Kategori
Artikel/Opini mother's corner PSIKOLOGI. PSYCHOLOGY

Neuroliterasi : Kecerdasan Berbahasa yang merupakan dasar kecerdasan selanjutnya

Pernah menonton film Contact yang dibintangi Jodie Foster dan Matthew McConaughey?

Contact : film tentang bagaimana berbicara dengan outer space
Contact : film tentang bagaimana berbicara dengan outer space

Yup. Jodie Foster berhasil berkomunikasi dengan penghuni outerspace selain manusia dengan bahasa semesta : matematika. Orang sering beranggapan bahwa bahasa hanya terdiri dari kata dan kalimat,, padahal bahasa adalah alat komunikasi agar pihak-pihak yang berinteraksi memahami pesan. Matematika, adalah salah satu bahasa logic yang akan digunakan dalam ilmu sains, sosial bahkan ilmu-ilmu humanistik termasuk literasi.

Orangtua ingin sekali anaknya cerdas.
Bila si anak mendapat nilai A atau 100 bulat untuk matematika, fisika atau kimia; luarbiasa bangga! Berbeda ketika mendapat nilai A atau 100 untuk pelajaran Agama, menggambar, atau Sejarah; masih kurang prestisius. Mengapa seorang anak sangat mahir matematika sementara yang lain lelet ?

Intelegensi

Tes IQ akan terus mengundang diskusi. Manusia memang selalu ingin mendisuksikan banyak hal. Trial error, membuat hipotesa, menentukan rumus, eksperimen, begitu terus menerus berulang. Sekalipun test IQ mengundang pro dan kontra; nyaris semua orang sepakat bahwa ada anak-anak yang memang berbakat cerdas dari “sono”nya. Diterangkan sekali, langsung mengerti. Ada yang butuh 2-3 x pengulangan. Ada yang butuh 10x pengulangan. Ada yang hingga ratusan kali diterangkan, tetap tidak mengerti.

Baiklah.
Anggap saja semua anak di Indonesia memiliki IQ 100 yang berarti dalam taraf normal atau rata-rata.
IQ 100 tersebut bukan berarti SEMUA menjadi mahir menguasai bidang-bidang yang SAMA. Si A lebih unggul kecerdasan verbalnya, si B lebih unggul kecerdasan arithmeticnya, si C lebih unggul reasoningnya, si D lebih unggul di bidang visual spasial dan seterusnya.

Bila, setiap anak , katakanlah punya potensi yang sama besar, lalu bagaimana cara orangtua melesatkan kecerdasannya hingga optimal?
Tahapan perkembangan
Sedihnya, begitu cepat waktu berlalu.
Tahu-tahu anak kita masuk playgroup.
Tahu-tahu masuk TK.
Tahu-tahu SD, SMP dan seterusnya. Aah, belum cukup rasanya menimang, anak-anak sudah berlari cepat. Yah, bukan sekedar timang menimang, namun cukupkah sudah stimulus yang diberikan orangtua pada anak?

Bahasa, adalah salah satu alat komunikasi.
Dengan bahasa, anak belajar mengucapkan bunyi, berekspresi, mengidentifikasi obyek.

Ini kucing :)
Ini kucing 🙂

“Ini pisang.Ini kucing. Ada berapa buah pisangnya? Satu-dua-tiga,” dan pembimbing bertepuk tangan tiga kali untuk merangsang semua kecerdasan baik auditori, visual maupun memori anak agar mengingat apa 3 (tiga) itu.
Kelak, pemahaman dasar dari makna “3” sebagai salah satu angka; akan terus berkembang tentang penjumlahan, perkalian, pembagian dan pengurangan. Berikutnya pangkat, KPK (kelipatan persekutuan kecil), FPB (faktor persekutuan besar). Si angka ini akan terus menguntit hingga masuk ke rumus-rumus stokiometri kimia, rumus kecepatan fisika, rumus neraca laba rugi akuntansi, rumus statistik di ilmu sosial dan seterusnya.
Betapa, kecerdasan di waktu dewasa, bila dihitung waktu mundur, diperoleh saat remaja. Kecerdasan remaja diperolah saat pra remaja. Kecerdasan pra remaja saat anak-anak. Kecerdasan anak-anak saat kanak-kanak dan kecerdasan masa kanak-kanak dibentuk sejak balita, batita, toddler, infant, bahkan sejak janin dalam kandungan!

Piramida Bahasa

Tata Bahasa
Bahasa Ekspresif : Berbicara dan Menulis
Bahasa Reseptif : Menyimak dan Mendengar
I d e n t i f i k a s i O b y e k
Bunyi meniru , bunyi berulang
Bunyi asal

Kecerdasan tidak diperoleh langsung oleh manusia namun didapatkan tahap demi tahap. Anak tak dapat meniru bila tak tahu bunyi asal. Selanjutnya ia akan mengidentifikasi objek : burung, tikus, kursi, mobil, boleh, jangan, marah, sayang dan seterusnya.
Naik ke tangga piramida berikut : MENYIMAK dan MEMBACA.
Maka orangtua harus selalu senantiasa mengajak anak-anak untuk menyimak serta membaca cerita. Terutama cerita-cerita keteladanan seperti kisah Sirah Nabawiyah Nabi Muhammad Saw beserta seluruh kisah para Nabi dan keluarga mereka serta para sahabat yang mengikutinya. Kisah-kisah heroisme seperti perjuangan bangsa Indonesia merebut kemerdekaan juga dapat dikisahkan kembali. Ada baiknya anak-anak disediakan buku-buku yang menarik.
Sebelum mampu bertata bahasa dengan baik, anak akan belajar cara BICARA dan MENULIS.

Masak dan makan adalah kesempatan banyak cerita kepada anak
Masak dan makan adalah kesempatan banyak cerita kepada anak

Ajaklah anak-anak untuk berbicara tentang apa saja, terutama hal-hal keseharian.
“Bunda mau masak lho. Kamu mau makan apa hari ini?”
“Nggak tahu.”
“Kalau telur sama tempe, kamu milih apa Sayang?”
“Telur.”
“Direbus atau digoreng?”
“Nggak tahu.”
“Bunda rebuskan, nanti kamu yang kupas ya?”
“Iya.”
“Kalau mau digoreng, ayo kita pecahkan telur di mangkok, baru kita tuang ke wajan isi minyak.”
Anak akan mendengar, melihat gerakan bibir dan mencoba memahami apa yang disampaikan oleh lingkungannya.

Ketrampilan menyimak, membaca, bicara dan menulis ini kelak akan sangat bermanfaat ketika anak masuk ke bangku akademis yang membutuhkan 4 ketrampilan berbahasa tersebut.
Matematika, misalnya.
Bukanlah membutuhkan daya konsentrasi tinggi dan anak diharuskan bersabar dalam mengenali angka atau bahkan huruf, kata dalam soal cerita?

Referensi :
Materi pelatihan Neurosains Terapan Smart Brain Energy, oleh Sumartini M Thahir
Beaty, Janice J. Observasi Perkembangan Anak Usia Dini. Prenada Media 2013

Oleh Sinta Yudisia| twitter @penasinta| IG : @sintayudisia

I am a writer and psychologist. A mother of 4 children, a wife of incredible husband. I live in Surabaya, and have published more than 70 books. What do I like the most? Reading and writing. Then, observing people. And also, learning new language

5 replies on “Neuroliterasi : Kecerdasan Berbahasa yang merupakan dasar kecerdasan selanjutnya”

Wah…. memang bukan perkara sederhana ya mendidik anak itu…. jadi kagum luar biasa pada org tua yg mendidik kita sedari kecil hingga berada pada tahap ini. Terimakasih sharingnya mbak… full of new knowledge

Suka

Tinggalkan komentar