Kategori
Parenting Pernikahan PSIKOLOGI. PSYCHOLOGY

𝐓𝐎𝐗𝐈𝐂 𝐌𝐀𝐒𝐂𝐔𝐋𝐈𝐍𝐈𝐓𝐘

Selama ini lelaki selalu dianggap kuat atau harus terlihat kuat. Baik dewasa, remaja, atau anak-anak. Kenyataannya?

Cowok ternyata gak selamanya kuat. Mereka juga bisa jatuh, terluka, sensitif dan nangis. Tapi biasanya; ketika ada cowok yang kayak gini, stigma kita udah langsung muncul : ah, lemah amat kamu. Cengeng!

Akibatnya, cowok suka gak berani menampilkan perasaan. Mereka kuat di luar, tapi rapuh di dalam. Betapa banyaknya lelaki yang tetiba menjadi agresif luarbiasa, atau bahkan jatuh pada psikotik (gangguan psikis yang sangat berat hingga pemikiran dan emosinya udah pecah berkeping-keping), gegara gak bisa cerita sampai di satu titik udah gak kuat lagi.😭

Betapa banyak anak lelaki yang semula riang berprestasi, lalu tetiba tampak murung menarik diri?
Sesungguhnya gak ada yang terjadi tiba-tiba. Semua sudah berproses lama, tapi gak kelihatan sebagaimana yang terlihat di permukaan.

Kenapa?
🟣Saat dimarahi di rumah oleh ortu, harus tampak tangguh (walau sebetulnya udah pingin kayak anak cewek yang nangis sambil gebrak-gebrak pintu)
🟣Saat diganggu oleh teman-teman cewek di sekolah , harus tampak tenang dan bijaksana : gak boleh membalas (hei, anak cowok gak boleh ngelawan anak cewek!), juga gak boleh tampak terintimidasi.
🟣Saat punya masalah dengan rekan kerja atau atasan perempuan; gak boleh bocor ke mana-mana. Meski perasaan sudah gak tahan, ingin berbusa-busa cerita.

Ada seorang lelaki muda yang pandai, cakap, berprestasi. Ketika ayahnya meninggal, mendadak ia menjadi 𝘪𝘯𝘴𝘢𝘯𝘦 alias kehilangan kewarasannya. Ternyata, ia yang tampak pintar dan selalu jadi kebanggaan keluarga; sangat rapuh di dalam . Satu-satunya yang bisa memahami dirinya adalah sang ayah dan ketika ayahnya wafat; pecahlah dirinya.😭

✒️Bila lelaki jauh lebih kuat dari perempuan; tentu bangsal rawat inap di poli jiwa tak ada kaum lelaki. Namun kenyataannya justru sebaliknya.

✒️Bagi kaum lelaki, berhentilah merasa punya kekuatan 𝘴𝘶𝘱𝘦𝘳𝘱𝘰𝘸𝘦𝘳 bak Gatotkaca atau Ironman. Lelaki dan perempuan sama saja; bisa kacau balau ketika tertimpa masalah bertubi.

✒️Bagi kaum perempuan yang menjadi istri, ibu, teman, sahabat, atasan, rekan kerja dsb : jangan anggap lelaki tak punya kelemahan. Mereka juga punya naluri, emosi, persepsi.

𝘚𝘦𝘥𝘪𝘬𝘪𝘵 𝘳𝘢𝘯𝘨𝘬𝘶𝘮𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘪𝘴𝘪 𝘴𝘦𝘮𝘪𝘯𝘢𝘳 𝘵𝘰𝘹𝘪𝘤 𝘮𝘢𝘴𝘤𝘶𝘭𝘪𝘯𝘪𝘵𝘺 𝘴𝘢𝘢𝘵 𝘙𝘢𝘮𝘢𝘥𝘢𝘯 1443 𝘏

Oleh Sinta Yudisia| twitter @penasinta| IG : @sintayudisia

I am a writer and psychologist. A mother of 4 children, a wife of incredible husband. I live in Surabaya, and have published more than 70 books. What do I like the most? Reading and writing. Then, observing people. And also, learning new language

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s