Kategori
Oase Quran kami

Menghafal Al Baqarah

Alhamdulillah, pada 19 Februari 2013 telah sampai menghafalkan al Baqarah hingga ayat ke 283. Lho, kan al Baqarah sampai ayat 286? Bagi yang suka membaca al ma’tsurot, mungkin akan terbiasa membaca al Baqarah 1-5, 255-257 , juga 284-286.
Legaaaa rasanya.
Selama 2 tahun lebih berjuang menghafalkan surah paling panjang dari Quran. Tentu, banyak bagian yang harus diulang, banyak bagian yang mirip, dan seringkali saat menambah hafalan….yang lama terhapus atau tercampur aduk! Tapi, percayalah, Quran adalah mukjizat. Sulit menghafal bukan berarti tidak mungkin kan? Beberapa pengalaman di bawah bisa dicoba.

childrens3

1. Maksiat VS Ma’shum.
Aduuuuh, aku masih banyak dosa. Gak bisa menghafal!
Kalau begitu, apa bedanya kredo ini dengan : aku gak khusyu’, gak bisa sholat? Khusyu gak khusyu’ ; sholat harus tetap jalan. Ghibah, dengki, kleptomani….seribu satu ”virus” mental, bukan lantas gak sholat malam kan?
Kalau saya lebih percaya yang begini.
Biar gak khusyu, tetap sholat wajib. Tetap dhuha. Tetap tahajjud. Kuantitas akan berbuah kualitas, insyaAllah.
Sudah banyak dosa gak coba menghafal Quran? Lha…kapan kita steril dosa kalau begitu?
Memang, kadang kalau lagi pemarah, suka ngomel, banyak dosa, bacaan Quran suka susah nempel bahkan menghilang. Tetapi lawanlah dengan istighfar, ta’awudz, doa….dan menakjubkan! Bagaimana Quran bisa membuat hati kita lebih ”sembuh ” dari sebelumnya.

2. Sediakan Quran disamping koran, majalah, novel, buku-buku
Interest, impression, interaksi harus dibangun.
Jujur, emang siapa yang gak suka mengkonsumsi gossip seleb? Gak suka baca meet the police – di Jawa Pos yang mengkritik habis gaya busana artis? Gak suka baca resensi film? Gak suka baca Sportaintment (hehe… saya suka baca rubrik ini baik yang di Republika atau Jawa Pos tapi tetap gak ”ngeh” apa beda Sir Alex Ferguson & Pep Guardiola dalam keahlian melatih? CR7, Fabregas, Totti, Lampard, Pamungkas? Yang mata langsung mendelik kalau melihat WAG’s. Oh, istrinya Maradona habis melahirkan, Balotelli suka gonta ganti pacar)
Ketika ada Quran di ruang tamu atau ruang baca, pasti ada perasaan nggak enak.
Dari tadi baca National Geographic, baca Cerpen Koran, baca headline ini itu. Masa buka Quran sebentaaar aja nggak sempat?

3. Memperbaharui Quran
Suka Quran yang lecek, banyak lipatan di sana sini, risletingnya sudah rusak, kumal….biar ehm, ketahuan sering dibaca? Hehe.
Gak boleh su’udzon melihat Quran orang yang licin atau mengkeret.
Ada kan orang yang suka baca Quran, dasarnya rapi, jadi gak ada bekas lipatan disana sini? Berhubung Quran suka hilang, ketinggalan disana sini , saya gonta ganti beli Quran. Harga Quran bervariasi mulai 50 ribuan. Sayang? Lha, edisi terbarunyaa Dunia Sophie Jostein Gaarner aja 90 ribu!
Quran sekarang macam-macam warna.
Ada edisi wanita, edisi keluarga, terjemahan per huruf, penjelasan asbabun nuzul. Tinggal pilih mana yang sesuai keinginan. Ternyata, punya Quran baru yang cantik, membuat mata lebih segar lho! Dan…anak-anak jadi suka rebutan Quran yang baru!
Tidak usah sayang beli Quran. Usahakan ada di tiap ruangan (kecuali kamar mandi & dapur). Usahakan bawa kemana-mana : ke kampus, antar anak sekolah, ke toko. Saya pribadi menyiapkan Quran di sepeda motor/ tas. Kalau pas di jalan murojaah ada yang lupa, dibuka sebentar pas sampai sekolah anak-anak, dibetulkan bacaannya dalam perjalanan kembali.

4. Baca artinya
Ada orang yang bisa menghafalkan Quran tanpa artinya. Saya malah pas mau beli Quran khusus buat penghafal, lho….terkejut. Koq gak ada artinya? Wah, saya susah menghafal kalau begitu. Meski gak ngerti banyak kosa kata bahasa Arab apalagi grammer, setidaknya ada hal-hal yang bisa dimengerti secara garis besar.
Oh, halaman 28-29 tentang puasa. 30-32 tentang haji. 36-39 tentang hukum2 pernikahan.
Biasanya, saya mengawali menghafal dengan membaca artinya. Misal sudah hafal halaman 30. Halaman 31 tentang apa sih? Eh, masih tentang haji….dan, ada doa sapujagadnya disitu! Waaah, ternyata ada di halaman ini ya : robbana atiina fiddunya hasanah, wafiil akhirati hasanah waqiina adzabannar.
Membaca arti, memberikan gambaran sekilas apa isi halaman tersebut.

5. Perhatikan awal kalimat dan letak halaman
Fa apa wa?
Ini di kanan atau kiri ya?
Akan tertolong untuk mengingat bahwa :
Wa matsalulladzi…. ada di kanan (45)  2 : 265
Wa maa anfaqtum….ada di kiri (46)  2 :270

6. Bagi ayat
Beberapa ayat karena panjnag, kosa katanya jarang ditemui (terutama bila terkait hukum) dibagi saja sesuai pemahaman. Untuk 282, saya membaginya menjadi 7 bagian, bagian arti pun dibagi 7 bagian

7. Ulangi waktu sholat : JANGAN HANYA pas tahajjud/qiyamullail saja
Kan nggak harus 1 halaman penuh untuk membaca surat pasca al fatihah?
Ambil 1-2 ayat, misal ayat-ayat yang kita pilih karena sukai atau justru ingin dihafal karena sulit.
Ulangi juga saat beraktivitas : mengetik, memasak, naik sepeda motor dan lain2. Gak harus semua, yang penting ada yang diingat dan diulang.

8. Menghafal kata demi kata (abaikan hukum tajwid dulu)
Kata anak-anak saya, di sekolah justru saat menghafal harus sekalin dengan tajwidnya. Bagi saya kok malah susah ya? Saya suka menghafal kata demi kata sampai lancar, baru ditambahkan hukumnya.
Misal : 282
”….kaatibun wa laa syahiidun …” sampai saya lancar, baru saya baca ”…kaatibuwwa laa syahiidun..”

BAGIAN-BAGIAN MANA YANG MUDAH TERLUPA dan SUSAH DIHAFAL?

1. ½ halaman akhir
Misal hal 38 ada ayat 234-237. Biasanya 234-235 hafal dengan baik. 236-237…..haduuuuh!

2. Akhir yang memiliki kemiripan .
Misal 219 ”…la’alakum tatafakarun ” ( kum apa hum yaa..?) dengan 221 ”..la’alahum yatadzakarun)

3. Beberapa ayat ini bagi saya butuh energi lebih untuk menghafal
• 196 : ayat pertama tentang masalah haji.
• 213 : tentang perselisihan, kata-katanya mirip
• 221 : menikahi perempuan/lelaki musyrik, kata-katanya mirip
• 229-230 : talaq, kata-katanya mirip
• 233 : ibu menyusui , susah pelafalannya, harus hati-hati
• 282 : ayat terpanjang!

Tapi Subhanallah..yang sulit ini, beberapa di antaranya justru lebih terpatri !

Oleh Sinta Yudisia| twitter @penasinta| IG : @sintayudisia

I am a writer and psychologist. A mother of 4 children, a wife of incredible husband. I live in Surabaya, and have published more than 70 books. What do I like the most? Reading and writing. Then, observing people. And also, learning new language

6 replies on “Menghafal Al Baqarah”

saya juga awalnya mikir gitu, mba. wah kayaknya menghafal qur’an itu berat banget. mana katanya kalau kita banyak maksiat bakal hilang tuh hafalan. emang sih setelah dijalanin tetap lumayan berat. apalagi soal menjaga hafalannya. mana saya juga masih sering lalai. tapi saya yakin aja kalau kita tetap mau berusaha maka insya Allah akan dimudahkan untuk menghafal al qur’an ini. hehe

Suka

Subhanallah.. barokallah bu sinta.. ^^

hari Senin lalu saya test kelulusan juz 2 di ustadz Ali,, tapi masih perlu mengulang katanya.. akhir yang memiliki kemiripan menjadi kelemahan saya..

bismillah.. mohon doa,, agar bisa mengikat Sapi Betina ini dengan baik… jadi makin termotivasi nih ^^

*saya nisa FKM Unair, bu..

Suka

ana insya allah juz 28, 29, 30 hafal. awal tahun ini menghafal juz 1. insya allah ana akan menyusul ukhti. ana al baqoroh baru setengah juz, soalnya bulan-bulan kemarin sibuk dikantor. Harus murojaah 3 juz terakhir ditambah menghafal juz1 rasanya perlu adaptasi otak, jadi agak amburadul. insya allah semangat hingga kelar tahun depan surat al baqoroh.

Suka

Tinggalkan komentar