Kategori
Jurnal Harian

Jurus Sukses Penulis Pengejar Deadline!

Saya bukan pengejar deadline.
Meski, kalau dipaksa bisa, dengan hasil yang kurang memuaskan. Bulan Nararya adalah novel yang sudah saya tulis lebih dari 6 bulan yang lalu. Saya tulis, jadi novel, saya revisi. Saya tambahi sepanjang dalam perjalanan di kereta api. Begitulah. Dibongkar, diambil bagian yang tegang, cut. Taruh di depan. Yang ini diletakkan disini, yang ini dpindah kesini.

13031171-the-word-deadline-circled-on-a-calendar-to-remind-you-of-an-important-due-date-or-countdown-for-your
Tapi cukup banyak pemenang lomba Tulis Nusantara yang mengerjakan karyanya mepet waktu dan….menang! Setidaknya masuk 50 besar hingga 10 besar. Saya betul-betul penasaran, bagaimana perjalanan cerita mereka? Bagaimana menaklukkan waktu? Bagaimana mendapatkan inspirasi, menyelesaikan cerita?

1. A menulis puisi, sembari menggendong, menyusui bayi, mengetik, menjelang deadline jam 00.00. Masuk 50 besar
2. B baru tau menjelang 5 hari penutupan, dikabari temannya. Masuk fiksi 3 besar
3.C awalnya gak berniat ikut, karena teman-temannya tidak ikut, ternyata masuk puisi 3 besar, dikerjakan menjelang deadline
4.D mengerjakan novel, melengkapinya di detik-detik terakhir, dibantu suami dan anaknya menyiapkan perlengkapan administratif, masuk 3 besar.

Bagaimana bisa?

Saya temukan jawabannya saat membedah buku Opera Langit, karya teman2 FLP Hadramaut, Yaman. Arul Chairullah menuliskan di buku hadiah, kata-kata mutiara.

“Bi qadri kaddi tuktasabu amaliy.”

Seberapa besar semangat nya di awal.
Begitulah kemuliaan yang didapat.

Saya tidak mengerti. Semangat?
Bukannya upaya?
Tapi sekali lagi baik Arul Chairullah maupun suhu saya, Gus Awy, menyampaikan bahwa maksud kata mutiara itu adalah semangat. Hm, benarkah?

Kalau diteliti memang benar adanya.

Ini dia cerita lengkapnya.
1. D, si penulis novel, melengkapi novelnya di detik-detik akhir menjelang jam 00.00. Rumah tinggalnya dekat kampus, jadi ada warnet dan rental di dekatnnya. Ia sudah menyelesaikan novel, melengkapi surat perjanjian. Bersiap mengirm, dan…lupa, bahwa harusnada scanning tanda tangan ! Menjelang beberapa menit kearah jam 00.00 , maka suaminya berlari ke rental, scanning tanda tangan, melengkapi syarat administratif dan alhamdulillah menang 🙂

2. C. membuat puisi yang indah. Menjelang deadline ia baru mnyempurnakan puisinya. Ia kehilangan beberapa imajinasi tentang diksi dan….ia meng SMS teman2nya satu demi satu :
* eh, benarkah kata ini pasangan katanya itu?
* apa nama daerah bagi aktivitas x?
Bayangkan! Saya mah gak kepikiran rajin meng SMS teman-teman untuk mencari makna diksi. Lihat kamus, gak dapat ya udah. Teman kita satu ini demikian sabar dan penuh semangat, bahkan meski mendekati jam-jam terakhir.

3. F, yang ini belum saya ceritakan sinopsisnya di awal. Kalau ia , menulis adalah panggilan jiwa. Setiap hari menulis, posting di blog. Jadi menjelang deadline, ia masih saja memiliki ide dan mampu menulis cepat akibat setiap hari memang terlatih utk menuliskan gagasan ke dalam tulisan. Iapun masuk 3 besar.

4. G. Ia adalah ibu yang luarbiasa. Perjuangannya, sungguh subhanallah. Ia memang selalu belajar, menelaah segala sesuatu, dan ikut lomba ini karena ingin mengungkapkan satu kebiasaan baik yg biasa dilakukan suku di wilayahnya. Ia juga biasa meng update status di facebook, menulis dengan baik. Ia berprinsip, jika kehilangan sesuatu, pasti Allah ganti dengan yang lebih baik, minimal setara. Ia baru saja kehilangan satu peluang, dan Allah menggantinya dengan kemenangan.

Kata mutiara Arul saya pikir benar.
Para penulis tetap memelihara semangat hingga detik-detik terakhir.
Membayangkan ada seseorang yang berlari-lari mengejar scanner tanda tangan menjelang tengah malam. Membayangkan seorang ibu sembari menggendong bayi, menyusui, menulis.

Semangat sejak di permulaan. Semangat hingga di detik terakhir.
Itu rupanya kunci yang saya pelajari dari teman-teman Tulis Nusantara kali ini. Jadi, kalau anda karena kesibukan dan tidak sempat-sempat mencicil tulisan untuk lomba, baru tersedia waktu 3 hari menjelang hari H untuk menulis, jangan berputus asa. Tetaplah penuh semangat, sejak pengumuman lomba itu pertama kali ditayangkan.
Aku harus ikut!
Meski, kalau kita bicara rezeqi, tentu saja sudah ditakdirkan olehNya. Tapi boleh kan kita belajar dari orang lain dan menyerap kebaikan darinya?
Semangat!