konsep mendidik itu mungkin dilakukan suamiku ketika pada awal nikah, aku belum tahu mau jadi apa. Impian untuk jadi istri dan ibu yang baik, ada. Tapi adakah cita-cita selain itu?

Aku suka masak dan jahit. Aku pernah berjualan kue tradisional dan menjahit baju sebagai pemasukan tambahan dan penyaluran hobby. Aku juga suka nulis. Masalahnya, mana impianku yang benar-benar mau difokuskan? Nah, disitu masalahnya.

Aku suka jahit. Baju anak-anakku ketika kecil, nyaris semuanya aku jahit. Korden, aku buat sendiri. Seprei sarung bantal-guling, juga. Teman-temanku bilang : “buat butik aja!”

Oke. Bolehlah.

Aku juga suka buat patchwork. Patchwork ku, cantik-cantik lho. Dompet, tas dan berbagai kreasi kerajinan tangan. Suamiku, mendukung sepenuh hati. Tapi kayaknya ia pun jengkel setengah mati. Tiap kali aku ajak belanja, niatnya beli benang dan kain.

“Kenapa pulangnya bawa ember, sandal, keset dll??”

Rupanya suamiku nggak paham, kalau perempuan bilang 5 menit; itu maksudnya 1 jam. Kalau bilang cuma mau beli benang, itu maksudnya beli benang, gunting, pensil, kertas karbon, kain dan mungkin mesin jahitnya sekalian! Ternyata, aku punya kelebihan dan kekurangan yang baru kuketahui kelak ketika aku lulus sebagai psikolog.

“Ummi tuh nggak fokus, yah,” tegur suamiku. “Yang dikerjain apa aja sih?”

Kalau aku berangkat mau isi acara, suamiku udah rapi lebih dahulu. Aku masih sibuk belanja, cuci piring cuci baju, beberes kamar.

“Perempuan mana bisa pergi begitu aja! Kalau keluar rumah, ya yang di dalam harus beres dulu, ” kilahku.

“Ya, tapi skala prioritas dan fokus, Mi,” tegasnya.

Baru kuketahui, bahwa suamiku tengah “mengaliri gurun” dan bukannya “menebang pohon”. Ia nggak pernah bilang ,”ya udah, berangkat sendiri aja. Capek aku nganter kalau harus ngebut.” Meski ngomel panjang pendek, ia tetap setia mengantarku ke tempat acara.

Nggak pernah ia berkata, “kalau gini caranya, males aku antar kamu belanja!” atau ”kalau gini caranya, nggak usah nulis aja!”

Yang ia lakukan ketika  awal kumenulis adalah, terbangun di tengah malam, terkantuk-kantuk, membuatkanku secangkir kopi susu. Menemaniku yang masih terbata mengetik tak-tik-tuk; dan ia akan tertidur di kursi. Melihat potensiku yang masih sekecil kecambah alias taoge, suamiku nggak langsung menebangnya. Tapi mengairinya, entah kapan bisa jadi pohon kacang hijau.

Percaya itu Lebih dari Cinta

Kemarin, waktu naik ojek online, aku mendengar lagu manis Judika. Endingnya adalah :

Karena percaya itu lebih dari cinta

Duh, aku terharu banget dengar lagu itu. Sampai-sampai, putriku Arina menoleh ke arahku dan kami berpandangan sembari kompak berkata ,” manis bangeeett!”

Bertahun lalu, teman-teman perempuanku pernah berkata:

“Wah Sin, suamiku pencemburu banget. Mana boleh aku pergi nginap-nginap.”

“Suamiku nggak bolehkan aku jadi penulis. Katanya : buat apa?”

Anak-anakkupun nanya, “Abah nggak cemburu sama Ummi? Padahal ummi udah sampai kemana-mana, ke luar negeri juga.”

Yah.

Aku akhirnya nanya ke suamiku ,”Mas cemburu nggak kalau aku ke luar negeri? Kalau aku foto berdua dengan adik-adik FLP yang sebagian cowok? Kalau aku ketemu professor Koh Yung Hun? Kalau aku ketemu A, B, C?”

Jawaban suamiku simple, “aku percaya Ummi. Insyaallah karena kita diikat keimanan.”

Itu jawaban normatif yaaa.

Jawaban konyolnya adalah ,”gak ada yang lebih ganteng dari aku!”

Dan bener juga sih. Kalau dilihat-lihat, diamati, suamiku paling ganteng. Terserah cewek lain mau bilang apa yah. Bagiku, pria ganteng itu yang bisa sholat jamaah di masjid. Sederhana dalam berpenampilan, tapi tetap tampil stylish. Yang bisa jadi qowwam dan imam buat keluarga. Yang perkataan dan perbuatannya senada. Yang penyayang orangtua, istri, anak-anak, saudara-saudaranya. Yang punya banyak teman. Sebab, bagiku orang ini kharismatik. Dan itu suamiku kwkwkwk. Kalau ada kriteria yang lain dan itu cocok buat para istri, berarti lelaki itu paling ganteng buat istrinya.

Kembali pada asas percaya.

Suamiku mempercayaiku tanpa pernah bongkar-bongkar apa isi inbox FB, atau private message di whatsapp. Kalau sesekali ia melihat, wajarlah. Kadang, kami melihat HP satu sama lain untuk lihat foto lucu, meme lucu, video konyol atau bahkan pesan-pesan hikmah yang mungkin gak ada di HP sendiri. Tapi itu jarang sekali. Kadang 2 atau 3 bulan sekali.

Ketika melepasku ke luar negeri, yang dikatakannya adalah, ”aku bakal kangen. Tapi aku percaya Ummi.”

Akhirnya, aku tak pernah panik, khawatir, cemas, ketakutan kalau ketemu siapa saja yang ilmunya bisa kudapat. Aku ceritakan semua pada suami ilmu yang kuperoleh hari itu, pekan itu, tanpa beban.

“Mas, aku ketemu professor ini. Luar biasa pandangannya. Aku ketemu pengusaha ini, luarbiasa capaiannya.” Bahkan, “Mas, aku naik taksi, supir taksinya masyaallah banget…”

Cemburu?

Pernahlah. Tapi hanya di permukaan, nggak sampai yang benar-benar masuk ke hati. Aku sering sekali cerita tukang sayur, supir, tukang bangunan, satpam yang kukagumi lantaran kehebatan mereka mendidik keluarga. Suamiku akan berkata, “dulu Abah juga begitu. Kalau bukan karena Abah Ummi, Mas nggak akan sekolah setinggi ini.”

Penghormatan suamiku pada orangtua kami, sungguh luarbiasa.

 

Aku Harus Membekalimu

Murid harus lebih baik dari gurunya.

Aku pernah nanya : kok boleh aku kuliah S1, S2? Padahal saat itu ekonomi mepet dan situasi serba kejar tayang. Kata suamiku : kalau suatu saat nanti aku harus sendiri, aku punya bekal cukup untuk mendidik anak-anak dan membantu mereka sampai mereka bisa mandiri. Ini bukan berarti kami berpisah atau salah satu meninggal ya, huhuhu. Suamiku kerja di institusi pemerintah yang rotasi mutasinya tinggi. Sudah pasti, aku harus sendiri menangani anak-anak. Itu butuh ilmu, bahkan butuh support ekonomi juga.

Sinta Wisuda S2.JPG
Arina putriku, aku dan Agus Sofyan

Aku kuliah S2 magister psikologi profesi di Universitas 17 Agustus Surabaya lebih dahulu. Suamiku saat itu masih S1. Tapi ia biasa aja, bahkan sering mengantarku penelitian ke sana kemari, magang di RSJ Menur. Barulah kemudian suamiku lulus S2. Bahkan, ia sudah bilang beberapa kali : nanti kita bareng kuliah S3 ya. Aamiin yaa Robb…

Selama ini itu kuanggap mitra.

Tapi ternyata, itu juga sikap seorang guru.

Guru adalah pendidik yang mengairi gurun, menumbuhkan kepercayaan, memberikan teladan, mengembangkan potensi.

Pantas temanku bilang, “kamu tuh hasil didikan dan bentukan suami kamu!”

Tentu, jejak didikan orangtuaku masih tersisa di diriku. Tapi sesudah menikah, sungguh, suami adalah guru yang utama.

Ah, terimakasih suamiku, guruku.

Yang sudah rela berpayah-payah mendidik istrimu yang kadang manja, ngeyel, ngambek, sering ngomong ala perempuan banget (ya iyalah) yang buat suami elus dada. Potensiku berkembang dan melejit, karena guruku selalu mendorong di belakang. Mendampingi di samping. Dan kadang, ketika aku nggak tahu jalan, berada di depan untuk membukakan wawasan.

 

Kategori
Hikmah Jepang Karyaku Kepenulisan KOREA Oase Perjalanan Menulis WRITING. SHARING.

Buku, Empek-Empek, Bros ~ Kunci Menulis (1) : Konsisten

 

 

Apa persamaan buku, empek-empek dan bros?

Seorang sahabatku, mbak Yulyani namanya, bertahun-tahun membuat empek-empek. Memilih ikan sendiri, menguliti ikan, memisahkan daging ikan dari durinya, menggiling daging lalu dicampur dengan tepung sagu dan bla-bla-bla sampai jadi empek-empek yang menurutku terenak di lidah. Kuah cukonya? Wuah, jangan tanya. Aku kalau beli empek-empek Yenna, mesti beli tambahan kuah cuko. Anak-anakku akan makan kuah itu dengan teman krupuk, pilus, mie, atau apa aja yang bisa dicampur.

Kalau dengar mbak Yulyani cerita tentang empek-empeknya, aku bengong. Kok bisa orang secantik itu betah di dapur?

“Saya memang suka masak, Dek,” itu ungkapnya.

Memangnya orang cantik nggak boleh identik dengan dapur?

Empek-empek.JPG
Keripik ikan endesss punya mbak Yulyani

Pendek kata, bisnis empek-empeknya luarbiasa. Dari bisnis itu sekarang melebar menjadi keripik ikan yang rasanyaaaa…aduh, gak berhenti cheating-day. Bikin gagal diet hahaha. Pokoknya, endesss. Dari bisnis empek-empek ini, beliau merambah usaha yang lain seperti garmen. Apa hubungannya? Konon kabarnya, pengusaha pandai melirik pasar. Jadi, ketika bisnis empek-empek sukses, mbak Yulyani melihat pangsa pasar pakaian yang sangat besar. Branding Carmey-nya melesat. Dan bukan itu aja. Beliau juga motivator andal yang mampu menggerakkan orang. Kalau habis ketemu mbak Yulyani, bawaannya gak betah duduk. Pingin bikin ini, pingin buat itu, pingin jualan ini. Anakku yang pernah ikut pelatihannya bilang,

“Ummi, kata bunda Yulyani, kita boleh jadi apa aja. Mau jadi guru, dosen, pegawai negeri, anggota dewan dan lain-lain, boleh. Tapi semua profesi itu harus diiringi dengan jadi pengusaha. Aku pingin kayak bunda Yulyani.”

Begitu.

Nah, kalau bros?

2007 saat pindah pertama kali ke  Surabaya, aku tahu ada toko pakaian kecil dekat rumah. Namanya daerah Pandugo. Tokonya bernama Ashanty ( ini bukan punya Anang dan istrinya, lho). Pemiliknya, suka membuat handmade bros dan dijual ke teman-temannya. Brosnya cantik, unik dan beda dengan yang lain. Pokoknya gak ada kembarannya, deh! Lambat laun, dari bros ia buat dompet, tutup toples, tempat tissue dan seterusnya. Lalu buka stand kalau ada bazaar.

Terus?

Bros Ashanty.JPG
Cantik-cantik ya?

Nah, karena pesanan makin banyak, akhirnya kulihat toko Ashanty ini buka pengiriman barang : JNE (aku nggak promosi yaaa). Awalnya kecil, dan gak banyak dikenal. Di sekelilin Rungkut ada Pos, Tiki, JNE, Wahana. JNE punya Ashanty semula hanya punya 1 karyawan yang mendobel  sebagai karyawan jaga toko Ashanty butik yang jual pernak perik bros. Lama-lama, nambah 2, 3 karyawan.

Kenapa? Karena JNE Ashanty buka Senin- Minggu. Jam 08.00- 20.00. Jadi fleksibel banget buat emak-emak kayak aku yang kadang ngos-ngosan bagi waktu. Kalau kirim paket buku termasuk novelku yang baru , Sirius Seoul, aku pakai JNE Ashanty selain pos dan wahana, sesuai permintaan pelanggan.

Terus?

Berhubung orang lalu lalang ke JNE dan toko handmade, maka Ashanty gelar lapak di depan toko…lapak kue. Kue-kue titipan orang-orang. Risoles, sus, lumpia, cucur, gethuk,  aneka minuman dan segala macam. Ashanty membidik para orangtua yang pasti, paginya gak sempat masak dan kepingin beli jajan sehat untuk anak-anak yang sekolah.

Sekarang, Ashanty semakin banyak menambah bisnisnya seperti tour and travel dan buka toko kue. Asyik banget ya kalau dengar success story nya? Aku aja ngiler. Padahal siapa yang tahu perjuangan sukses di belakang Ashanty butik.  2007 Ashanty hanya toko kecil. Sekarang, masyaallah…

 

Kunci Menulis (1) : Konsisten

Aku lihat, mbak Yulyani dan toko butik Ashanty punya ciri mirip dengan penulis :

konsistensi.

Orang mungkin akan nanya-nanya kalau buat empek-mepek atau bros : emang laku?

Nanti kalau jual ada yang mau? Kalau nggak laku, malu banget kali ya? Trus modalnya gak balik? Trus kalau ketahuan tetangga sama teman…alamak, mau ditaruh di mana mukaku? Apalagi kalau orang cuma nanya, gak jadi beli. Mending nanya, ini mah cuma melengos. Bla bla bla. Banyaklah alasan kita.

 

Mbak Yulyani dengan empek-empek Yenna dan toko Ashanty mengajarkan pada kita bahwa konsisten melakukan sesuatu, insyaallah akan berbuah positif di tahun ke-3, 5 dan seterusnya. Di tahun ke-10 dan seterusnya, semakin membuahkan hasil.

Begitupun menulis.

Ketika konsisten menulis 1 halaman, 2 halaman, 3 halaman maka akan selesai 100 halaman. Dari 1 buku antologi menjadi 2, 3, 4 buku antologi. Pada akhirnya akan menjadi buku solo dan seterusnya. Kapan menikmati hasil royalty dan honor dimuat di media? Mungkin di tahun ke-3, 5 atau 10.

Konsisten berjalin kuat dengan kesabaran.

“Jadikan sholat dan sabar sebagai penolongmu, “ Al Baqarah  (2) : 45

Ayat ini benar banget!

Kalau nggak sabar dalam menjalani sesuatu,maka nggak akan ada hasilnya. Nggak akan ada buahnya. Nggak akan ada nikmatnya.

Cover Sirius Seoul dll.jpg
Sirius Seoul, Polaris Fukuoka, Lafaz Cinta, Reem

Koreografer Korea yang menyiapkan penari untuk penari latar boyband atau girlband, melatih trainee secara konsisten bisa sampai 20 jam sehari. Mbak Yulyani, konsisten mencoba membuat keripik ikan sampai habis 200 kg tepung! Dan akhirnya beliau menemukan resep yang ciamik banget.

Kamu mau jadi pengusaha dan pebisnis seperti mbak Yulyani atau toko Ashanty, atau jadi penulis dunia seperti Najib Mahfudz dan JK Rowling?

Konsisten adalah salah satu kuncinya.

Mbak Yulyani pernah memberiku nasehat, “kalau usaha baru sedikit, baru sebentar, sudah menyerah dan mau pindah ke bidang lain; kapan menuai hasil?”

Iya, juga. Jualan kue, 2 minggu udah capek dan malu. Ganti jualan minuman. 1 minggu gak ada hasil, pindah percetakan. Sebulan gak ada hasil, pindah ke tour travel. Kapan bisnis itu diberikan kesempatan merangkak, berdiri, berlari kalau kita sendiri gak mau menyirami?

Penulis pun demikian. Buat 1, 2, 3 cerpen dan dikirim ke media, ditolak; sudah bilang ,” kayaknya aku nggak bakat.”

Buat 1 novel, terbit, pasar nggak merespon bagus, udah mundur, “kayaknya menulis bukan duniaku.”

Lalu kapan tulisan-tulisan kita bisa terasah semakin bagus, memikat, mempesona dan mencerahkan kalau penulisnya tak ingin konsisten dalam kesabaran?

Keabaran itu bukan hanya ketika mengumpulkan niat, menyelesaikan tahap satu sampai tahap tuntas pekerjaan tersebut, tetapi juga sabar ketika orang tak satupun menoleh ke arah karya yang sudah kita torehkan susah payah. Mbak Yulyani dan butik Ashanty sudah menjalani itu semua. Kamu dan aku mau nggak jadi orang konsisten yang akan menuai hasil memadai di satu waktu?

 

#siriusseoul  #polarisfukuoka #kitakyushu #jepang #korea #novel #remaja #friendship #lovestory

#adventure

 

Kategori
Catatan Jumat Fiksi Sinta Yudisia Karyaku Kepenulisan KOREA Oase Perjalanan Menulis Renungan Hidup dan Kematian WRITING. SHARING.

Ya Allah, Bayarlah Aku!

Aku pernah bilang ke suami, “Mas, kalau aku nulis tapi penghasilannya sedikit, atau malah nggak ada sama sekali, gimana?”

Suamiku alhamdulillah berkata, “ya nggak papa. Yang wajib cari nafkah itu suami. Tapi dicukup-cukupin, ya. Kalau memang Inta bisa dakwah di situ, semoga barakah.”

Apa aku nggak pernah nangis?

Apa aku nggak pernah kecewa?

Seringlah. Pas sudah nunggu 3 bulan, bahkan 6 bulan, 9 bulan, atau ada yang 12 bulan ternyata royalti yang dihasilkan jauh dari jutaan. Bahkan kadang nggak bisa diambil di ATM. Royalti yang dicadangkan untuk bayar ini itu, bayar sekolah dll, ternyata jauh dari perkiraan.

Apakah lebih baik aku berhenti menulis dan dagang online saja? Begitu banyak temanku dagang online dan jadi kayaraya. Tapi, ah, hati ini sudah terpanggil untuk menulis.

Aku masih ingat penggal sebuah acara dakwah.

Waktu itu, uangku tinggal Rp. 6000. Anak-anakku masih kecil, 4 orang. Aku mengisi acara dan seluruh anggota keluarga menunggu, siapa tahu aku pulang bawa bingkisan. Entah uang, nasi kotak, atau kue. Ternyata, panitia memang pas-pasan. Tak ada sama sekali bingkisan yang kubawa pulang. Bahkan aku harus keluar uang bensin sendiri.

Sepanjang jalan pulang, naik sepeda motor, aku menangis. Menangis membayangkan 4 anakku dan suamiku yang insyaallah jujur sebagai pegawai negeri, menahan lapar.

Hujan saat itu.

Air mataku bercampur derai hujan. Tetapi entah mengapa, hatiku tidak ingin mengucapkan sumpah serapah pada panitia. Apalagi pada Allah dan malaikatNya. Mungkin saat itu imanku sedang bagus. Yang kuingat, di bawah curahan hujan aku berdoa kepada Allah.

“Ya Allah, kalau seorang pegawai saja dibayar oleh perusahaan, apalagi aku. Aku bekerja untukMu ya Allah. Maka bayarlah aku dengan pantas. Tidakada satupun perusahaan pun di muka bumi ini yang bisa menggajiku dengan pantas, kecuali Engkau ya Allah.”

Apakah aku langsung dapat uang?

Tidak.

Tetapi hatiku terasa demikian tenang.

Suamiku juga ikhlas.

Dan anak-anakku dengan wajah teduh berkata, menyambutku yang pulang dengan tangan kosong, “kita lagi harus bersabar ya, Mi?”

Ya.

Kalau kita bekerja untuk Allah, yakinlah suatu saat, Dia akan bayar. Memang kita butuh uang, dan uang itu harus dicari agar kita tidak jatuh pada yang haram. Tetapi ketika telah berupaya keras di jalan kebaikan, yakinlah, Allah yang akan menggaji kita.Pasti banyak kesulitan. Pasti banyak keterhimpitan. Kadang kita harus berhutang, lalu bulan depan gali lobang tutup lobang. Sampai kapan? Sampai kita merasa yakin bahwa rizqi tidak selalu berupa materi.

Prof Koh dan Sinta
Prof. Koh Yung Hun, HUFS

Hingga aku tiba di sini, di kantor Profesor  Koh Yung Hun.

Aku melihat gaji Allah yang terpampang di hadapanku. Sedekah Minus 2016 menghantarkanku ke Seoul Foundation for Arts and Culture. Lalu 2018, ketika aku kembali kemari, aku bertemu profesor Koh Yung Hun  bersama mbak Ummu Hani.

“Bu Sinta sudah tahukan, kalau Sekedah Minus saya masukkan dalam buku wajib untuk mahasiswa di sini?”

Aku hanya berucap alhamdulillah.

“Ohya, apa bu Sinta bisa menulis untuk majalah Korea?”

Aku berucap alhamdulillah lagi.

Sedekah Minus adalah karya yang entah, sudah dibayar atau tidak oleh koran yang memuatnya. Tetapi aku menuliskannya sebagai bentuk perwujudan kegalauan hatiku sendiri akan makna sedekah. Di akhir pertemuan, apa yang profesor Koh katakan sungguh membuatku tercenung.

“Dari Sedekah Minus tersebut, orang-orang yang membacanya belajar tentang makna kebaikan. Saya rasa itu yang penting. Ada 300 orang mahasiswa HUFS   yang belajar di fakultas bahasa Indonesia, kami punya 4 kelas. Dan masih ada 100 orang lagi yang mengambil bahasa Indonesia  untuk major kelas.”

400 orang setiap tahun, yang membaca Sedekah Minus.

Ya Allah, andaikata 400 orang itu tahu makna kehidupan.  Lalu tahun ajaran berikutnya 400 lagi. Lalu tahun berikutnya 400 lagi, lebih atau kurang. Aku melihat buku wajib berjudul Membaca Teks Bahasa Indonesia  :  인도네니아어  읽기연습. Kata-kata yang diterjemahkan secara khusus ke bahasa Korea : kiai, ustadz, santri, jamaah, ibadah, azan, dhuha, rakaat, imam, istighfar, tasbih, tahmid, takbir, infak, waqiah, mulk. Kata-kata itu asing bagi masyarakat Korea tetapi mereka mencoba mencari penjelasannya. Dan  apa aku pernah menduga bahwa tulisanku akan di bawa hingga ke negeri K-Pop?

Cerpenku “Sedekah Minus” yang diterjemahkan ke dalam bahasa Korea & menjadi buku pegangan  mahasiswa HUFS

 

Aku hanya membayangkan, para mahasiswa Korea yang belajar bahasa Indonesia akan mencari tahu apa itu sedekah. Apa itu Tuhan, apa itu agama, dan yang lain-lain. Bagiku, bayaran yang diberikan Allah jauh di luar perkiraan.

Aku bekerja untukMu ya, Allah.

Maka bayarlah aku.

Adakah di atas muka bumi ini perusahaan yang dapat menggaji dengan pantas, saya, anda atau siapapun yang mencoba berbuat kebaikan di jalanNya?

 

Kategori
Beasiswa / Scholarship Buku Sinta Yudisia Catatan Perjalanan Kepenulisan KOREA Mancanegara Oase Perjalanan Menulis Travelling Tulisan Sinta Yudisia WRITING. SHARING.

Residensi Penulis, Ngapain Aja?

 

Mungkin masih ada yang bertanya-tanya : Writer’s Residency atau residensi penulis itu ngapain aja sih? Apa sama dengan jalan-jalan biasa? Ke luar negeri, dibiayai, makan-makan, selfie-selfie; begitu?

Hehehe, nggak juga kali. Yah, sedikit banyak ada miripnya, tetapi ada tanggung jawab besar ketika kita mengikuti residensi penulis. Kita punya tangung jawab membawa nama negara Indonesia tercinta.

Residensi penulis, mirip karantina sebetulnya. Penulis diisolasi sejenak dari dunia luar, supaya bisa berkonsentrasi menulis. Tahu sendiri kan,penulis itu adaaa aja kerjaannya. Kayak saya yang ibu rumah tangga dan psikolog ini. Sehari-hari mencuci, memasak, berantem sama anak-anak (alamaaak!) , menemui klien dst. Belum lagi ngobrol sama tukang sayur, wah…tulisan nggak kelar-kelar.

Residensi penulis membuat kita fokus. Ya. F-O-K-U-S. Itu ternyata kunci utama menjadi penulis. Di residensi inilah kita kemudian nggak ngurusi apa-apa, kecuali masak ala kadarnya dan mencuci baju sendiri. Berhasilkah? Alhamdulillah, berhasil bagi saya.

 

Lingkungan yang asri, memunculkan inspirasi

Di residensi Art Space Yeonhui, milik dari SFAC atau Seoul Foundation for Arts and Culture ini, saya bisa menyelesaikan banyak tulisa. Bagi saya banyak karena dalam waktu 3 minggu, kalau di Indonesia rasanya sulit banget.

  1. Seksologi Islami, buku non fiksi yang insyaallah akan diterbitkan oleh Indiva Publishing 2018.
  2. Tiga buah buku anak serial Children Stories yang insyaallah akan diterbitkan oleh Ziyad Publishing. Masing-masing berjudul : Hii, Aku Takut; Yuk, Senyum dan Bertemu Orang Asing. Insyaallah terbit 2018.
  3. Cerpen Sepetak Nasi di Ujung Sumpit, yang saya kirimkan ke Kompas. Masih nunggu kabar.
  4. 3 Menit yang Bahagia, saya kirimkan ke Jawa Pos, masih nunggu kabar.
  5. Esai Mengapa Unsur Korea Menarik untuk Dituliskan dalam Novel dan Cerpen? Yang insyaallah akan diterbitkan oleh majalah Koreana, musim gugur 2018.
  6. Revisi untuk novel Sirius Seoul yang insyaallah diterbitkan Pastelbooks, 2018.
  7. Tulisan-tulisan lepas untuk blog
  8. Video-video pendek tentang Seoul seperti tentang SFAC, Itaewon, Line Store, HUFS (Hankuk University of Foreign Studies).

 

Perpustakaan di Yeonhui, Seodaemun-gu, asyik banget!

Kebayang kan, kalau di Indonesia, tugas utama sebagai emak-emak akan membuat waktu menulis tersingkirkan terlebih dahulu. Bukan saya mengeluh atau menyesal ya. Tetapi alhamdulillah, Allah kasih kesempatan saya ke Seoul untuk residensi selama 3 pekan; maka saya manfaatkan sebaik-baiknya.

Sehari-hari kalau nggak jalan keluar, saya akan duduk di depan netbook untuk menulis.

3 Novel di Yeonhui Siktak.JPG
Reem & Polaris Fukuoka adalah novel yang saya tulis sebagiannya di SFAC 2016

Nah, kalau anda mau ikut residensi penulis; rencana mau menulis apa aja?

 

Selain itu, kalau kita ikut residensi penulis maka harus ada hal-hal yang disiapkan.

Yeonhui Siktak.JPG
Bahasa yang wajib dihafal : saya tidak makan babi dan saya tidak minum alkohol 

  1. Belajar bahasa, meski sedikit. Kalau di Korea,setidaknya belajar untuk tahu huruf hangeul. Insyaallah gak sulit, kok. Dari hanya annyeong haseyo; sedikit-sedikit saya udah bisa merangkai kalimat. Meski dibantu sama google hehehe. Misal : joneun dwaejigogi meokji ahneunda yang artinya saya nggak makan babi. Atau joneun Indonesia-saramimnida yang artinya saya orang Indonesia

 

  1. Masak sendiri. Bisa kan? Wong sudah biasa masak mie J.

 

  1. Nyuci sendiri

 

  1. Berani jalan-jalan sendiri, belajar dari yang terdekat. Untuk melatih keberanian, cari convenience store Lalu cari halte bus terdekat. Lalu cari stasiun kereta terdekat. Daaaan….berani kesasar, ya! Saya udah bolak balik kesasar.