Kategori
Jurnal Harian Karyaku

Bedah buku The Road to the Empire

p10505801

 

 

p1050563  p1050589  p1050587

peserta yg hadir                three musketeers           bu sirikit

 

Alhamdulillah, acara bedah buku The Road  the Empire hari Jum’at tanggal 16 Januari 2009 jam 19.00 berjalan lancar. Sekalipun hujan dan ditengah suarau bising karena di DKS sedang berlangsung acara musik. Acara dihadiri oleh bapak Rusdi Zaki, sastrawan dan penulis, juga dosen. Bu Sirikit dan pak Khoirul Anam mendampingi sepanjang acara, juga mendukung baik  moril materil. Hanya Allah yang dapat membalasnya.

Banyak pertanyaan muncul seperti :

1.      Bagi siapa buku dini tertuju?

2.      Apa sih kelebihan buku ini?

3.      Mengapa menulis fiksi sejarah?

4.      Dimanakah kedudukanku dalam sastra Indonesia?

5.      Mungkinkah buku ini difilmkan?

  

Alhamdulillah, buku ini dapat di down load lewat e-book. Bagi yang punya nomer Indosat bisa didownload dengan menekan *386# dan ikuti petunjuknya. Satu link seharga Rp.2000, satu link berkisar antara 10-15 halaman buku.

Mungkinkah orang membaca e-book? apa nggak lebih enak punya bukunya?

Setiap orang punya jawaban masing-masing. Bagi yang suka buku dalam bentuk real memang nggak tertarik dengan e-book. Tapi bagi mereka yang suka bepergian lalu enggan bawa yang berat-berat, e –book sangat membantu.

Oleh Sinta Yudisia| twitter @penasinta| IG : @sintayudisia

I am a writer and psychologist. A mother of 4 children, a wife of incredible husband. I live in Surabaya, and have published more than 70 books. What do I like the most? Reading and writing. Then, observing people. And also, learning new language

23 replies on “Bedah buku The Road to the Empire”

waah, walau ujan dan diluar gedombrengan, bedah buku berjalan lancar..sip mbak.

Mungkin karena basic saya yang bukan dari sastra, di dalam saya rada-rada bingun. Yah, oke memang bingung..enggak ngerti istilah2 kaya sastra pop, dll..tapi cukup nambah ilmu juga.

satu adegan yang saya anggep kereeen banget yaitu ketika mbak Sinta menghadapi pertanyaan Bu Soli. Pertanyaan dijawab dengan tentang dan mengena…kereeeen.. hehehe. Mbak mau ngasih Gorilove buat mbak tapi beum sempet, maaf ya…

Suka

Jazakumullah dek atas dukungannya…
Kapan Abi bedah buku itu di Az Zahra sama ITS? Bilang sama FLP Surabaya ya..khususnya Veru, supaya buku Abi cepat direspon sama khalayak. Doakan mbak dan The Road to the Empire ager best seller ya…

Suka

Assalamu’alaikum Wr Wb,
Salam kenal mbak, selama ini saya mengenal mbak Sinta hanya lewat media maya. Tapi kemaren pas acara pelatihan penulisan di magnet zone tahu sendiri orangnya Hehehe… salutz mbak… do’a kan kami yang sedang berjuang untuk ikut “mengokang” pena dapat segera menyusul dan ikut berperang…

Suka

Wa’alaikumsalamwrwb.
Makasih ya dek, doakan juga mbak bisa produktif dan berkualitas. Doakan The Road to The Empire barakah & best seller. Ngomong2, mas Rahmat domisili dimana? Selamat berjuang ya…

Suka

Mba Sinta, saya tertarik dengan penjelasannya tentang E-Book…
Pertanyyan saya untuk meng-upload E-Book apa saja syaratnya?
Apakah buku harus memliki ISBN seperti buku-buku biasa?
Bagaimana cara mencegah agar buku tidak dibajak?
Thx atas jawabannya dan selamat atas bukunya semoga best seller lagi,amin
Wass.

Suka

Mbak Vien yang sholihah cantik….untuk e-book, terus terang saya nggak terlalu faham. LPPH punya perjanjian eksklusif dengan Indosat. Mungkin Mbak Vien bisa tanyakan ke mbak Imazahra di LPPH. Selamat berjuang ya..doanya jangan putus ya…

Suka

Aris yang sholih…insyaAllah buku tersebut dah ada di buku. Kalau dah baca, jangan lupa sampaikan puisi Muhammad Iqbal ke teman-teman …Doakan mbak agar istiqomah, doakan novel tersebut barakah & best seller ya…

Suka

kenalkan sya yuli. Mba saya sudah baca tuh Road to the empire!! mba kapan lagi nih buat buku dengan latar sejarah gitu?? sy dukung deh. jarang2 ada penulis Indonesia yg buat buku dg latar sejarah sekarang.

Chayo!

Suka

assalamualaikum..
seneng bisa baca bukunya…
saya baru tahu bahwa mongol pernah dipimpin oleh ksatria muslim..
walau, seperti yang kakak katakan hanya bertahan 2 tahun..
bolehkah saya tahu bagaimana kisah takudar selama 2 tahun kepemimpinannya??
bagaimana ia dibunuh…
terima kasih..

Suka

Assalamu’alaikum wr.wb..

Salam kenal Ibu,

Saya baru selesai menamatkan buku tersebut, menarik sekali untuk dibaca, semoga menjadi best seller nantinya. Cuma saya penasaran dengan keberadaan Bayduna dan ibunya, juga keluarga Urghana yang dipenjara setelah penakhlukan Takudar.. Kemana mereka ya..

Untuk Salahuddin, semoga ibu berkenan untuk membikin novelnya juga..

Salam,
Az farhan nh

Suka

Dek Avis yang baik…jazakumullah. Doakan mbak di jika Avis ingat ya…semoga mampu terus menulis sesuatu yang berkualitas, terus berkarya bagi ummat. Doakan karya-karya mbak barakah, best seller, menghasilkan royalti yang banyak-bermanfaat untuk kehidupan dunia kahirat. Amiiin….

Suka

Salam kenal mbak…
Saya Khaira di Aceh.

Wah… saya suka sekali cerita novel ini. Begitu menyentuh. Apalagi saat kematian Buzun yang sama sekali tidak saya sangka di awal.
Sepertinya kisah pada masa Tuqluq Timur Khan ada di novel mbak yang lainnya ya?
Tentang janji itu.
O ya, mbak, cerita ini memang didasarkan sejarah ya?

Jazakillah,
Wassalam…
Khaira.

Suka

Jazakumullah atas apresiasinya, Khaira. Doakan mbak sedang menyelesaikan Takudar IV & V ya. TAkudah Khan memang ada dalam sejarah, tapi The Road to The Empire itu fiksi sejarah, dek 😉 sama seperti The Great Queen Seondeok dan Batusai Samurai X

Suka

Mbak Sinta,

Saya membaca novel ini karena tertarik sama sejarah Mongol, tetapi sayang sekali isi novel ini bertentangan dengan sejarah.

Yang pertama, Arghun bukanlah Kaisar Mongol melainkan Kaisar Ilkhan, subordinate dari Kubilai Khan, Kaisar Mongol yang bertakhta di China. Dinasti Ilkhan sendiri tidak bertakhta di Ulan Bataar atau Karakorum melainkan di Tabriz, Iran.

Dinasti Ilkhan dimulai dari Hulagu, Abaga, Ahmad Tekuder, Arghun, Gaykhatu, Baydu, Ghazan dan Oljaitu.

Ahmad Tekuderlah yang pertama kali masuk Islam (bukan Tuqluq Timur Khan), tetapi dia dibunuh oleh Arghun. Tiga generasi kemudian barulah Ghazan masuk Islam.

Silakan diperiksa web berikut, http://en.wikipedia.org/wiki/Arghun dan web-web yang berhubungan dengannya.

Sedangkan Tughluqh Timur Khan yang hidup pada tahun 1330-1363 adalah pengganti Shah Temur, penguasa Chagatai Khanate yang hidup setengah abad setelah Arghun.

Mudah-mudahan novel Mbak Shinta yang kemudian lebih bersesuaian dengan isi sejarah, sehingga pembaca memahami sejarah dengan lebih baik.

Thanks atas dimuatnya tulisan ini.

Suka

Terima kasih, mas Robert atas kritiknya.
memang, dalam menuliskan Takudar ini panjang sekali kisahnya. Saya menuliskan tahun 2002, ketika sama sekali belum punya referensi apa-apa (Sebuah Janji- novel ttg Takudar yg pertama kali terbit). Berikutnya Lost Prince, The Road to the Empire. Seiiring dengan perjalanan waktu dan pengalaman sebagai penulis; saya melengkapi bagian demi bagian.
InsyaAllah saya sedang menggarap novel yang berikutnya ttg Takudar. HArapan saya, novel yang berikut ini lebih memperbaiki novel-novel yang sebelumnya seimana saya masih sangat miskin punya referensi sejarah. pasca saya menuliskan the Road to The empire, saya memang mendapatkan buku karya john Mann-Jenghiz Khan.

Terimakasih sekali atas kritik Bapak . Salam untuk keluarga 🙂

Suka

assalamualaikaum
wah makasih yaa,novelnya bagus buaangeeet ampee gak bisa brenti bacaseru bangetsiiih!,saya harap bisa di filmin kedepanya,dengan novel kakak saya jadi tahu banyak tentang moingol,tokoh idola sayadalam novel tersebut adalah almamuchi,wassalam.

Suka

saya belum baca sih bukunya. tetapi saya menyampaikan salut atas kerja Mbak membuat novel sejarah begini. Akan lebih baik saya kira ditulis novel sejarah Indonesia dengan referensi akurat, sehingga bisa menjadi bahan ajar menarik bagi siswa. Sekarang pelajaran sejarah seperti terpinggirkan…..
terus berkarya untuk Mbak Sinta

Suka

Terimakasih mas Cahyo. Saya sedang melanjutkan Takudar, dan membutuhkan referensi antara lain dari cikalbakal kekaisaran Ottoman. Syaikh Edebali saya cari2 ternyata salah satunya ada di blog anda. Wah, bermanfaat sekali 🙂

Suka

aslm alkm mba’ sinta.
saya baru selesai membaca TRTE.
alur yang disajikan cukup kompleks.
ada hal2 yang membuat saya kagum memang; seolah2 pernah suatu ketika mba’ berada dalam siklus kekaisaran mongol kemudian memotretnya dalam sebuah novel [saya menganggap seperti itu] 😀
entah benar atau salah, tetapi hal2 yang disajikan kadang membuat saya bingung juga dengan istilah2 yang tidak lazim. saya ingin tahu sedikit saja bagaimana anda seolah menghentikan waktu walau sejenak kemudian menuangkan dalam tulisan. bukan dari alur ceritanya atau gaya penulisan lho. tetapi lebih kepada epik sejarah n faktor2 pendukung yang menguatkan novel tsb n menyatakan bahwa “anda pernah disana walau sejenak”.
Jujur saya katakan bukan untuk menjadi novelis seperti anda; tetapi lebih kepada untuk menyusun lagi serpihan2 sejarah yang hilang dari kejayaan dunia Islam. Trims
wassalam

Suka

Wa’alaikumsalamwrwb.
mas Ichsan yang baik…sebelumnya, jazakumullah atas apresiasinya atas novel saya TRTE. Mengenai Takudar, saya sebetulnya sudah menuliskannya beberapa tahap : Sebuah Janji, The Lost Prince, TRTE. Terus terang , banyak memang keterbatasan saya terkait referensi. Tetapi sebagai penulis, ada satu keinginan utk menghasilkan yg terbaik dg kemampuan yg ada.InsyaAllah saya sedang menyelesaikan Takudar IV. Untuk kali ini, setelah melewati bertahun2 mengobok2 sejarah Mongolia, semoga akan lebih detil & mengesankan; mengokohkan iman tentu saja 😉

Suka

Tinggalkan komentar