Kategori
Catatan Perjalanan Jepang Mancanegara

#8 Obrolan menuju Karatsu & Fukuoka : Istri-istri Istimewa

Perjalanan 12 jam lebih menuju Fukuoka hari itu membuahkan rasa kebersamaan dalam tim yang beranggotakan 6 orang : saya, mbak Nunik dan mbak Sinta Rani dari Aquilla tour & travel, Beli Nyoman dari Depok , Rizaldy dari Jejak Imani dan bang Aswi blogger FLP.

Perjalanan menuju Hongkong, mbak Nunik, mbak Sinta Rani dan Beli Nyoman menjadi teman yang seru . Perjalanan menuju Fukuoka, bang Aswi menjadi guru. Sepanjang waktu berjalan, banyak sekali mendengar kisah romantis yang membangun kesatuan jiwa sepasang suami istri. Romantisme tak selalu berarti cinta menggebu, cinta arousal atau cinta yang dibumbui rayuan serta hadiah. Romantisme adalah ketika pasangan mampu meneguhkan paradigma ini : Behind the great man, standing the great woman.

The first duty of love is to listen
The first duty of love is to listen

Kisah pertama, Beli Nyoman adalah seorang ayah dari 3 orang anak. Ia lulusan Teknik Informatikan Gunadarma yang menekuni dunia media. Bidang usahanya membangun jaringan media online. Sebagai seorang individu yang menjadi kepercayaan orang nomer 1 di Depok saat ini, Beli Nyoman seharusnya dapat hidup mewah. Namun cara berpakaiannya, kendaraan sepeda motor yang digunakannya, mengeduhkan dirinya sebagai pribadi sederhana. Beli Nyoman bercerita, ia bersyukur bekerja di lingkungan saat ini yang dikelilingi oleh orang-orang yang membuatnya mampu menjaga agama Insyaallah.

Ia, sebelumnya tidak bekerja di Depok, tapi di luar Jawa.
Langkah-langkah kakinya, ternyata dipandu mercuar doa sang istri tercinta yang senantiasa berucap menuju langit, “ Ya Allah, jadikanlah suami berteman dengan orang-orang yang sholih.”

Ahya. Terkadang, seorang istri lupa mendoakan suaminya. Kebutuhan akan nafkah, membuat seorang perempuan lebih sering berdoa meminta rizqi halal, anak-anak sholih dan lupa mendoakan suaminya, sang Qowwam keluarga, menjadi orang yang sholih.

Love
Love

Kisah kedua, adalah kisah bunda Nur Azizah, istri Nur Mahmudi Ismail, walikota Depok periode hingga 2016. Terpilih dua periode sebagai walikota Depok, tak membuat keluarga Nur Mahmudi meninggalkan sifat kesederhanaan. Pakaian, kendaraan, kebiasaan sehari-hari. Tentu, tak mungkin seorang lelaki meraih demikian banyak penghargaan tanpa dukungan keluarga terutama sang istri. Menurut kisah seorang teman, bila dalam perjalanan mengendarai mobil dan bunda Nur Azizah ikut di dalamnya, beliau tak banyak bercakap-cakap. Saat naik mobil, yang dilakukannya kemudian adalah : membuka al Quran. Membacanya. Ya, bunda Nur Azizah adalah seorang hafidzah.

Kesederhanaan berimbas pada banyak hal, termasuk perkara-perkara kecil. Sebagai istri pejabat, bisa saja bunda Nur berbelanja barang berlebih ketika menuju satu daerah, namun itu tak dilakukannya. Ketika mengunjungi satu tempat, disediakan minuman air botol kemasan, ia tak akan meninggalkan sisanya dan membuangnya, namun akan menyimpannya. Dalam perjalanan, ketika haus, maka cukup air minum yang masih tersisa tadi yang digunakan melepas dahaga.

Pasangan serasi yang melengkapi dan menguatkan.
Anda tentu ingat mengapa Louis XVI diseret ke guillotine, bukan? Tak lain karena Marie Antoinnette gemar berpesta dan membeli pakaian mewah serta permata. Satu kalung berlian Marie Antoinnette yang berkadar 2600 karat, jika dikurskan sekarang sama dengan harga satu kapal perang USS Marine!

Kisah ketiga, dari sahabat unik saya, bang Aswi the biker and blogger.
Kecintaannya pada dunia menulis, mendapatkan dukungan penuh dari sang istri.
Sebagian besar orang menganggap remeh pekerjaan menulis. Berapa sih uang yang didapat dari menulis? Namun pasangan Aswi dan Umi memilih untuk mensyukuri apa yang ada, sebab bila menunggu kata “cukup” tak akan pernah ada habisnya. Salah satu senjata untuk men”cukup”kan apa yang ada adalah dengan bersedekah. Bagi Umi, memiliki uang Rp.20.000 berarti dapat disedekahkan Rp.15.000. Berapa banyak para istri yang mengeluhkan gaji suaminya yang tak cukup, sekalipun setiap bulan sudah mendapatkan pemasukan rutin.

Keywords dari istri-istri istimewa di atas adalah :
doa, Quran dan sedekah.

Masih ada kisah istri istimewa yang lain. Simak nanti ya!

#8
#Karatsu
#Fukuoka
#Jepang

Enjoy the Journey to Enlightment 🙂

Oleh Sinta Yudisia| twitter @penasinta| IG : @sintayudisia

I am a writer and psychologist. A mother of 4 children, a wife of incredible husband. I live in Surabaya, and have published more than 70 books. What do I like the most? Reading and writing. Then, observing people. And also, learning new language

7 replies on “#8 Obrolan menuju Karatsu & Fukuoka : Istri-istri Istimewa”

Tinggalkan komentar