Kategori
Bulan Nararya Cinta & Love Jepang TAKHTA AWAN The Road to the Empire Tokoh

Bagaimana memilih nama untuk tokoh novelmu?

Momiji atau kouyou
Momiji atau kouyou

Untuk kesekian kali, seseorang menginbox masalah nama.
“Mbak, apakah Montaser dan Rinai adalah tokoh nyata?”
Saya hanya menjawab dengan emoticon 🙂
Perihal nama, bahkan seorang ibu muda bertanya, bolehkah memberi putrinya nama Karadiza, putri bangsawan Persia yang jatuh cinta pada Takudar. Mungkin ia khawatir harus membayar upeti tertentu bila mengambil nama dari sebuah novel.
“Jangan Karadiza, Bunda,” sahutku. “Pakai saja nama Aisyah, itu lebih indah.”
Memilih nama untuk tokoh novel, cukup sulit.
Seperti memilih nama untuk anak-anak kita; begitupun nama seorang tokoh protagonis, deuteragonis, antagonis dan tritagonis.

Takudar

Nama ini memang sudah tertera dalam sejarah. Tokoh yang kata pak Maman S Mahayana, sang editor dan budayawan, “mungkin hanya kamu satu-satunya Sinta, yang pernah menuliskan tentangnya.”
Saya jatuh cinta pada Takudar sejak membaca sejarah singkatnya dalam The Preaching of Islam, Thomas W. Arnold. Sejak saat itu serasa tak cukup waktu dan referensi memburu sang tokoh, bahkan hingga ke Hongkong Library. Ahh, di lantai 9 dari 12 lantai perpustakaan yang mengingatkan pada Perpustakaan Ajaib Bibbi Boken – Jostein Garner; terdapat buku-buku sejarah Asia yang sangat amat lengkap termasuk Mongolia.

Mongolia adalah Jenghiz Khan. Mongolia adalah Kubilai Khan. Mongolia adalah Jalaluddin Akbar. Mongolia adalah Aurangzeb.

Takudar, hanya sejarah kecil yang muncul ketika Bani Saljuk dan Bani Mamluk masih menggeliat. Maka ketika diujung perjalanannya selama 2 tahun menjadi kaisar muslim, Takudar memilih jalan sufistik untuk mengobati dukalaranya berjalan dalam kesendirian. Sejarah akan berkata lain, andaikata ia hidup sezaman dengan Shalahuddin al Ayyubi atau Muhammad al Fatih.

Almamuchi dan Karadiza (The Road to The Empire dan Takhta Awan)

Saya penggemar film.
Film-film kocak, drama, action. Tentu disesuaikan tempat dan waktu. Once Upon a Time in China, tamat beberapa serial. Salah satu film kungfu menampilkan tokoh perempuan bernama Uchatadara, dan itulah nama yang saya pakai sebagai nama Almamuchi. Almamuchi dan Karadiza didadapt dengan mengobrak abrik kamus Mongolia dan bahasa Persia.

Montaser (Rinai)
Berapa banyak sudah gadis yang bertanya : apakah tokoh ini ada?
Mungkin, inilah tokoh yang paling menimbulkan sensasi jatuh cinta. Syukurlah. Orang-orang seperti Montaser lah yang seharusnya ada di benak para gadis. Dengan suguhan drama Korea dan Turki, para gadis dibuat mabuk kepayang oleh tokoh fiktif tampan yang bagus secara fisik. Satu berwajah klimis, licin, mengkilat, dengan hidung dan dagu buatan. Satu berhidung mancung, bercambang, alis tebal dan mata bak elang. Dua-duanya sama : membuat seorang perempuan menjatuhkan pilihan dari casingnya terlebih dahulu.
Montaser adalah lafal luwes untuk bahasa Arab Muntashir.

Siapa ia?
Sesunggunya seorang anak kecil laki-laki, putra seorang Ibunda luarbiasa yang membaktikan hidupnya di UCAS university sebagai dosen di Khan Younis, Gaza. Saya terkesan oleh nama tersebut dan menjadikannya nama tokoh dalam novel Rinai. Apakah sosok Montaser ada?
Banyak.
Sangat banyak.
Jadi, berharaplah bagi yang masih jomblo untuk bisa memilikinya satu.

Rinai (Rinai)
Ada satu tokoh film remaja yang saya suka namanya : River Phoenix. Ia punya saudara-saudara yang namanya diambil pula dari gejala alam seperti Rainbow. Terkesan oleh ide memberi nama dari gejala-gejala alam, maka novel bersetting Palestina inipun mengambil nama tokohnya dari situasi alam : Rinai Hujan.

Nararya (Bulan Nararya)

Nararya adalah nama unisex dalam bahasa Sansekerta. Dapat digunakan oleh laki-laki atau perempuan. Nararya berarti kemuliaan. Nama ini saya dapat dari kamus bahasa Sansekerta, googling aja!
Sansekerta menyediakan nama-nama unik yang cantik didengar dan dibaca.

Yudhistira (Bulan Nararya)

Sejak dulu, saya ngefans dengan tokoh wayang bernama Yudhistira. Konon, sebagai anak tertua ia memiliki darah putih karena demikian sayang pada adik-adiknya dan rela mengorbankan apapun demi kebahagiaan mereka.
Saya selalu terkesan ketika mendengar seorang kakak yang mampu menjadi panutan bagi adik-adiknya, maka nama Yudhistira sering masuk dalam benak tiap kali berencana menyusun novel. Lagi pula, Yudhistira mirip-mirip Yudisia, nama tengah saya …haha

Fuyuzakura
Fuyuzakura

X- Novel Romance bersetting Jepang

Novel romansa bersetting Jepang ini cukup sulit juga menentukan nama.
Apa nama tokoh yang mengesankan tapi juga bukan nama yang biasa ditemukan?
Joko, Budi, Hari, Bambang, Bagus, sudah biasa. Nama-nama itu bukannya tak boleh dipakai namun para pembaca biasanya terkesan oleh gambaran seroang tokoh. Montaser, Rinai, Nararya, Yudhistira, Takudar, mudah diingat oleh pembaca ketika mereka tengah mendiskusikannya.

Maka, novel romance bersetting Jepang ini pun harus memiliki nama-nama tokoh yang unik.
Nama unik kadang-kadang berasal dari teman-teman sendiri, maka berhati-hatilah jadi teman penulis. Setiap pertemuan dengan seseorang akan menjadi bahan baku untuk tulisan mulai nama, curhat, sampai emosi yang ditampilkan. Semakin aneh kamu, semakin senang penulis mendapatkan profile untuk tokohnya.

Ada usulan nama untuk novel Jepang ini? Silakan 🙂

Oleh Sinta Yudisia| twitter @penasinta| IG : @sintayudisia

I am a writer and psychologist. A mother of 4 children, a wife of incredible husband. I live in Surabaya, and have published more than 70 books. What do I like the most? Reading and writing. Then, observing people. And also, learning new language

15 replies on “Bagaimana memilih nama untuk tokoh novelmu?”

bun boleh bertanya satu hal? 😀
ketika membuat latar nyata bagaimana batasan imajinasi kita? baik itu tokoh, tempat, waktu, kejadian. saya sering bingung sampai mana saya harus membatasi wilayah imajinasi saya dengan hal2 yang nyata.

Suka

Sebetulnya , fiksi membebaskan imajinasi. Yang perlu dipertimvangkan adalah “logika cerita”.

Misal , kita mau buat novel setting Indonesia , ibukotanya Banjarmasin. Berhubung fiksi , gak masalah. Nanti , bgm gambaran “ibukota” itu yg harus logis. Banjarmasin ada di Kalimantan , shg transportasi lebih ke sarana sungai , mobil dll. Gak mungkin buat keretaapi kecuali penulis mampu menceritakan kecanggihan teknologi

Suka

Tentang tokoh , bebas saja asal konsisten dg karakter yg dipilih.

Misal tokoh Mawar dalam “Rose”. Ia tomboy , maskulin , suka seenaknya tapi bertanggung jawab. Jangan simpangkan Mawar jadi feminin hanya karena jaruh cinta. Atau kalau.Mawar tiba2 jafi feminin , harus ada peristiwa luarbiasa yg mengubah karakternya ♡♡♡

Suka

Izzah : utk novel saya ttg Jepang ini , karena menuliskan satu tokoh maka harus ada keakuratan di bbrp sisi >>>

☆peristiwa
☆karakter
☆tempat
☆waktu

Meski nanti tetap ada metafora yg akan mempertajam konflik dan memperindah romansa.

Selamat menulis ya…♡♡♡

Suka

Yaah, Bunda. Ical cuma pakai Facebook (Bang Ical) dan blog. Uda berenti pakai sosmed lain 🙂 *bikin nagih sih nunduuuk terus kerjanya

Saya di dekat Udayana Bunda, dekat Bandara yang lama 🙂

Suka

Tinggalkan komentar